Panggil sayang

1014 Kata
Nada mencoba melepaskan genggaman kuat ditangannya, dengan berbagai cara namun hasilnya nihil. Selama perjalanan ke kantin sesuai dugaannya banyak mata tertuju pada mereka berdua, Nada hanya bisa menunduk hingga langkah kaki Sam terhenti. "Lho katanya ke kantin?", Tanya Nada saat mengetahui kalau ini adalah tempat parkir. "Makan diluar aja", Sam memakaikan helm di kepala Nada "Ayo naik". Seperti biasa Nada langsung naik motor tanpa membantah sedikitpun bahkan tanya mau makan dimana saja juga enggak. Cukup 5 menit berkendara mereka sampai di warung lesehan di dalam perumahan sebelah kampus. Mereka pesan lalapan ayam bakar plus es teh untuk minumnya. "Kenapa tadi pagi gak nungguin aku?". Tanya Sam di sela memasukkan makanan ke mulutnya. "Kamu kan gak bilang jemput". "Ya udah sekarang aku bilang, besok bareng aku kalau berangkat ke kampus". "Oh". "Kenapa tadi gak sarapan?".Tanya Sam lagi. "Kantinnya masih tutup". "Ya udah besok sarapan bareng aja". "Oh". "Kenapa cuma oh?". "Hah". *** Setelah mendengar cerita Nada tentang kejadian tadi pagi di kampus, Saras mulai mewanti-wanti sahabatnya itu. "Nad, kamu pokoknya harus hati-hati sama yang namanya Sam itu kalau bisa jauh jauh deh". "Ngapain sih?" Sela Mitha yang tidak setuju perkataan Saras. "Eh dia itu bos geng copet ya, inget itu, secara bibit bebet bobot dia gak masuk kriteria". "Emang kawin Ras? Gini ya lagian dia itu cowok populer di kampus, cowok most wanted tahun ini gitu lho, kalau kamu pacaran sama Sam bakal beken jadinya", ujar Mitha semangat. Saras dan Nada hanya memutar matanya malas. "Jujur aku sedikit takut sebenarnya, tapi udah gak kayak preman lagi kok, lagian kata si Dito yang dulu sering kirimin makanan, mereka itu bukan geng copet". Jelas Nada. "Nad, jangan percaya dulu deh mulut orang yang gak dikenal sebelum kamu tau dengan mata kepala sendiri". "Tapi apa salahnya dicoba sih Ras, selama ini dia baik kok, dia gak pernah ngapa-ngapain Nada", ucap Mitha. "Eh kita masih belum tau dia, kegiatan di luar kampus kayak gimana, latar belakang juga gak jelas, kalau buat sekedar kenalan sih boleh-boleh aja tapi ini dia nembak Nada pas kemarin makan malam, padahal kita baru kenal berapa lama sih baru kemarin kan?". "Tapi dia ngembaliin uang Nada di copet lho , ini menunjukkan kalau dia itu bukan copet malah cowok yang bertanggung jawab". "Nah apa lagi itu, dapat darimana uangnya? Halal apa enggak?". "Apa harus aku balikin aja ya uangnya? Tapi udah aku buat bayar kuliah nih" rengek Nada kesal. "Rejeki itu Nad, pamalik kalau di balikin", larang Mitha. "Coba kamu terima aja si Sam, kelihatannya dia orang baik kok", saran Mitha. Saras pun tak terima "Jangan cuma gara-gara pernah di traktir ayam krispi kamu jadi belain dia, yang teman kita itu Nada buka Sam Mihta". "Kok bawa bawa itu sih, ihhh gak asik, kamu juga ditraktir kali", sewot Mitha. Nada yang pusing kini semakin pusing, niatnya curhat minta solusi eh malah jadi begini. Emang sih Sam itu pacar idaman banget dari fisik dia tinggi, sixpack bahunya lebar pasti nyaman banget senderan disana soal tampang udah kayak artis sinetron, alis tebal, mata tajam, bibir sexy dan gak punya jerawat, apa rahasianya cowok bisa punya muka gitu, yang cewek aja minder jadinya. "Eh tunggu", Saras tiba-tiba ingat sesuatu, "Erga dari tadi nanyain kamu terus Nad, kayaknya dia khawatir sama kamu". "Jangan bilang kalau Erga juga naksir Saras", celetuk Mitha. Sontak ketiganya melotot dengan pemikiran yang sama. *** Sam sudah menunggu Nada di depan kos, dia meminta Nada untuk menunggunya agar bisa pergi bersama. Gak kayak kemarin Sam udah nunggu lama eh yang ditunggu udah berangkat duluan. Tak lama pintu Nada keluar dengan menenteng tas kuliahnya. Celana kain dan blouse warna cream serta flatshoes coklat tua sangat simple dan ini gaya Nada yang gak suka ribet. "Hai", sapa Nada ketika menghampiri Sam yang duduk di atas motornya. "Pagi cantik", balas Sam dengan senyuman manis tentunya. "Apaan sih... gombal melulu deh". "Itu fakta sayang", goda Sam. "Sayang? Apaan sih". "Kupingnya dibiasakan ya, soalnya aku bakal bilang tiap hari". Blush! Muka Nada jadi kayak tomato. "Udah ah buruan berangkat". Sam hanya tersenyum, ketika hendak memakaikan helm di kepala Nada. Ada sebuah motor Kawasaki hijau berhenti di depan kos. Erga hanya melihat Sam sekilas kemudian menatap Nada "Nad, mau berangkat kuliah, ayo aku antar". Aduh Erga kenapa pas kesini sih, ada Sam lagi jadi canggung kan jadinya. "Nada bareng sama gue", kata Sam. Erga melirik Sam, "Nad ayo berangkat sama aku". "Nada bareng sama gue", Sam mengulangi ucapannya dengan intonasi sedikit tinggi. Keadaan bakalan kacau nih, aduhhhh harus gimana ini. Gak pernah ngebayangin adegan macam ini. Harus gimana dong, batin Nada. Nadapun dengan berat hati memutuskan untuk ke kampus bareng Sam alasannya karena dia yang datang duluan. Ada rasa bersalah yang dirasakannya, jujur dia sendiri gak mau ada di situasi seperti ini. "Pokoknya besok kamu aku jemput tiap hari, aku gak mau sampe dia kesini lagi" kata Sam sambil memakaikan helm di kepala Nada. "Kok gitu sih, dia itu temen satu kelas aku". "Dia itu modus sama kamu Nad, keliatan kali kalau dia naksir sama kamu". "Kalau naksir emang kenapa". "Ya gak bisa lah, kamu kan pacar aku". Nada melotot dan mengingatkan "Aku belum nerima kamu ya, jadi aku bukan pacar kamu". Sam terkekeh melihat reaksi Nada barusan "Nanti juga jadi pacar aku". "PD banget sih, dan juga gak usah panggil sayang sayang segala, aku gak mempan ya kamu gombali cuman pake kata sayang doang". "Terus panggil apa?". "Ya apa aja yang penting bu....kan". Sam mendapat tips dari Jerry kemarin bahwa jangan adu mulut dengan cewek pasti bakal panjang ceritanya dan pastinya bakal kalah jadi lebih baik mengakhiri dengan tindakan. Cup!. Tangan kanan Nada mendapat kecupan singkat dari bibir sexy Sam, ya sebenarnya sih pengennya cium bibir atau paling gak pipi tapi gak berani, takut Nadanya marah terus gebukkin Sam, bukan jadi pacar eh malah entar kabur jadi musuh. Belum saatnya, so sabar aja. Mulut nada langsung kincep dengan perlakuan mendadak itu. Ini orang kenapa sih tindakannya selalu gak bisa diprediksi. Bikin jantung mau lompat tau. "Ayo naik". Seperti biasa Nada langsung naik motor Ducati hitam tanpa sepatah katapun. Sam tersenyum, satu tips dari Jerry dia akui kalau memang tok cer!.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN