“Lu di mana?” “Halah! Bilang aja kalau lu mau nanyain Dina di mana!” teriak Ardan diponselnya. Adit terbahak di seberang sana. Ardan sudah hapal modus-nya si Adit sih. Makanya Ardan gak heran kalau Adit jadi rajin me-neleponnya. Rajin menghubunginya. Karena kan si Dina udah gak pernah mengangkat telepon Adit apalagi membalas pesan-pesan dari Adit. Ardan sih paham masalahnya. Makanya, kadang si Ardan suka kasihan sama si Adit. “Gue masih di lift kantor nih. Mau ke parkiran motor. Ntar aja lo neleponnya, Dit.” Adit mengiyakan saja lantas mematikan ponselnya. Ia menghela nafas. Ini benar-benar seperti ia mengejar Fasha dulu. Bedanya, si Dina masih mau membalas komentarnya di i********: kalau gadis itu meng-upload foto. Walau yah, Adit merasa betul kalau Dina enggan untuk terlalu akrab denga

