"Saya mengajak bertemu bukan untuk bermain-main dengan perempuan." Ia memutuskan untuk mengatakan itu. Baginya, ini pilihan berat. Meski ia juga tak tahu apakah ia tertarik dengan perempuan ini? Atau memang hanya sekedar ingin mencoba? Bukan karena takut hidup sendiri. Tapi ia harus melawan. Ia harus terus maju bukannya membiarkan diri tenggelam dalam luka. Ya kan? Ia tak tahu bagaimana perasaan Hanum. Yang ia lihat, perempuan itu juga sama. Mungkin bisa dibilang lebih berani dibandingkan dengannya. Hanum tampak menghadapi ini dengan biasa. Karena baginya, dieprtemukan dengan beberapa laki-laki adalah hal yang lumrah. Semua orang di sekitarnya yang ketakutan kalau ia belum menikah. Ia justru santai. Memangnya berdosa kalau ia belum menikah? Enggak kan. Yang penting ia tak maksiat. Bukan

