Suara-suara berisik dan aneka bau-bau masakan mengganggu tidur nyenyak Rainier. Pemuda itu semakin masuk ke dalam selimut tebalnya, tapi hm, selimutnya terasa berbeda, baunya juga beda. Rainier tak ambil pusing. Sudah lama ia tidak tidur panjang. Sesekali mungkin tidak masalah.. Seseorang mengambil paksa selimut yang menutupi wajahnya. “Sayang, bangun.. Sudah siang.” Hm? Suara Lyssa. Kecupan demi kecupan tiba-tiba menghujani bibir Rainier. Tidak perlu membuka mata, Rainier tahu itu bibir Lyssa. Pemuda itu balas mengecup. Bibir Lyssa yang berada di antara bibirnya ia tahan. Ia lumat lembut. Lama tak ia lepaskan sambil mengumpulkan nyawanya yang berserakan. Rainier membuka matanya malas-malasan. Wajah Lyssa berada di atasnya, tersenyum manis. Rainier menyesap dalam-dalam bibir Lyssa y

