“Kak Lyssa ada di dapur.” Si anak kelas sepuluh penjaga pintu depan berujar. Rasa lega menghampiri Rainier, begitupun teman-teman di belakangnya. “Lyssa bisa masak? Aku baru tahu,” komentar Leo. Rainier melangkah menuju dapur, teman-temannya juga ikut. Berniat ikut serta mencicipi masakan buatan Lyssa. Pemandangan di dapur benar-benar di luar dugaan. Rambut pendek Lyssa lepek, mata hijau lebar itu berbinar dengan inosennya. Di tangannya, semangkuk besar tumisan daging dengan potongan yang tidak rata berwarna-warni antara setengah matang dan hitam gosong. Brokoli dan tomat benar-benar tidak terselamatkan, layu terguyur minyak panas dengan kegosongan yang tidak merata. Lyssa yang melihat ada yang datang, mengangkat wajah. Tersenyum saat melihat Rainier. “Sayang sudah selesai rapatny

