Kembalinya Arabelle
Arabelle Gandhi, gadis berusia 26 tahun yang selama 5 tahun ini menyimpan dendam pada keluarga James Groups, karena kematian kedua orangtuanya berasal dari keserakahan 1 keluarga tersebut. Dan untuk itu, kini Arabelle kembali ke negaranya, setelah menyelesaikan studinya di luar negeri, untuk membuat orang-orang yang telah membuatnya kehilangan kasih sayang kedua orangtuanya, menderita.
Gadis itu berjalan dengan wajah datar yang di tutupi oleh kacamata hitam, sambil menarik kopernya menuju pada seorang pria yang sekarang telah merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum ke arah gadis itu.
"Akhirnya kamu pulang juga Belle," ucap Andrico yang sekarang menarik gadis tersebut ke dalam pelukannya, yang langsung di balas oleh gadis itu.
Sekitar beberapa menit kemudian, mereka melepaskan pelukan mereka, dan menatap mata satu sama lain.
"Are you okay, Belle?" Tanya Andrico yang di angguki oleh Arabelle.
"Tenang aja, aku baik-baik aja, Rico. Mending sekarang kamu bawa aku pulang, aku udah capek belasan jam di pesawat tau," jawab Arabelle yang membuat Andrico terkekeh dan mengacak rambut gadis itu pelan.
"Okay Bos. Ya udah yuk, sekalian aku mau kasih informasi yang kamu minta aku cari pas kita udah di mobil," ucap Andrico yang kini mengambil alih koper yang di bawah oleh Arabelle.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke parkiran bandara, dengan tangan Andrico yang satunya merangkul bahu Arabelle.
"Infonya lengkap kan?" Tanya Arabelle, ketika Andrico memberikan sebuah amplop coklat berukuran besar padanya, ketika mereka telah berada di dalam mobil.
"Sesuai keinginan kamu," jawab Andrico dan setelah itu mulai sibuk mengendarai mobilnya.
Arabelle kini membuka amplop coklat tersebut, dan menarik kertas yang berisi semua tentang tunangan Chalondra James 32 tahun.
Aksa Bradley.
Nama itu tertera jelas di kertas tersebut, beserta semua apa dan yang tidak di sukai oleh pria itu. Sahabatnya ini memang bisa di andalkan, karena semua tentang Aksa yang ia butuhkan untuk mendekati pria itu, telah ada di tangannya sekarang. Pria berusia 32 tahun itu memang tidak bersalah, tapi Arabelle membutuhkan pria itu untuk membuat Chalondra hancur. Maka dari itu, ia akan membuat pria itu jatuh cinta padanya, dengan cara apapun. Walaupun pada akhirnya, ia hanya akan berakhir menjadi selingkuhan dari pria itu, tidak masalah baginya. Karena setelah ia selesai membalaskan dendamnya, maka ia akan pergi dan meninggalkan Aksa pada akhirnya.
"Thank you, Rico. Kamu memang sahabat paling terbaik, yang aku punya," ujar Arabelle.
"Kan, aku udah janji. Aku akan bantu kamu," balas Andrico.
"Oh iya, sebentar malam, acara ulang tahunnya Dio, Aksa pasti datang kan?" Tanya Arabelle tiba-tiba, ketika mengingat salah satu karyawan yang bekerja di perusahaannya itu yang sekarang di ambil alih oleh Andrico, karena selama ia akan membalas dendam, tentu ia harus berpura-pura menjadi karyawan biasa saja di perusahaannya tersebut.
"Udah pasti datang dia mah. Kan Dio sahabatnya Aksa," jawab Andrico tanpa melihat ke arah Arabelle, karena jalanan di depan mereka sekarang terlihat sedikit padat kendaraan, hingga pria itu harus berhati-hati tentunya.
"Aku juga harus datang kalo begitu." gumam Arabelle.
"Emang kamu di undang?" Tanya Andrico berniat bercanda.
"Pokoknya kamu harus akalin, sampai aku bisa ada disana, tanpa ada kecurigaan apa-apa. Apalagi nanti aku mau masuk sebagai karyawan biasa kan di kantor nanti," ucap Arabelle.
"Iya siap-siap."
***
"Belle, kamu yakin dengan pakaian kamu ini?" Tanya Andrico sambil menatap dari atas sampai ke bawah penampilan Arabelle malam ini.
"Ya yakin dong. Nggak mungkin aku ketemu Aksa, terus kelihatan lusuh kan," jawab Arabelle yang membuat Andrico mendesah pelan.
"Tapi pakaian kamu malam ini, terlalu sexy Belle. Apa-apaan ini, belahan d**a rendah, bahu sama punggung ke ekspos semua, terus belahan di kaki sampai di paha atas. Astaga Belle." ucap Andrico yang tidak habis pikir dengan penampilan sahabatnya itu malam ini, "kamu nggak ada niatan buat tidur sama Aksa kan?"
"Memang itu rencana aku, Rico." balas Arabelle.
"Aish kamu membuat aku gila!" Frustasi Andrico sambil mengacak rambutnya, "bukan kayak gini caranya, kalo kamu mau rebut Aksa dari Chalondra. Nggak seharusnya kamu mengorbankan tubuh kamu, buat pria yang nggak kamu cintai."
"Aku nggak peduli, Rico. Untuk menjadi seorang pemenang, harus ada pengorbanan. Dan tentunya untuk membalas dendam dengan sempurna, harus ada yang di relakan," ucap pelan Arabelle.
"Kamu yakin, kamu nggak akan nyesel nantinya? Kalo misalnya suatu hari nanti kamu berhasil tidur sama Aksa?" Tanya Andrico yang dengan cepat mendapatkan gelengan kepala cepat dari gadis itu.
"Penyesalan, hanya untuk orang-orang bodoh. Dan aku bukanlah gadis yang bodoh." gumam Arabelle.
Di lain tempat, Aksa dan Chalondra sedang berada di tepi jalan yang sepi akan pengendara. Mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju ke pesta ulang tahun sahabat Aksa, Dio. Hanya saja, kini mereka berdua malah memadu kasih di dalam mobil, dengan Chalondra yang sekarang duduk berhadapan dengan Aksa, di pangkuan pria itu dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun, begitu juga dengan Aksa. Pakaian mereka berdua sekarang telah berakhir di jok belakang.
Huh
Helaan napas lega keluar dari bibir mereka berdua, ketika puncak pelepasan akhirnya datang pada mereka berdua.
"Aku mencintaimu Chalondra." ucap Aksa.
"Aku mencintaimu Aksa." balas Chalondra.
Aksa kini meletakkan tubuh polos Chalondra di jok yang berada di sampingnya, dan setelah itu ia mengambil pakaiannya dan Chalondra di jok belakang.
"Aksa." panggil Chalondra.
"Apa sayang?" Tanya Aksa, yang sekarang sedang sibuk kembali menggunakan pakaiannya.
"Kamu kenapa, sampai sekarang nggak mau kita melakukannya? Padahal aku ini tunangan kamu, kalo aku tiba-tiba hamil kan, kita bisa menikah nantinya," tanya Chalondra. Karena selama ini, walaupun mereka berdua sering memadu kasih di setiap ada kesempatan, dan juga mereka sudah sering melihat tubuh polos satu sama lain, hanya saja tubuh mereka belum sampai menyatu. Mereka hanya saling membantu untuk mendapatkan puncak pelepasan.
"Belum waktunya, sayang. Aku mau nanti pas kita udah menikah, baru kita melakukannya," jawab Aksa yang tengah sibuk mengancingkan kemejanya.
"Kamu selalu buat aku berpikir, kalo sebenarnya aku ini, nggak menarik loh. Makanya kamu nggak mau melakukannya sama aku," ucap Chalondra dengan bibir menggerecut.
Aksa mengusap sayang pipi Chalondra. "Aku nggak pernah berpikir kayak gitu sayang. Udah sekarang kamu pakai dress-nya lagi ya," bujuk Aksa pada kekasihnya itu yang sekarang memang masih belum kembali menggunakan pakaian yang ia berikan pada wanita itu.
"Iya-iya bentar. Tapi aku mau kita ke hotel bentar bisa nggak sih? Nggak enak kalo ke pesta ulang tahun sahabat kamu, terus aku lengket karena keringat gini," ucap Chalondra.
"Ya udah, kita ke hotel dulu buat bersih-bersih."