Lily terus berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Ia bahkan tidak mempedulikan teguran dari beberapa suster yang berpapasan dan memintanya agar sedikit memelankan langkah. Pokoknya gas terus no rem-rem. Dalam pikirannya yang sedang kalut, hanya ada nama Rama, Rama dan Rama. Kecemasan bahkan membuat sekujur tubuhnya gemetar dan berkeringat dingin. BRAAKK!! "RAMAA!!" Suara pintu yang dibuka dengan bar-bar seiring dengan teriakan yang cukup keras membahana, membuat dua kepala sontak menatap ke arah sosok yang berada di pintu. Jangan-jangan pasien koma juga langsung sadar kalau dengar teriakan Lily. "Lily?" Seulas senyum cerah serta merta terpulas di wajah lelaki yang sedang bersandar di atas brankar itu. Rasanya Lily mau merosot ke atas lantai saking leganya melihat Rama yang bai

