Bab 47

2202 Kata

Liana melihat semua foto warga kampung Cibobrok yang diperlihatkan oleh Rafan, sama sekali tak ada wajah yang lebih tampan dari Elang menurut pandangannya. Ingin balas dendam tapi tak tau siapa yang harus dipekerjakan untuk sehari saja membuat Elang marah padanya. “Liana, kaki gua pegal. Pijitin!” celoteh Elang merebahkan tubuhnya di sofa bagian ujung, lalu meletakkan kedua kakinya di pangkuan Liana. “Apaan sih? Gue gak mau.” Liana menolak dengan tegas. Mendorong kaki Elang tapi kaki itu tetap stay di atas pangkuannya. “Pegal loh gara-gara hukuman tadi.” “Salah sendiri ngapain jail sama gue.” “Iya, gua salah. Pijitin dong!” Elang memelas. Lantas Liana berdengkus kasar, terpaksa memijat kedua kaki di atas pangkuannya itu. Elang menikmatinya, detik kemudian dia harus mengangkat video c

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN