Berbaju serba hitam

1352 Kata
Mobil sport merah terparkir tepat pada sebrang jalan sepermarket, menjadi satu pemandangan menarik bagi karyawati supermarket itu , dalam 2 hari ini setiap jam pulang kerja selalu ada disana , awalnya tak ada yang curiga namun setelah dua hari para karyawan supermarket itupun mulai penasaran , siapa gerangan pemilik mobil mewah itu. Raka yang ada didalamnya selalu setia mengamati setiap yang keluar dari supermarket itu dengan jeli, matanya mencari sosok pujaan hatinya , wanita yang telah dia sakiti. Senyumpun terukir indah diwajahnya ,perasaan lega setelah melihat Ana keluar dari supermarket dengan temannya, seorang wanita yang seperti nya baik , hati Raka sedikit lega melihatnya. Wajahnya yang cantik tak sedikitpun berkurang walaupun penat setelah berkerja seharian, Raka mulai menghidupkan mesin mobilnya, mengikuti langkah kaki Ana, tadinya Ana bersama Naya berjalan bersama , karna rumah Ana dan kontrakan Naya lumayan dekat. Tapi karena Naya tiba-tiba mendapat telfon jika temanya ingin bertemu disatu lestoran ,maka Naya pun meninggalkan Ana. Ana yang berjalan sendiri merasa ada yang membuntuti sedikit takut ,Memang ini masih lumayan sore tapi karna jalanan sepi Ana menjadi tambah takut ‘ Apa ada yang membututi aku ya, tapi siapa? ‘ Ana menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, Raka tak bisa bersembunyi ,walau memang dia tak terlihat tapi mobilnya pasti akan terlihat. Ana pasti akan mengenali mobil yang menjadi perbincangan temannya satu supermarket dari dua hari yang lalu. ‘Mobil itu lagi,, sebenarnya siapa dia ? Kenapa mengikuti aku , apa yang dia mau? Ya Allah lindungi aku dari orang orang jahat ' kakinya gemetaran karna merasa takut, jika dia mempercepat langkahnya dia takut mobil i itu juga akan mengikutinya semakin cepat , tapi jika dia berhenti disini sangat sepi, Ana juga takut jika dia diapa-apain, Gimana ini apa yang harus aku lakukan ,aku takut’ Ana menghadap mobil itu , dia ingin tau sebenarnya siapa yang selama 2 hari ini mengikutinya, apa tujuannya sebenarnya, mengapa mengikutinya “ Hai yang disana , kamu siapa ? Kenapa kamu mengikutiku “ Ana berteriak pada orang yang ada didalam mobil itu, tapi tidak ada Jawaban dari nya, Ana semakin Penasaran. Ana berjalan mendekati mobil itu , langkahnya penuh dengan kehati-hatian. tapi sebelum Ana melangkah lebih dekat keluar seseorang membuka pintu mobil itu, sepatu pantofel hitam yang terlihat lebih dulu , bayangan Ana tentang penjahat berbaju hitam ,bersepatu hitam dan memakai kaca mata Hitam sekejap menyeruak memenuhi otaknya, fikiranya langsung tertuju pada penculikan dan berakhir pembunuhan, ( *Telah ditemukan sesosok mayat seorang gadis berusia kira-kira 23 tahun , penuh luka bacokan diseluruh tubuhnya. Diduga sebagai korban pembunuhan dan di buang di pingir jalan * Seorang pembawa berita di salah satu stasiun televisi mengabarkan Bu Rina yang sedang melihat acara televisi saat itu histeris saat dibacakan identitas si korban, yang teryata adalah anaknya sendiri ) Bayangan Ana bahkan jauh ke sana, Ana mundur satu langkah saat orang yang berada didalam mobil itu mulai keluar dari mobilnya, dan teryata,,,,, Seorang bapak-bapak seumuran bapaknya Dengan senyum ramahnya sambil sedikit membungkukkan tubuhnya, membawa paperbag coklat besar berjalan ke arah Ana, Ana yang mematung karna apa yang dibayangkan meleset jauh bahkan sama sekali tak mendekati. “ Selamat sore non, saya Wardi , saya diminta seseorang menyampaikan ini untuk non” pak Wardi sambil menyodorkan paperbag itu pada Ana “ ma,, maf pak siapa ya pak yang meminta bapak mengantarkan ini untuk saya?” “ untuk itu maaf non bapak ngak bisa menjawab , karna beliau berpesan untuk merahasiakan identitasnya, dan maaf jika saya mengikuti non , Karna tadinya beliau minta untuk memberikan ini dirumah non, karna bapak nggak diberi alamatnya ya ahirnya bapak mengikuti non begitu” pak Wardi menjelaskan alasannya, walau sebenarnya itu adalah sekenario yang telah diberikan Raka di mobil tadi. Sedangkan Raka yang ada didalam mobil tersenyum dengan akting pak Wardi yang nggak begitu buruk, kebetulan pak Wardi asli orang Surabaya jadi walau berbicara dengan bahasa Indonesia , logatnya masih kentl surabayaan “ baiklah pak kalau begitu, tolong sampaikan terimakasih sama yang memberikan ini ya pak, kalau begitu saya pergi dulu, mari pak” dengan sopan Ana meninggalkan tempat itu, rasa was-was dihatinya masih ada, bahkan detak jantungnya sangat kencang saking takutnya, Ana menoleh kembali ke arah mobil tadi , dan masih ada ditempatnya , hanya bapak yang tadi udah masuk. Ana melangkah lagi , beberapa langkah kemudian Ana menoleh lagi , mobil itu berjalan dan sedikit terbuka jendela belakangnya, sekelibat Ana melihat wajah Raka disana yang sedang merunduk , seperti bermain handphone. ‘ mas Raka,, apa benar itu mas Raka? Kenapa aku yakin itu mas Raka, tapi kenapa dia disini? Aku kangen mas hik hik hik’ airmata Ana tiba-tiba jatuh tak tertahankan, tiba tiba badannya lemas , pandanganya gelap seketika ,Anapun terjatuh pingsan “Dok ,,, dok suster tolong saya, “ Raka yang membopong Ana sambil berlari di lobi rumah sakit terdekat, untung saat Ana pingsan Raka sempat menoleh kembali dan melihat Ana yang sudah jatuh di jalan membuat Raka panik, Raka langsung membawa Ana kerumah sakit terdekat, “ Baik pak , tolong tidurkan ibu disini” beberapa suster membawa dorongan mendekat pada Raka, Rakapun menidurkan Ana disana dan tampa sadar mengecup kening Ana sebentar, Anapun di bawa keruang priksa , Raka mendampingi sampai depan pintu “ Maaf pak , bapak tunggu diluar saja ya” seorang suster menghentikan langkah Raka saat mau ikut masuk kedalam ruangan, setelah beberapa saat seorang dokter keluar dari ruangan “ keluarga pasien?” Raka yang sedang duduk cemas menunggu hasil pemeriksaan kaget dan langsung menemui sang dokter, “ iya saya dok,, bagaimana keadaanya dok?dia baik baik saja kan dok?” tanya Raka dengan wajah cemas dan terlihat sangat takut “Apa bapak suaminya?” Deg ,,,Raka yang mendengar pertanyaan sang dokter terdiam, Raka hanya diam tak menjawab, dengan diamnya Raka, dokter itu tak melanjutkan pertanyaan nya, “ Begini pak, mbaknya nggak ada penyakit serius , hanya mungkin mbaknya lagi stres banyak fikiran, bapak tenang dalam beberapa hari dirawat disini pasti pulih kembali ,,hanya butuh istirahat sementara mbaknya belum siuman ya pak , silahkan jika bapak ingin menemani” dokter itupun pergi meninggalkan Raka yang diam seribu bahasa Raka melihat Ana yang sekarang terbaring lemah merasa sangat bersalah dengan semua ini, dia yakin Ana sampai stres karenanya, Raka menggenggam tangan Ana menciumi nya beberapa kali, sempat membelai wajah menciumnya juga, tapi setelah Raka tersadar , Raka langsung pergi meninggalkan Ana, Raka takut jika Ana terbangun dan melihatnya , Ana akan tambah stres dan marah pastinya. Raka memilih keluar kamar dan meminta pak Wardi untuk masuk,, mengaku sebagai yang membawa Ana kesini. Benar saja selang beberapa menit Ana pun sadar, Dia menanyakan dimana dan siapa yang membawanya kesini, Wardi yang berada di sampingnya menjawab semua pertanyaan Ana sesuai dengan arahan bosnya. Wardi pun pamit pulang sebelumya memberitahun jika sudah menghubungi seseorang , lewat handphone yaitu Ardy, padahal yang menghubungi adalah Raka, untung saja Ardy nggak mengenali suara Raka. Sebelum pergi Raka sudah melunasi semua tagihan selama 3 hari Ana dirawat disana sesuai anjuran dokter. Raka melihat Ana dari jendela kaca di dekat pintu, Ana yang sedang tertidur , rasanya ingin menemaninya terus tapi dia nggak bisa karna ada meeting lagi sore ini. “ sus tadi lihat ada paperbag coklat nggak ya sus pas aku masuk?” tanya Ana pada suster yang sedang mengecek keadaan Ana “ tadi kayaknya dikasih dilemari deh mbak sama pacar mbak” jawab suster itu “ Ha, suster ini bisa aja ,masa iya aku pacaran sama bapak- bapak sih sus” Ana sedikit tertawa dengan peryataan suster itu “ tapi tadi masnya guanteng banget kok mbak , pakek jas hitam , pokoknya perfek banget, romantis juga mbak ,tadi aja ngecupnya penuh cinta banget aku yang melihatnya saja iri mbak” Ana semakin bengong dengan pertanyaan panjang sang suster “ pakai jas sus?” padahal pak Wardi tadi hanya pakai kemeja putih saja, dan kecup masa pak Wardi tadi berani melakukannya, sepertinya orangnya sopan banget, tapi ganteng???? “ iya mbak ganteng banget pokoknya” suster sambil bereskan alat yang tadinya untuk mengecek keadaan Ana, Ana semakin bingung dan diam setelahnya , menelaah kata demi kata yang disampaikan si suster itu,dalam fikiranya langsung tertuju pada sosok Raka, yah ciri- ciri itu lebih mengarah pada Raka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN