"Tian, ke ruanganku sekarang!” perintah Daniel lewat telepon. Tian menatap ponselnya bingung setelah Daniel memutuskan panggilan secara sepihak. Baru saja ia merasa senang karena mendapatkan pesan singkat yang di kirim dari Farah, kini kesenangannya harus terganggu karena ulah teman dan sialnya juga atasannya itu. Dengan langkah lebar, Tian segera pergi menuju ruangan Daniel. Tok! Tok! Tok! Tanpa menunggu jawaban dari Daniel, Tian masuk. Mengetuk pintu hanya sebagai formalitas saja. Tian menatap Daniel yang sedang terdiam melamun di bangku kebesarannya. “Jadi, kenapa kau menyuruhku ke sini?” tanya Tian to the point. Tidaklah penting baginya harus berbasa basi. “Kau tahu sekretarisku Vellia?” “Hm, wanita cantik yang menurutku blasteran, sepupunya juga tidak kalah cantik,” ujar Tian,

