HD | Ayana Mabuk

1544 Kata
"Emnh..Om-hh..ahh.." de-sah seorang gadis yang tampak terbaring pasrah di bawah kungkungan seorang pria dewasa bertubuh jangkung. Di sisi lain sang pria terus melayangkan c*m-buannya pada da-da membusung sang gadis. Sesekali dia akan menghisap puncak da-da gadis itu hingga membuat sang empu mende-sah keenakan. Sembari memainkan da-da sang gadis dengan mulut dan lidahnya, tangan pria itu bergerak mengobrak-abrik milik gadis di bawahnya dengan brutal. Membuat sesuatu yang basah dan berle-ndir terus keluar dari inti gadis itu. Prak Ayana membanting ponselnya di atas meja belajar Emily dengan cukup keras hingga menimbulkan suara. Dilepaskannya headset bluetooth yang tersumpal di telinganya dengan kasar. "Ih, Ayana pengen lagi." gumam gadis itu kesal. Gadis itu sebenarnya tengah menonton video dewasa di ponselnya. Setiap malam dia selalu terbayang-bayang akan kejadian dimana Adam tengah memainkan tubuhnya. Dan itu sering membuat Ayana merasa susah tidur. Untuk menghilangkan pikirannya dari kejadian tersebut, Ayana mulai sering menonton video-video seperti itu. Jika biasanya dia akan merasa lega setelah melihat video tersebut, namun berbeda dengan malam ini. Ayana justru ingin merasakannya lagi bersama Adam. Mendengus kesal, gadis yang tengah memakai baju tidur satin sepanjang setengah paha dengan potongan d**a rendah itu memutuskan untuk keluar dari kamar Emily. Dia ingin mendinginkan otaknya dengan minuman dingin. Berjalan santai menuju dapur, Ayana tidak menyadari jika ada sepasang mata hitam yang tengah menyorotnya sedari tadi. Awalnya Ayana hendak mengambil air dingin yang ada di dalam kulkas, namun saat melihat botol kaca dengan minuman berwarna kuning membuat Ayana tergoda. Dengan senyum menyeringai dia menenggak minuman itu hingga hampir tandas. "Arghh.. I love wine so much." gumam Ayana terkekeh dengan netra coklatnya yang mulai berkunang-kunang. "Kamu mencurinya lagi." seru sebuah suara berat yang sangat Ayana kenali. Bukannya merasa takut karena tertangkap basah telah mencuri wine milik Adam, gadis itu justru menoleh sembari menatap sosok itu dengan sayu. "Om Adam? Kamu Om Adam kan?" tanya Ayana melantur. Sosok yang ada di hadapan Ayana saat ini tampak mendengus. Lalu merebut botol kaca yang masih ada di genggaman Ayana. "Sudah berapa kali saya katakan, jangan meminum minuman seperti ini, Ayana." marah pria tersebut, yang tak lain adalah Adam. Ayana terlihat cengengesan dengan wajahnya yang memerah. Kelopak matanya terasa sangat berat untuk sekedar terbuka. "Kenapa, Om? Ayana suka minum wine. Ayana pengen minum lagi." kata Ayana sembari berusaha merebut botol kaca di tangan Adam. Namun pria itu dengan sigap menjauhkannya dari jangkauan Ayana. "Saya tidak akan membiarkan kamu minum lagi." ujar Adam terdengar kesal. Ayana merubah raut wajahnya menjadi cemberut. Tanpa disangka, gadis itu merapatkan tubuhnya pada tubuh Adam. Melingkarkan lengan kecilnya di pinggang pria itu. "Ayana nggak bisa tidur, Om. Ayana kepikiran terus sama sentuhan Om Adam waktu itu." kata Ayana sembari membuat sebuah lingkaran abstrak di d**a Adam. Adam menggeliat tidak nyaman dengan kedekatan tersebut. Dia berusaha melepaskan pelukan Ayana. Namun gadis itu bersikeras tetap memeluknya. "Lepas, Ayana." desis Adam dengan giginya yang saling merapat. Ayana menggeleng lirih dengan kelopak matanya yang setengah terbuka. Dia mendongak, dan berusaha menggapai bibir Adam. Namun pria itu dengan sigap membuang wajahnya ke arah lain. Sehingga bibir Ayana mendarat di rahang kasar Adam. Bukannya menghentikan aksinya, Ayana justru dengan sengaja menciumi rahang Adam. Membuat pria itu meremang dan semakin berusaha melepaskan diri. Akhirnya Adam dapat melepaskan belitan lengan Ayana pada pinggangnya. Pria itu mundur teratur, menjaga jarak dari Ayana yang hendak kembali mendekatinya. Di sisi lain Ayana merasa kesal karena mendapat penolakan dari duda tampan tersebut. Dengan kondisinya yang setengah sadar, Ayana mulai menurunkan tali penyangga gaun tidur pada bagian pundak. "Kenapa Om nolak Ayana? Padahal kita udah pernah lebih dari ciuman, Om." lirih Ayana dengan nada sensual. Adam dengan jelas dapat melihat pundak mulus Ayana. Apalagi d**a membusungnya yang terlihat tertekan karena gaun tidur yang Ayana kenakan. Glup Adam tak sekalipun merespon ucapan Ayana. Membuat gadis itu menatap ke arahnya dengan tatapan sayu. Ayana menarik sudut bibirnya ke atas saat melihat tatapan Adam terfokus pada bagian dadanya. Dengan berani dia semakin menurunkan gaun tidur yang dia kenakan hingga sebatas perut. Sial. Adam mengumpat saat melihat pemandangan indah di depan matanya saat ini. Bagaimanapun dia juga seorang pria normal. Terlebih sudah lama dia tidak merasakan kehangatan dari seorang wanita setelah ditinggalkan Millie dan bercerai dengan istrinya Nathalie. Ayana menggigit bibir bawahnya sensual. Menangkup kedua bukit kembarnya yang polos sembari mengulum senyum. "Ayana tau Om Adam pengen ini, kan?" kekeh Ayana. Gadis itu mendudukkan dirinya di atas meja makan. Lalu membuka kedua kakinya cukup lebar hingga memperlihatkan cela-na dal-amnya yang tersembunyi. Kedua lengan mungilnya bertumpu pada meja dengan punggung yang condong ke depan. Membuat bukit kembarnya terlihat lebih membusung. "Ayo, Om. Lakuin apapun yang mau Om Adam lakuin sama Ayana." kata Ayana sengaja bersuara seperti orang sedang mendesah. Bagai bawahan yang patuh pada majikannya, Adam tanpa sadar mulai berjalan mendekati Ayana. Berdiri menjulang di depan sang gadis yang dalam keadaan setengah terbuka. Ayana tersenyum tipis sembari menatap Adam dengan mendamba. Gadis itu mengambil tangan Adam lalu meletakkannya di atas da-da kanannya. "Ahh.." Ayana seperti tidak peduli jika Adam akan menganggapnya seperti gadis yang haus belaian. Yang dia inginkan saat ini hanyalah sentuhan Adam seperti waktu itu. Gyut Adam yang sedari tadi terjebak dalam ilusinya berusaha untuk menghentikan aksinya. Namun saat dia melihat ke arah Ayana, entah mengapa gadis itu justru berubah menjadi sosok yang begitu sangat dia rindukan. "Millie.." lirih Adam dengan netra jelaganya yang berpendar terkejut. Deg Lagi-lagi, Ayana merasakan rasa sesak di dalam dadanya saat Adam menyangka bahwa dirinya adalah Millie. Namun dia tidak ingin menyudahi kegiatan ini saat melihat binar bahagia tampak jelas di mata Adam. "Emnh..yeah.. ini Millie, Om." balas Ayana dengan anggukan lirihnya. Mencoba menghilangkan rasa sesak yang mendera hatinya. Adam mulai berhalusinasi jika gadis di bawahnya saat ini adalah Millie. Gadis cantik yang selama ini menjadi pemilik hatinya. Karena yakin jika gadis tersebut adalah Millie, dengan tergesa pria itu mema-ngut bibir ranum itu. Mengu-lum, melu-mat dan menye-sapnya dengan rakus. Ayana yang mendapat serangan tiba-tiba tersebut merasa kewalahan. Apalagi dia baru dua kali ini berciuman, itupun dengan Adam yang saat itu tengah mabuk. "Emph..Om-hh.." terdengar desa-han tertahan dari bibir Ayana. Plop Adam melepaskan ciuman mereka dengan netra jelaganya yang menatap intens manik coklat di depannya. "Panggil saya Daddy, Baby. Saya paling suka mendengar kamu mende-sahkan saya seperti itu." ujar Adam tersenyum manis yang membuat Ayana tertegun. Pria itu kembali menyerang bibir Ayana. Menciumnya dengan menggebu, sesekali menggigit bibir bawahnya dengan gemas. Ayana yang sejak lama menginginkan hal ini, membiarkan Adam melakukan apa saja pada dirinya. Kini bibir Adam mulai turun ke leher jenjang Ayana. Menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher gadis itu. Sembari mencu-mbu leher putih Ayana, kedua tangan Adam dengan terampil mulai memainkan kedua d**a gadis itu. Mere-mas buntalan daging kenyal itu dengan gemas. Lalu memelintir puncak dadanya yang mengeras. "Ahh..yeahh..Daddyhhh.. " desah Ayana yang semakin membuat Adam merasa terbakar. Dengan tergesa pria itu menurunkan c*m-buannya. Menenggelamkan wajahnya di bela-han d**a Ayana. Tak cukup sampai disitu, mulut Adam mulai bekerja mengu-lum bukit kembar Ayana. Membuat gadis itu mende-sah keenakan dibuatnya. Ayana menjambak rambut Adam cukup kuat saat pria itu tak henti menyu-su kepadanya. Dia benar-benar sangat rakus seperti bayi yang belum minum hampir satu bulan. Sesekali terdengar ringisan dari bibir Ayana saat Adam menye-dot pu-tingnya cukup kuat. Namun gadis itu hanya diam saja dan menikmati perlakuan kasar Adam pada dadanya. "Akhh.." Tubuh Ayana tiba-tiba saja tersentak saat jari-jari Adam tengah bermain di antara kedua kakinya. Entah sejak kapan pria itu menyingkap CD yang Ayana kenakan ke arah samping. Ayana mere-mas lengan kekar Adam saat jari-jari pria itu bergerilya di selang-kangannya. Mengobrak-abrik bagian tersembunyi yang belum pernah dijamah oleh orang lain selain Adam. "Daddyhh..ouhhh..ahh.. " Tubuh Ayana menggeliat tidak karuan saat Adam memainkan biji kacang pada bagian tengahnya. Rasa geli bercampur nikmat membuat Ayana tak dapat membendung pekikan dan desa-hannya. Masih dalam pengaruh ilusinya, Adam terus bergerak menjamah tubuh ranum Ayana. Meninggalkan jejak basah dan panas pada sekujur tubuh gadis itu. Kini Adam tengah berjongkok di depan Ayana yang tengah terduduk lemas setelah puas bermain dengan dadanya. Jejak-jejak merah bertebaran di bukit kembar gadis itu. "Kamu benar-benar luar biasa, Baby." bisik Adam menatap takjub bukit tembam Ayana. Ayana mengulum senyum mendengar ucapan Adam. Walaupun dia tahu jika pujian itu ditujukan pada gadis bernama Millie. Adam mengangkat sebelah kaki Ayana dan dia letakkan di atas pundaknya. Membuat posisi Ayana saat ini benar-benar menantang. Tak ingin basa-basi, Adam mulai mendekatkan wajahnya pada bibir bawah Ayana. Mengecup, menyesap dan menji-lat area tersebut dengan bibir dan lidahnya yang lihai. "Ahh..Oh..Goshh..ouhhh.." Ayana yang baru pertama kali ini merasakan kenikmatan tersebut tak dapat membendung desahannya. Gadis itu mere-mas tepian meja dengan Adam yang tak berhenti bermain di antara kedua kakinya. Adam tidak hanya memainkan milik Ayana dengan bibir dan lidahnya saja, namun juga kedua jarinya yang keluar masuk di inti gadis itu. Membuat sang empu akhirnya merasakan yang namanya pelepasan pertama. Melihat gadis di depannya dalam keadaan yang lemas, tak membuat Adam mengurungkan niatnya. Pria dengan kedua netranya yang dipenuhi dengan kobaran ga-irah itu kemudian membopong tubuh lemas Ayana ala bridal style. Tujuan Adam saat ini adalah kamarnya. Ga-irahnya sudah berada di ubun-ubun sejak pertama kali merasakan bibir manis gadis itu. Ayana yang samar-samar sadar Adam membawanya ke arah mana justru tersenyum simpul. Dan malam ini, gadis itu benar-benar akan memberikan kesuciannya pada pria duda beranak satu, Adam Holland. Yang justru mengira jika dirinya tengah bercin-ta dengan Millie Watson, sugarbaby-nya dulu. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN