Dipercepat

1016 Kata

Hari itu Nadia baru sampai di halaman rumahnya, dan segera melangkah masuk ke dalam rumahnya. "Assalamualaikum ...." Nadia mengusap salam ketika memasuki rumahnya. Nadia tertegun, lagi-lagi kepulangannya kali ini, disambut dengan tatapan tajam dari sang papi. Sama persis dengan kejadian beberapa tahun lalu. Nadia melangkah menghampiri papinya, lalu menyalami pria paru payah tersebut. "Nadia, kapan kamu akan berubah? Jangan bisanya hanya membuat masalah saja!" ujar Papi Bram dengan nada datar. "Maksud Papi, apa?" tanya Nadia pada papinya. "Tadi pihak sekolah menelepon mami kamu. Beliau bilang, kamu membuat keributan lagi di sekolah," sahut Papi Bram. "Nadia minta maaf Pih." Nadia menundukkan wajahnya. Kali ini ia tidak ingin menentang sang papi. Karena, keadaannya yang sangat lelah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN