Tempat Yang Tidak Ia Inginkan

2038 Kata
Namun tidak hanya sampai di sana saja, arwah itu melakukan banyak cara supaya dirinya bisa di bantu oleh pemuda yang terlihat tak biasa karena ia bisa melihat arwah yang terikat seperti dirinya seakan-akan pemuda tampan itu telah terbiasa dengan sosok-sosok sepertinya. Sayangnya semua usaha yang dilakukan oleh arwah itu tidak membuahkan hasil seperti yang di inginkan, tetapi justru berbanding terbalik karena kenyataannya pemuda itu malah mengabaikan segala hal yang telah dirinya perbuat. Di saat arwah itu merasa semakin marah karena dirinya diabaikan, lalu tak lama ia berusaha memaksa Hisyam untuk mendengarkan dirinya tak lama Yocelyn menampakkan wujud aslinya dan memarahi arwah tersebut karena ia berani-beraninya mengganggu tuannya. "Apakah dengan kemampuan yang anda miliki membuat anda menjadi sombong dan lupa untuk membantu sesama makhluk hah?! Sayangnya anda malah bersikap seperti ini? Pantaskah jika orang yang memiliki kemampuan justru bersikap arogan begini! Sungguh keterlaluan sekali ya sikap anda ini! Harusnya menjadi manusia itu manusia yang ringan tau!!" ujar arwah itu marah. "Kamu jangan keterlaluan dalam berbicara ya?! Membantu sesama makhluk memang tugasnya, tetapi tidak berarti anda mengatakan omong kosong seperti ini! Semua makhluk tentu diizinkan untuk meminta bantuan pada siapapun yang melihatnya, tapi proses kembali setiap makhluk itu sendiri kembali pada makhluknya lagi tau tidak! Jadi jangan memaksa orang lain hanya untuk di bantu dari proses yang harusnya kamu tunggu sendiri!!!" murka Yocelyn marah. Mendengar kemarahan arwah pelindung yang terasa lebih kuat darinya membuat arwah itu tak berlama-lama lagi langsung terdiam karena ia ketakutan sementara Hisyam yang melihat arwah itu pergi saja tanpa sadar menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti dengan atma yang terikat seperti ini. "Sebenarnya bukan Hisyam tidak ingin membantu arwah itu hanya saja rasanya yang menahan arwah itu bukanlah energi yang bisa Hisyam bantu, seakan-akan masih ada proses yang harus ia lalui dan arwah ini berusaha untuk menutupi dari Hisyam! Jadi susah juga ya mau nolongnya gimana kalo kebenaran akan proses yang ia lalui aja tertutup!! Cape banget," batin Hisyam lelah. Dalam diam Yocelyn mengerti dengan perasaan tuannya membuatnya memilih terdiam lalu tak lama Hisyam dan rekan-rekannya sudah menghabiskan makan siang mereka dengan perasaan yang senang, tetapi tidak dengan Hisyam yang berusaha menahan rasa kesalnya karena arwah tadi masih mengikuti langkahnya. "Padahal mah udah dibiarin supaya pergi aja gitu, tetapi kenapa dia masih ada di sini aja coba? Sengaja bikin orang kesel apa gimana dah? Apa harus segitunya buat minta tolong sama orang? Apa ucapan Yoce masih kurang jelas aja gitu? Duh! Bikin orang kesel aja," batin Hisyam kesal. Di saat pemuda itu berusaha mengendalikan energinya, Yocelyn menarik arwah tersebut agar mengikutinya karena sudah tugasnya untuk melindungi Hisyam yang terlihat tak nyaman saat arwah itu mengikuti langkahnya. "Kemarahan dari orang yang diam gak bisa terbendung loh jadi lebih baik jaga ucapan anda atau anda akan melihat sendiri tempat yang paling tidak ingin anda lihat hm? Saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya! Untuk itu lebih baik anda diam atau pergi seperti tidak terjadi apapun di sini? Pilih mana hm? Atau anda mau liat seramnya tempat tersebut!?" tutur Yocelyn serius. Untuk beberapa detik Yocelyn tak mendengar sahutan apapun dan ia menganggap masalah ini sudah selesai, tetapi di saat Yocelyn hendak meninggalkan arwah itu di tempat yang ia inginkan tak lama arwah itu mengatakan hal yang selama ini selalu berputar dikepalanya. "Kemarahan memang gak bisa bendung untuk itulah hargai permintaan saya atau anda akan merasakan penyesalan yang tak bisa berkurang meski anda ingin berhenti dari lingkaran payah yang seakan menekan relung hati dan mengikat jiwa yang seharusnya bisa pergi ini jadi lebih baik perhatikan ucapan anda karena bisa saja ucapan anda menyakitkan," ujar arwah itu sendu. Dalam diam Hisyam sangat ingin membantu arwah ini, tetapi ada perasaan lain yang membuat pemuda itu merasa tak yakin untuk menolongnya lalu tak lama Hisyam melihat arwah ini sempat berkelahi dan tidak jarang membuat keributan dengan keluarganya. hingga sampai terakhir kali sebelum arwah itu meninggal karena kecelakaan ia sempat terlihat memukul dan menghabisi keluarganya dengan tangannya sendiri, hanya karena keinginannya tak dapat dipenuhi oleh keluarganya sebab ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. "Bagaimana bisa dia meminta pertolongan setelah perbuatannya yang sangat tidak manusiawi? Bisa-bisanya dia membicarakan perihal kemarahan yang pada kenyataannya dia sendiri juga lebih mengerti harusnya ia tidak sepatutnya bersikap kasar! Keterlaluan?!" batin Hisyam kesal. Sementara di lain sisi arwah itu masih terus merengek pada Hisyam dan pemuda itu tidak lagi bisa menahan kemarahannya lalu tanpa sadar Hisyam memukul meja sambil memarahi arwah itu dengan serius agar ia tersadar dari kesalahan yang telah ia perbuat selama ini. "Ayoklah ... hanya anda yang bisa menolong saya jadi sebaiknya anda menolong saya karena saya benar-benar membutuhkan bantuan anda! Saya mohon gunakan kemampuan yang anda miliki dengan serius sebab saya memerlukan pertolongan anda sekarang," ujar arwah itu sendu. "Pertolongan? Sadarkah anda bahwa sikap anda ketika menyakiti keluarga anda itu bahkan tak ingat rasanya untuk membantu! Jadi sebaiknya kamu renungkan kesalahanmu baru kamu itu mencari pertolongan! Sebaiknya kamu sadar diri atas kesalahanmu itu?!" murka Hisyam marah. Vala yang mengerti dan memiliki kemampuan yang sama dengan pemuda itu membuatnya langsung bergegas menarik tangan Hisyam agar ia tidak berada di keramaian seperti ini dan tak lama Chiko dan Kayle juga mengikuti langkah Vala dan Hisyam. Meninggalkan arwah itu yang mematung dan menyadari kesalahan yang telah dirinya perbuat sedangkan Hisyam yang mulai mengerti jika apa yang dirinya katakan membuat orang lain salah paham terhadap kemampuan yang ia miliki. "Harusnya gue lebih berhati-hati lagi saat menanggapi arwah yang begini, tetapi apa yang dia perbuat itu gak bisa dibiarin gitu aja! Sedangkan di sisi lain setiap hal yang terjadi pasti memiliki alasan dibaliknya, hanya saja menghabiskan nyawa seseorang bukanlah solusi yang bisa di pilih! Sebenarnya hal ini cukup menyedihkan juga cuma yasudahlah tak apa," lirih Hisyam sendu. Sesampainya mereka berempat diruangan kerja membuat Chiko dan Kayle meminta Hisyam agar lebih menjaga ucapannya dan berhati-hati jika di tempat umum seperti tadi, bukan tanpa alasan mereka seperti ini hanya saja beberapa orang menjudge Hisyam gila padahal ia hanyalah orang-orang terpilih yang diberikan kemampuan yang tak dimiliki semua orang. "Syam! Lain kali mending lu harus hati-hati lagi kalo mau ngasih tau arwah yang lu liat soalnya tadi pada bisik-bisik ngomongin lu gak waraslah ... anehlah, duh! Kesel sih cuma mereka itu gak akan ngertiin lu jadi lebih baik gue ngasih taunya ke lu aja, Hisyam! Lain kali jangan gini lagi ya karena gue gak terima lu diomongin yang gak jelas begitu tau gak," tutur Chiko serius. "Chiko bener, Hisyam! Kita gak terima kalau lu dijahatin kayak tadi! Kadang tuh orang mikirnya apa yang gak keliatan itu gak ada padahal kalo dia sadar akal pikiran kita juga gak keliatan, tapi akal pikiran justru jadi tolak ukur kepintaran seseorangkan? Jadi sebaiknya kalo lu mau gunain kemampuan lu itu jangan di tempat umum, Hisyam! Males tau kayak gini tuh," ucap Kayle santai. Mendengar ucapan rekan-rekan dekatnya membuat Hisyam mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti dan tak lama Hisyam melihat jika Fillbert diikuti oleh sesosok arwah yang berusaha menarik perhatian pemuda itu. "Loh itu bukannya Fillbert ya? Kenapa dia bisa diikutin sama sesosok arwah gitu ya? Emangnya dia abis darimana dah? Jangan bilang kebiasaannya masih sama? Masa iya dia udah dewasa seperti sekarang masih gak bisa menjaga lisan dan perbuatannya? Kayaknya gue harus cari tau alasan itu arwah ngikutin dia dah! Biar jelas aja alasannya apa gitu," gumam Hisyam serius. Tak hanya pemuda saja yang melihat arwah itu, tetapi Yocelyn dan Vala juga melihat arwah itu hanya saja mereka berdua tidak memperdulikannya. Tak seperti Hisyam yang merasa jika atma yang terikat kali ini terlihat berbeda dari biasanya dan ia seperti memiliki alasan yang tak mudah dipahami dan harus ia tanggung sendiri. "Entah kenapa arwah ini keliatan beda dari biasanya yang sering gue temuin? Dia ini kayak ada alasan yang gak mudah buat dipahamin dan harus ia tanggung sendiri padahal bukan kesalahan yang dia perbuat? Kasihan juga sih liatnya cuma gue harus liat lebih serius dulu baru gue bisa nilai apa yang terlihat ini tuh sama gak dengan apa yang sebenarnya terjadi," ujar Hisyam sendu. Di saat Hisyam terlihat begitu menatap arwah itu dengan lekat membuat Vala dan Yocelyn diam sejenak karena tiba-tiba mereka merasa khawatir dan sedih disaat yang bersamaan saat mau tak mau mereka melihat orang yang mereka sukai justru menatap arwah lain dengan serius seperti ini. "Gue kenal dia dari lama, tetapi gue gak pernah liat dia natap orang lain atau siapapun selekat ini? Bahkan ke gue sekalipun Hisyam gak gitu! Cuma balik lagi, gue harus sadar kalau gue ini emang bukan siapa-siapa buat dia jadi gak mungkin dia sebaik itu sama gue," batin Vala sendu. "Kebahagiaan dan semua keinginannya emang menjadi prioritas buat saya, cuma gue bisa rasa kalo tatapan Hisyam kali ini beda dan gadis itu juga seakan memiliki sesuatu yang sebaiknya dia itu gak harus ditolong Hisyam! Sayangnya Hisyam orang baik dan orang baik sering kali di manfaatkan tanpa sadar ... apa Hisyam bakalan baik-baik aja ya?" batin Yocelyn khawatir. Dalam diam Vala dan Yocelyn cukup mengerti jika sudah pasti pemuda itu tak akan mengurusi perihal perasaan mereka, lalu mereka berdua cukup sadar kalau Hisyam tak mungkin menjadi milik mereka yang sangat mengharapkan hati pemuda tampan itu. "Kalau aja gue bisa membuat Hisyam mau ngeliat gue selekat itu? Pasti gue akan ngerasa jadi orang yang paling bahagia kali ya? Sayangnya hal itu cuma mimpi doang kali," lirih Vala sedih. "Apapun pilihan Hisyam ... saya akan tetap mendukungnya walaupun pada akhirnya saya cuma bisa memendam semua perasaan ini sendirian gak apa-apa toh dengan begitu inilah hal terbaik untuk kami berdua yang tak akan bisa menjadi satu hatikan ya," gumam Yocelyn sendu. Tanpa mereka sadari sebenarnya suara mereka terdengar oleh Hisyam hingga membuatnya mengerutkan keningnya bingung karena menurutnya apa yang mereka bicarakan terdengar tak biasa dan sepertinya dirinya salah dengar. "Yoce sama Vala kenapa dah? Gak biaswnya mereka ngomong gitu, apa jangan-jangan gue aja yang salah dengar kali ya? Abisnya ucapan mereka kayak yang gak logis gitu dah! Udahlah kali aja emang gue yang salah dengar doang kali, Hisyam! Diemin aja dah," batin Hisyam bingung. Di saat Hisyam berusaha memahami apa yang terjadi tak lama Yocelyn mengingatkan Hisyam perihal apakah pemuda itu ingin berkomunikasi dengan sesosok arwah yang mengikuti Fillbert, dalam diam pemuda itu memilih untuk tidak ikut campur dengan Fillbert karena pasti pemuda itu hanya akan salah paham pada dirinya. "Hisyam ... anda mau berkomunikasi dengan arwah tadi yang mengikuti Fillbert? Kalau anda mau bisa saya ajak dia ke sini, mungkin dia membutuhkan bantuan untuk lepas dari ikatan yang menahannya di dunia ini? Tenang saja masalah Fillbert biar saya urus ya," tanya Yocelyn lembut. "Sebenarnya gue gak mau ikut campur ke masalah yang berhubungan sama Fillbert, tetapi apa yang Yoce bilang bener juga! Sudah menjadi tugas gue buat ngebantuin mereka untuk mencari kebenaran dari hal yang membuat mereka yang terikat di dunia ini ... kalau gitu yaudah panggil aja dia! Urusan Fillbert biar nanti aja kita urusnya," tutur Hisyam datar. Vala dan Yocelyn yang mendengar ucapan Hisyam membuat mereka mengangguk-anggukkan kepala mereka mengerti, lalu tak lama Yocelyn berhasil menarik arwah tadi yang ternyata adalah seorang gadis cantik dengan wajah yang lebih dari sekedar menawan. Untuk beberapa menit Yocelyn dan Vala hanya bisa terdiam saat melihat arwah itu terlihat bagai legenda yunani yang begitu cantik dan menenangkan jika dilihat sementara Hisyam yang tidak sengaja melihat ada bekas luka dan beberapa lebam di sekujur tubuh arwah itu membuatnya mempertanyakan apa yang terjadi padanya. "Kalau gue gak salah liat ... kenapa ada bekas luka dan ada beberapa luka lebam di sekujur tubuh anda? Apa yang sebenarnya terjadi pada anda,hm? Apakah anda mengalami kejadian sehingga akhirnya ada berakhir seperti ini? Lalu bagaimana bisa anda mengikuti Fillbert? Apa ada hubungannya antara anda dengan Fillbert?" tanya Hisyam serius. Mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Hisyam membuat arwah itu, Vala dan Yocelyn menatap tubuh arwah gadis yang terlihat cukup menyedihkan dan sudah pasti alasan ia tiada pasti bukan karena keinginannya sendiri. "Tidak aja jawabankah? Bahkan satu patah kata juga tak ada? Kalau begitu anda mengiyakan apa yang saya ucapkan ya? Sudah pasti alasan anda tiada ini bukan karena keinginan sendiri ataupun belum waktunya anda kembali pada Pencipta semesta ini, iyakan?" ujar Hisyam dingin. Setelah mendengar ucapan Hisyam suasana ruang kerja mereka semakin dingin karena tak ada sahutan yang tak terdengar dan arwah itu seakan tak ingin mengatakan apapun di tempat yang tidak ia inginkan. |Bersambung|
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN