Rainier mengabulkan. Pemuda itu memeluk Lyssa untuk lebih dekat. Satu tangannya masuk ke dalam kaus Lyssa, mengelus kulit punggung Lyssa sementara tangan satunya menangkup wajah kekasihnya. Slurp... Bibir Rainier membawa masuk bibir kekasihnya. Mengisap-isap lembut. Lyssa semakin mendekatkan diri. Dibantu oleh Rainier, gadis itu kini duduk di pangkuan sang pacar baru. “Sekarang aku bisa melihat wajah kamu tanpa harus leherku capek-capek lihat ke atas,” ujar Lyssa senang. Rainier tersenyum tipis. “Nih, liatin sepuas kamu.” “Hehehe.” Dengan hati yang berbahagia, Lyssa mengecup-ngecup singkat bibir Rainier. Suara kecupan memenuhi teras rumah. Lyssa berani bersumpah. Pasti saat ini Kak Lia dan Kak Dina sudah masuk kamar. Tidak akan berani menguping. Rainier mengambil alih. Pemuda itu

