Bab 29 “Kalau gitu, nanti malem ikut Mas, ya? Kebetulan ada pengajian akbar di masjid jami. Dulu, Keysa rutin ikutin kajian. Mas harap, kamu juga bisa seperti almarhumah.” Duh ... malu rasanya. Bisa-bisanya pikiranku mengarah ke sana-sana. Ternyata, Mas Laksa hanya mau mengajakku untuk menghadiri pengajian di masjid. Seandainya malaikat bisa terlihat, mungkin kini tengah menertawakan salah sangkaku. “Iya, Mas.” Aku tersenyum, supaya tidak kentara sudah salah sangka. “Oke,” tukasnya seraya mencubit ujung hidungku sekilas. Mas Laksa pun lekas mengambil laptop. Dia sempat meminta maaf karena harus menyelesaikan pekerjaan pentingnya yang tertunda. Aku meneruskan kegiatan berselancar di sosial media dan sesekali mencuri-curi pandang ke arahnya. Selepas magrib Mas Laksa mengajakku berangka

