1

722 Kata
Disebuah rumah, tepatnya disebuah kamar yang begitu luas yang dihuni oleh seorang gadis manis dan cantik itu, enggan bangun meskipun sinar matahari sedikit masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia hanya menggeliat kecil dan kembali merapatkan selimutnya untuk tidur kembali. Ia akan kembali menyelami alam mimpi, sebelum sebuah suara teriakan dari luar kamar terdengar oleh kedua gendang telinganya.   "NONA WAKTUNYA BANGUN" teriak pelayan yang biasanya membangunkan gadis itu.   "SEBENTAR LAGI, BI" balas teriakan gadis itu dari dalam kamarnya.   Sang pelayan, yang tadi berteriak untuk membangunkan nona-nya itu berlalu pergi ketika seorang wanita menghampirinya. Wanita itu mengetuk pintu kamar anaknya.   Tok tok tok   “yaish! AKU BILANG SEBENTAR LAGI, BI-   “KAU BANGUN SEKARANG ATAU MAMA SIRAM KAU DENGAN AIR DINGIN” potong wanita tersebut.   “YA YA AKU BANGUN MAMA” wanita yang dipanggil mama itu, melipat tangannya didepan d**a sambil menunggu anaknya membuka pintu kamarnya. “sudah kan ma….aku bangun” kata gadis sang pemilik kamar.   "cepatlah mandi dan turun papa-mu sudah menunggu dimeja makan!" perintah ibunya dan lamgsung dilaksanakan oleh gadis itu.   Setelah berkutat dengan dirinya didalam kamar selama setengah jam, gadis itu keluar darikamar dan menuju ruang makan yang sudah diisi oleh kedua orang tuanya.   "pagi pa ma" sapanya dengan senyum yang merekah diwajahnya.   "pagi Meika, sayang" jawab sang papa.   Gadis yang dipanggil Meika itupun langsung duduk didepan ibunya dan mulai memakan makanan yang sudah tersaji diatas meja. Meika adalah seorang gadis berusia enam belas tahun yang baru saja pulang dari Jepang untuk melanjutkan sekolahnya di negara kelahirannya ini. Ia seorang gadis yang ramah, ceria, dan manis. Keluarga itu makan dengan khitmat tanpa ada suara yang memecah keheningan. Yang ada hanyalah suara dentuman sendok dan garpu yang berpadu dengan piring yang mereka gunakan. Setelah menghabiskan srapannya, Meika langsung berpmitan dengan kedua orang tuanya untuk pergi ke Sekolah barunya.   "aku berangkat dulu pa ma" pamitnya sambil mencium kedua pipi kedua orang tuanya dan tak lupa mencium tangan keduanya.   "hati-hati, sayang….dan jaga sifatmu di Sekolah barumu" balas sang ayah.   Meika hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar rumah menuju bagasi mobil tempat dimana mobilnya terparkir dengan sang supir yang sedang memanasi mesin mobilnya. Sampainya dibagasi Meika langsung menaiki mobil dan menyuruh sang supir untuk menjalankan mobilnya. Awalnya Meika menolak saat ayahnya memberikan supir untuk mengantar jemputnya  ke Sekolah, tapi karena ayahnya memiliki seribu macam cara untuk mebuatnya menurut mau tidak mau Meika menurut dengan ia yang memilih supirnya sendiri. Mobil itu melaju kearah Sekolah baru Meika-SMA 1 Jakarta. Tak butuh waktu lama untuk sampai di Sekolah barunya, mobil itu berhenti didepan sekolahnya. Meika langsung turun dari mobil dan berjalan memasuki area Sekolah. Ia berjalan dikoridor sekolah dengan santai dan tangan yang memegang tali tas punggungnya. Banyak siswa siswi yang melihatnya dengan tatapan takjub bahkan sampai memuji kemanisan yang Meika miliki. Tak hanya itu, ada dari mereka yang menatap Meika dengan tak suka bahkan ada pula yang mencibirnya. Meika jelas tahu hal tersebut, tapi ia hanya diam dan tak peduli dengan orang-orang tersebut.     Sedangkan di kantin Sekolah, banyak murid yang tidak menyaksikan kedatangan Meika termasuk salah satu kelompok lelaki yang sedang duduk dengan tenang dimeja mereka sambil menikmati makanan masing-masing.   "hey hey....aku lihat murid baru itu" kata seseorang yang baru saja datang menghampiri meja mereka.   "yang benar kau, Key?" tanya salah satu dari mereka yang bernama Reza.   "mana mungkin aku bohong, Za"   "apa dia cantik?" kini giliran Eric yang bertanya.   "hmz...menurutku dia lumayan cantik, tapi dia lebih manis"   "wah...aku berharap dia masuk kekelas kita" kata Jacop.   "aku juga berharap begitu" Terlepas dari dari empat orang itu ada salah satu dari mereka yang tidak tertarik sama sekali dengan obrolan keempat temannya tersrbut. Dia asyik memakan sarapannya tanpa niatan untuk bergabung. Setelah selesai menghabiskan sarapannya, lelaki itu pergi dari kantin menuju kelasnya dan mengabaikan teriakan dari teman-temannya.   ❇   Saat ini, Meika sudah berada diruangan kepala sekolah. Ia berdiri didepan meja kepala sekolah dan menunggu wali kelasnya yang akan membawanya kekelas.   Tok tok tok   "masuk" perintah sang kepala sekolah setelah mendengar pintu ruangannya diketuk.   "selamat pagi, pak" sapa seorang wanita yang masuk kedalam ruangan.   "pagi, bu Sena....kenalkan ini murid baru kita, dia akan masuk kekelasmu jadi saya harap kau bisa membantunya untuk masuk kekelasnya" kata dang kepala sekolah pada Sena.   "baik, pak" balasnya. Kemudian dia menatap Meika dan mengisyaratkan gadis itu untuk mengikutinya menuju kelasnya karena sebentar lagi pelajaran akan segera dimulai. tbc...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN