"Bareng aja, bang? Nanti aku mau jemput Mai juga." Eril mengangguk. Ya dari pada membawa mobil lebih baik ia menebeng pada Agha. Keduanya berangkat ke masjid lebih dulu baru kemudian ke balai desa. Sementara Maira, Hanum, Reni, dan Azka berjalan menuju rumah kontrakan. Solat isya dulu baru kemudian mengobrol. Malam minggu mau ke mana? Gak ke mana-mana. Perutnya juga sudah kenyang tadi. Hahaha. "Tadi mas Eril ngelihatin terus tauk, buuu." Azka melapor. Seperti biasa, mereka memang selalu heboh dengan urusan asmara Hanum. Hahaha. Maira ikut tertawa mendengarnya. Ia senang mendengar mereka mengolok-olok Hanum. "Mas Eril itu baiiikk bangeet jadi manusiaa. Iya kan, kaak?" Kali ini ia meminta persetujuan Maira. Maira tertawa dibuatnya. Ya memang baik sih. Maira akui itu. Rela membuat acara

