Dikelas 2-A nampak begitu ramai, ada yang menjaili temannya ada yang bergosip ada yang tidur dan ada juga yang saling menggoda satu sama lain, seperti yang dilakukan oleh seorang siswi yang duduk diatas meja dengan menggoda seorang lelaki yang duduk dibangkunya. Dengan genit, siswi itu malah bergelayut manja dengan lelaki tersebut. Gadis itu sangat menikmati perlakuannya pada sang lelaki yang tidak bergeming sama sekali dari posisinya. Gadis itu membungkukkan badannya, mensejajarkan wajah mereka agar terlihat dekat dan ia bisa mencium bibir lelaki itu dengan mulus sebelum suara menginterupsi kegiatannya.
"Lina apa yang kau lakukan? kembali ketempatmu....SEKARANG!" tanya dan suruh seorang guru yang baru saja masuk kedalam kelas mereka.
"baiklah" acuh Lina-gadis tadi) sambil melihat kearah pintu yang sedang berdiri seorang gadis yang tadi pagi ia lihat. Ia lalu kembali ketempat duduknya yang ada barisan tengah.
"huh hampir saja aku mendapatkannya jika guru menyebalkan itu tidak masuk dengan tiba-tiba " kesal Lina dengan wajah kesalnya.
"tenanglah, Lin....nanti juga kau akan mendapatkannya" kata temannya yang ada disampingnya.
"hemz aku tau, Sa" balas Lina.
Guru yang ternyata adalah Sena itupun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Lina yang susah sekali diatur.
"ok, baiklah hari ini kita kedatangan murid baru...." jeda Sena "....perkenalkan dirimu" suruhnya.
"baik, Bu" balas sang Meika.
"hallo namaku Meika....aku pindahan dari Jepang mohon bantuannya" perkenalan Meika berakhir dengan senyum manis gadis itu.
"kalau begitu kamu boleh duduk bersama Siska.....Siska angkat tanganmu!" kata guru itu lagi.
"baik bu terima kasih" balas Meika sambil mengulum senyum kepada sang guru dan berjalan menuju bangku yang ditunjuk oleh Sena tadi. Tanpa diketahui Meika, ada yang memandangnya dengan penuh ketertarikan, ia adalah Jay siswa yang tadi digoda oleh Lina.
"wow kawan, sepertinya kau sedang terpesona dengannya" goda Reza yang duduk satu bangku dengannya.
"diam kau!" sungut Jay sambil melirik Reza dengan mata elangnya.
"jika kalian masih ingin bicara silahkan keluar....Ja dan Reza!" ancam Sena yang sudah mulai menerangkan materinya.
"maaf, bu" kata keduanya.
Pelajaranpun dimulai kembali. Semua siswa siswi mendengarkan penjelasan Sena dengan baik, meskipun ada salah satu siswa yang sedang asyik bermain sesuatu dibenda persegi yang ia pegang sedari tadi, memainkan permainan didalam benda itu tanpa niat mencatat apa yang diterangkan didepan kelas seperti yang dilakukan oleh Jay saat ini. Seperti biasa dia tidak pernah mendengarkan penjelasan dari sang guru dan terkadang dia membolos pelajaran dan duduk diatap sekolah atau tidur disana, tempat dimana ia merasa tenang tanpa ada yang menggagunya sedikitpun.
❇
Kriiiiing
Bel istirahat berbunyi semua siswa berhamburan keluar dari kelas. Ada yang menuju ke kantin, perpustakaan, atau hanya sekedar bergosip saja didalam kelas atau koridor sekolah. Tapi, berbeda dengan Meika dan Siska, mereka berdua berjalan keluar kelas menuju ke kantin. Sampainya mereka di kantin Siska langsung memesankan makanan untuk ia makan bersama Meika, sedangkan Meika mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman. Tak membutuhkan waktu lama, Meika menemukan tempat duduk yang nyaman untunya dan Siska. Setelah Siska selesai memesan makanan, dia langsung menuju meja yang ditempati oleh Meika.
"makanan datang" kata Siska ceria.
"selamat makan…" balas Meika yang diangguki oleh Siska.
Disisi lain. Sandi yang merupakan teman sekelas Siska dan Meika itu sedang mengikuti kedua gadis tersebut. Ia bahkan ikut memesan makanan dan menghampiri meja keduanya.
"hai, apa aku boleh duduk disini bersama kalian?" sapa dan tanyanya pada kedua gadis itu.
"boleh silahkan saja" balas Meika dengan tersenyum pada Sandi dan untuk kedua kalianya Sandi merasa terpesona dengan senyuman yang ditujukan padanya itu. Dengan begitu Sandi-pun duduk disamping Meika dan memakan makanannya.
"oh ya namamu siapa? aku Meika" tanya Meika kepada Sandi.
"emz aku Sandi" balas Sandi sambil tersenyum kepada Meika.
Meika hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan acara makannya sedangkan Siska hanya menatap interaksi keduanya, ia merasa ada yang berbeda dengan Sandi. Ya berbeda karena Sandi adalah orang yang pendiam dan jarang berbicara dengan siapun, tapi hari ini dia berbicara dengan Meika simurid baru itu. Siska jadi berfikir bahwa Sandi menyukai Meika.
❇
Diatap sekolah. Segerombolan anak atau sebut saja mereka gang Jay sedang berkumpul seperti biasa diatap sekolah. Ya, karena itu adalah markas mereka dan tidak ada yang berani datang keatap tersebut. Pernah dulu saat mereka masih duduk dikelas satu ada seorang siswa yang berani masuk keatap sekolah dengan itu Jay marah dan menghajar siswa itu sampai dia masuk ke rumah sakit. Sejak saat itulah tidak ada lagi yang berani masuk atau pergi keatap sekolah kecuali gang Jay itu sendiri.
“eh…kau sudah ada disini, Mas!” kata Reza yang melihat adik kelas yang juga anggota gang-nya bernama Dimas.
"ya, kak….gurunya tadi mengakhiri dengan cepat” balas Dimas yang diangguki oleh Reza “oh ya….aku dengar ada murid baru di kelasmu, kak?" tanya Dimas lagi.
"begitulah, kenapa?" jawab Reza.
"apa dia cantik?"
"hmzz" Eric hanya membalas dengan deheman, tapi dia mengingat sesuatu "oh ya Jay…apa yang akan kau lakukan dengan murid baru itu?" kali ini ia bertanya pada Jay.
"tidak ada" jawab Jay acuh.
"apa hanya itu, bukankah kau tertarik padanya?" dengan kata itu sukses membuat Jay berhenti memainkan ponselnya dan menatap Eric tajam dan beranjak pergi meninggalkan mereka berempat dengan tatapan yang sulit diartikan.
❇
Jay berjalan dengan santai menuju kantin sekolah. Meskipun banyak gadis yang memandangnya penuh minat, tapi dia tidak sedikitpun melirik kearah mereka. Oh sepertinya pangeran playboy kita akan segera tobat untuk menggoda para gadis di sekolah. Sampainya ia dipintu masuk kantin matanya sudah tertuju pada salah satu bangku yang penghuninya sedang bercanda gurau bersama. Disana ada Siska, Meika dan orang yang paling Jay benci yaitu Sandi yang duduk disebelah Meika. Melihat hal itu membuat Jay mengurungkan niatnya untuk makan siang di kantin dan dia pergi meninggalkan kantin dengan perasaan marah, entahlah kenapa dia merasa marah melihat kedekatan ketiga orang yang sedang bercanda gurau itu. Sedangkan teman-temannya yang baru sampai di kantin-pun dibuat heran dengan kelakuan Jay yang berubah tiba-tiba, membuat mereka berempat bingung dibuatnya.
Meika pov
Saat aku asyik bercanda dengan Sandi dan Siska, tiba-tiba aku merasa ada yang melihatku dan benar saja saat aku mencarinya ternyata anak yang tadi pagi digoda oleh seorang siswa itu sedang berdiri didepan pintu masuk kantin sambil menatap kearah kami bertiga. Aku kira dia akan masuk kedalam, tapi dia malah pergi menjauhi kantin. Aku tidak tahu kenapa tatapannya begitu seperti terlihat marah pada seseorang. Aku-pun penasaran dengannya dan aku langsung berpamitan pada Sandi dan Siska untuk pergi ke toilet, tapi sebenarnya aku hanya ingin mengikuti siswa tadi pergi. Tak terasa aku sudah sampai didepan pintu atap sekolah, dengan perasaan ragu aku menatap pintu masuk tersebut.
"Huh" aku-pun menghembuskan napas sebelum aku membuka pintu itu dengan hati-hati. Saat pintu berhasil ku buka yang pertama kali kulihat adalah siswa tadi yang sedang duduk bersandar disandaran sofa dengan memjamkan matanya. Aku tidak berani melangkah masuk kedalam karena takut mengganggu siswa itu tidur. Ketika aku akan berbalik pergi dari sana, suara lembut yang bernada dingin itu masuk kegendang telingaku.
"apa yang kau lakukan disini?" tanyanya.
Aku berhenti ditempatku berdiri dan kemabali memutar tubuhku agar bisa elihatnya yang sekarang telah membuka matanya.
“a-a-aku ha-hanya tak sengaja ingin keatap” jawabku gugup.
Ia mulai bangun dari duduknya dan melangkahkan kakinya mendekatiku yang masih ditempat yang sama. Entah kenapa aku merasa gugup saat ini. Dia makin dekat dan aku melangkah mundur. Terus begitu sampai punggungku menabrak dinding didekat pintu.
"kau menggangguku, sialan!" ucapnya sambil menatapku tajam. Dia mengangkat tangannya siap untuk memukulku atau menamparku. Aku yang merasa ketakutan itupun memejamkan mataku erat dan siap menerima apa yang akan ia berikan padaku.
Meika end pov.
Meika makin memejamkan matanya dan menunggu apa yang akan Jay lakukan padanya. Hinggaa detik kelima dia tidak merasakan sesuatu.
Bugh
Sebuah pukulan mendarat tepat diwajah Jay. Meika yang merasa tidak ada rasa sakit diwajahnya itupun membuka matanya dengan perlahan dan melihat Jay tersungkur didepannya dengan sudut bibir yang terluka.
“sialan” umpat Jay sambil berdiri dari tersungkurnya dan memukul Sandi. Keduanya kini terlibat adu jotos.
“HENTIKAN” teriak Meika yang langsung menghentikan aksi keduanya.
Meika langsung menarik Sandi menjauh dari hadapan Jay dan membawa lelaki itu ke UKS untuk ia obati dan meninggalan Jay begitu saja tanpa tahu bahwa Jay juga butuh diobati karena lukanya sama dengan luka yang ada diwajah Sandi. Tanpa menghiraukan lukanya, Jay duduk kembali disofa dan kembali memejamkan matanya untuk tidur.
❇
Setelah mengobati luka Sandi diUKS, keduanya kini pergi menuju kelas karena pelajaran sudah dimulai sejak dua puluh menit yang lalu itu artinya mereka berdua terlambat mengikuti pelajaran. Sampainya didepan kelas Sandi yang lebih dulu membuka pintu kelasnya dan beruntunglah mereka, guru yang mengajar sedang tidak hadir hari ini dan mereka hanya diberikan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga. Akhirnya mereka berdua masuk kedalam kelas dan duduk dibangku masing-masing dan mulai mengerjakan tugas dari sang guru. Sebelum memgerjakan tugasnya, Meika sempat melihat kearah bangku Jay, tapi dia tidak menemukan sosok itu dibangkunya. Akhirnya Meika mangabaikannya dan mulai mengerjakan tugasnya sebelum pertanyaan dari Siska memecah keheningan diantara mereka.
"apa yang sudah terjadi pada Sandi?" tanyanya.
"dia berkelahi dengan lelaki yang duduk dibelakang dekat jendela itu" jawab Meika enteng sambil menoleh kebangku Jay.
"APA! eeemmzz" sebelum Siska melanjutkan kaliamatnya Meika dengan cepat membungkam mulut Siska dengan tangannya dan menundukkan kepala sebagai tanda maaf kepada semua siswa yang terganggu dengan teriakan Siska. Saat dirasa sudah tenang Meika baru melepaskan tangannya dari mulut Siska yang langsung dihadiahi protes dari sang pemilik mulut.
"maaf" kata Meika.
"hmz.,,tapi, kenapa Sandi dan Jay bisa berkelahi?" tanyanya lagi.
"Oh jadi namanya Jay" monolog Meika tapi, masih bisa didengar oleh Siska.
"ya, namanya Jay….memangnya kau tidak tahu?"
Meika hanya menggelengkan kepalanya dan mulai fokus melanjutkan tugasnya yang diberikan gurunya.
tbc...