“Oh … cantik, lucu.” Aku benar-benar tidak tau harus bicara apa dan bagaimana. Debaran di dadaku semakin kencang terasa. Tapi, apa yang aku katakan memang sebenarnya. Bahkan aku sudah jatuh cinta dengan sosok kecil itu dari awal aku melihatnya waktu itu. “Sedang aktif-aktifnya lari sana lari sini Nannya sampai capek,” cerita Wanita itu lagi sambil tertawa. “i-iya … se-seperti keponakan saya itu.” Aku mencoba meredakan kegugupan yang mendera. Ini sulit aku sulit bicara saat keadaan seperti ini. Pelan aku menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. Telapak tanganku masih terasa dingin, meski debaran di d**a mulai berangsur mereda. Beruntung saat bicara wanita itu tidak melihat ke arahku. “Mbak … sudah.” Panggilan penjual sosis bakar dari luar pagar sedikit mengagetkanku yang sedang m

