Bagian 2 - Akting

1253 Kata
BACA DESKRIPSI!!! Bawa happy aja, walaupun hati selalu merasa gelisah. Happy Reading "Gue senang liat Helshah tersenyum lebar gitu." ucap Teja dengan senyuman lebarnya. "Gue juga senang liat lo tersenyum lebar gini." balas Namish dengan tatapan ke depan melihat Varka dan Helshah. Iya, keduanya memang berada di taman. Namun, dihalangi dengan pohon yang besar agar tidak terlihat oleh Varka dan Helshah. Kata tepat ialah sedang bersembunyi. "Lo ngomong apa tadi?" tanya Teja dengan kekehannya. "Ha? Enggak, gue nggak ngomong apapun. Salah dengar mungkin lo." ucap Namish berusaha menghindar. "Terserah lo deh! Gue mau ke kelas dulu. Malas berduaan sama lo. Yang ada gue jadi gila." ucap Teja membuat Namish menatapnya geram. "Lo mau ke kelas?" tanya Namish membuat langkah Teja terhenti. Teja mengangguk, lalu berbalik, "Kenapa?" "Yang ada lo di hukum. Lo nggak liat udah jam berapa? Terlambat 19 menit. Guru killer kan yang masuk? Awas lo kena amukan darinya." ucap Namish, lalu meninggalkan Teja sendirian. "Namish! Lo ngeselin banget, sih!" teriak Teja yang berakhir mengikuti Namish. Beberapa menit kemudian di pertengahan jalan menuju belakang sekolah. Namish menghentikan langkahnya saat merasa diikutin. Ia berbalik dan langsung bertubrukan dengan seseorang. "Aw! Lo kalau mau berhenti bilang-bilang dong! Sakit nih kening gue!" gerutunya yang tak lain adalah Teja. "Lo ngapain ngikutin gue?" "Ih, siapa juga yang ngikutin lo. Gue mau-," Namish mengangkat kedua alisnya menunggu perkataan selanjutnya dari Teja. "Gue mau ke... toilet. Iya, toilet." Namish membalikkan tubuh Teja agar membelakangi dirinya. "Lo nggak lupa kan kalau toilet ada di sana?" ucap Namish sambil menunjuk ke arah depan. "Aish, gue lupa kalau toiletnya di sana. Ya udah, gue mau ke toilet dulu. Bye!" ucap Teja dengan wajah kesalnya. 'Dasar cowok nggak peka!' gerutu Teja di hati. Belum sampat Teja melangkah jauh, Namish memanggilnya lagi. Teja membalikkan tubuhnya dengan kesal. "Apa lagi?!" respons Teja dengan ketus. "Mau ikut nggak?" tanya Namish menghantarkan kerutan di kening Teja. "Manjat." lanjut Namish yang seakan mengerti dengan kebingungan Teja. "Maksud lo bolos bareng?" "Gue nggak bilang gitu. Ya udah, gue mau ke warung Mbak Mei dulu." ucap Namish yang akan memanjat tembok putih itu. "Eh, tunggu! Gue ikut!" ucap Teja membuat Namish tersenyum tipis. "Lo naik luan." suruh Namish. "Iya, gue naik luan. Tapi awas kalau lo ngintip." ucap Teja tajam. "Iya, nggak. Kurang kerjaan gue kalau ngintip." gumam Namish. "Enggak ada tangga gitu? Gue nggak sampe nih!" gerutu Teja saat melihat betapa tingginya tembok itu. "Ya elah, tinggal naik aja susah banget." "E-eh! Lo ngapain, ha?! Turunin nggak?!" ucap Teja memberontak saat Namish mengangkat tubuhnya. "Udah cepat naikin kaki lo ke tembok itu. Keberatan nih gue." ucap Namish. "Namish syaland!" balas Teja, namun kakinya berhasil naik ke tembok itu. "Sekarang lo naik. Lo turun luan, gue nggak bisa turun, nih! Tinggi banget." ucap Teja saat berada di atas tembok. "Lo aja yang pendek. Tembok sependek itu lo bilang tinggi." ucap Namish tak habis pikir, namun ia tetap naik ke tembok. "Ngeselin banget sih lo!" Bruk! Namish berhasil turun, namun belum sempat membalikkan tubuh. Teja sudah nemplok ke punggungnya. "Lo turun kenapa nggak bilang-bilang, sih?! Gimana kalau gue nggak siap tadi dan lo turun gitu aja?!" "I-itu, tadi ada kaki seribu. Gue jijik liatnya." balas Teja mulai turun dari punggung Namish dan berakhir bergidik ngeri. "Sama kaki seribu aja takut." respons Namish dan berlalu pergi meninggalkan Teja yang sedang menahan kesal. "Awas aja lo kalau gue berhasil mendapatkan kelemahan lo!" gumam Teja dengan tajamnya menatap punggung Namish. Warung Mbak Mei... "Baru tau gue kalau di belakang sekolah ada kantin." ucap Teja sambil menatap setiap sisi. "Makanya jangan terlalu sok pintar. Kalau udah bodoh, ya, bodoh aja. Ngapain bertapa di kelas terus. Sekali-kali bolos sama gue, dapat hikmahnya lagi." ucap Namish sambil mengangkat tangannya. Teja ingin menjawab, namun langsung terhenti saat wanita paruh baya datang dengan buku kecilnya. "Eh, Den Namish. Datang sama pacar, ya?" ucap Mbak Mei. "Do'ain aja, Mbak." balas Namish membuat bola mata Teja melebar. "Amin." ucap Mbak Mei dengan senyuman lebarnya. Tidak lama kemudian, makanan dan minuman yang mereka pesan tadi akhirnya datang ke meja. Segera keduanya menikmati dan mengisi perut hasil bolosan. Sesaat kemudian... "Gue dengar-dengar lo ribut sama Nikita?" ucap Namish saat makanannya habis. "Kalau iya, kenapa?" "Enggak cuman heran aja. Memang ada, ya, sahabat rela menghancurkan hubungan sahabatnya?" "Ada, dia buktinya." "Kalian bertiga selalu bersama selama tiga tahun ini. Masa gara-gara masalah kecil hancur gitu aja?" "Bagi gue ini bukan masalah kecil." "Pemikiran lo kecil banget, sih!" Teja terkekeh, "Lo benar, pemikiran gue kecil sedangkan pemikiran lo besar. Tapi gue yang merasakan perubahan dia selama ini. Tatapan dia berubah saat melihat Helshah bersama Varka." "Orang bodoh yang hanya bisa menyimpulkan hal sekecil itu. Mungkin saja ada sesuatu di balik semua itu." "Ka, lo kenapa, sih? Dari tadi tanyain jam terus!" gerutu Helshah mulai capek melihat kelakuan aneh Varka. Iya, keduanya berada di lapangan belakang sekolah. Sudah setengah jam lebih setelah mereka berada di taman tadi. Helshah menemani Varka yang sedang bermain bola basket dengan sesekali mendapatkan pertanyaan 'berapa menit?' "Ini?" tanya Varka lagi tanpa menjawab perkataan Helshah. "39 menit." 'Kenapa semakin turun?' batin Varka dengan tangan yang sibuk mendribble bola. "Lo duduk dulu, deh! Lo yang main, gue yang capek ngeliatnya!" gerutu Helshah yang langsung diturutin Varka. Helshah menyodorkan sebotol air mineral dan beberapa lembar tissu pada Varka. "Lo kenapa sih, Ka?" tanya Helshah yang sejak tadi menatap Varka dari samping. "Pulang. Bel udah bunyi." ucap Varka setelah memungut semua barangnya di bangku. "Aishhh, aneh banget sih jadi orang!" gerutu Helshah berakhir mengejar langkah Varka. Parkiran... "Ka!" Mendengar nama Varka di panggil, seketika itu keduanya langsung menatap si pelaku. Keduanya menutup pintu kembali. Di sana lah Nikita berdiri. Ia mulai menghampiri Varka dan mengabaikan sosok Helshah. "Lo jadi datang kan nanti malam?" ucap Nikita. "InsyaAllah." "Baiklah, gue nunggu lo." ucap Nikita sambil tersenyum tipis. "Hem, gue pulang dulu. Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." Nikita menjauhkan tubuhnya dari mobil milik Varka. Ia melirik Helshah yang sejak tadi menatap dirinya. Tidak lama kemudian, klakson mobil Varka berbunyi dan langsung membuyarkan lamunan Helshah. "Lo nggak pulang?" tanya Varka pada Helshah. "Ha? I-iya." ucap Helshah terbata. Helshah mulai masuk ke mobil. Mobil Varka mulai keluar dari parkiran sekolah dan meninggalkan Nikita yang tersenyum tipis. Di dalam mobil Varka... "Lo nggak berniat selingkuhin gue kan?" ucap Helshah mulai waspada. Tidak ada jawaban dari Varka. Sosok itu hanya fokus pada jalanan dan kemudinya. 'Lo sedekat apa sih sama dia, Ka? Gue jadi curiga sama lo.' batin Helshah berbicara. Dengan wajah muram, Helshah menatap jalanan yang berada di sampingnya. Ia menatap ponselnya saat sebuah pesan masuk. Membuka aplikasi w******p dan membuka room chatnya dengan Nikita. Iya, Nikita yang baru saja mengirim pesan padanya. Nikita |Gue nggak akan biarin hidup lo tenang!| 13.39 Singkat, namun memiliki makna yang sangat besar. Helshah hanya bisa mengabaikannya saja. Ia tidak mau mengambil pusing untuk beradu mulut dengan Nikita. Sekarang ia maupun Nikita tidak ada hubungan apapun. Semuanya hancur setelah Nikita menunjukkan sikap aslinya pada dirinya dan Teja. Ting! Satu pesan masuk kembali. Helshah menurunkan pandangannya ke bawah. Berusaha membaca apa isi pesan tersebut dari nomor dan nama yang sama. |Gue benci penghianatan!| 13.40 'Gue juga benci penghianatan!' jerit batin Helshah. Ia mengalihkan pandangannya pada jalanan dan berusaha melupakan apa yang sudah terjadi pada hari ini. To Be Continued... 1274 kata Gimana dengan bagian ini? Seru gak?! Lapaknya masih sepi. Belum ada yg tau y cerita author yg baru ini? Kuy! Pantengin terus ceritanya y. Jangan lupa vote, komen and share ke teman2 kalian! Helshah Syaputri Hapipa Varka Derrel Fellano Tejaswi Kheyla Anvy Namish Zubairi Radtya Kiss jauh linar_jha2
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN