lukis

1395 Kata
Pagi ini Clarissa sudah siap dengan beberapa alat yang akan di bawa olehnya. " Clarissa cepat sarapan," ucap neneknya. " Iya nek ," jawab Clarissa. "Makanya kamu itu kalau malam jangan begadang," ucap sang nenek. "Tapi..." Clarissa tidak meneruskan ucapannya. Setelah selesai sarapan gadis itu segera berlari menuju ke halte bis. Dengan napas yang memburu ia segera naik di bis yang hampir saja berangkat. Sayangnya ia kurang beruntung pagi ini, karena semua kursi penuh. Pagi ini ia ada tiga kelas yang khusus hari ini materinya jadi satu dengan kelas dua belas. Pertama ada olahraga, kedua kelas tata Krama dan juga kelas lukis. Biasanya kalau di kelas lukis itu membutuhkan model , bisa orang atau barang itu kenapa biasanya di dalam kelas ada satu orang yang tidak melukis . Pelajaran pertama oleh raga bersama kelas dua belas B . Kebanyakan dari mereka banyak yang menggoda Clarissa secara terang-terangan apalagi saat ia melakukan servis bola . Olehraga hari ini adalah volley ball , salah satu olahraga yang kurang di sukai Clarissa. Sama seperti kelas renang olahraga voli memiliki seragam sendiri yang beda dengan seragam olahraga biasa. Hanya bedanya tidak diistimewakan kategori kelasnya karena di anggap bukan keahlian dasar manusia untuk bertahan hidup. Voli hanya termasuk olahraga permainan bola. Seperti pagi biasanya ia menaruh tasnya di loker dan mencari mejannya hari ini. Setelah itu turun untuk apel pagi, hampir setiap hari di Svarosky diadakan apel pagi. Hanya sekitar tiga puluh menit untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi sekaligus mendapatkan petuah bijak dari para guru. Berhubung tinggi badan Clarissa termasuk kurang tinggi di Svarosky hanya 160cm itu sebabnya ia selalu di barisan belakang ketika apel. Berbeda lagi kalau itu upacara ia bisa saja di barisan depan kalau ia berangkat paling pagi. Karena kebanyakan siswa perempuan Svarosky itu tingginya diatas 160cm sedangkan laki-laki 170 cm bisa dibilang itu salah satu syarat sekolah disana. ~itu sebabnya author tidak bisa sekolah di sana karena tingginya minimalis 149cm?~ Tidak lama setelah apel Clarissa segera mengambil baju voli miliknya dan menuju ke kamar mandi. Clarissa tidak pernah sama sekali mengganti pakaian tempat loker seperti teman-temannya. Ia sedikit merasa tidak enak kalau harus mengganti baju di sana. Baru saja ia keluar dari kamar mandi tiba-tiba seseorang berlari ke arahnya. "Eh Clarissa ini ada surat buat Lo ," ucap orang itu . "Ha? Dari siapa?" Ucap Clarissa. "Tadi gue dapet dari si jono tapi dia juga nggak tahu, by the way gue Olivia kita sekelas Bahasa Mandarin," ucap gadis itu. "Eum thanks," ucap Clarissa. Olivia segera pergi setelah memberikan surat itu. Meninggalkan Clarissa yang saat ini membuka surat sambil berjalan menuju ke lapangan. ' welcome to my wonderland baby' Tulisan di dalam surat itu di tulis dengan tinta berwarna merah tidak lupa dengan sebuah foto yang membuat Clarissa sedikit terkejut. Pasalnya foto itu adalah foto saat ia berjalan kemarin malam , lengkap dengan barang bawaannya. Clarissa menghela napas pelan dan segera membuang surat itu. Bisa jadi surat itu hanya dari orang yang iseng. Ia merobek dan membuang surat beserta foto itu dan membuangnya ke tempat s****h yang ia lewati. Sesampainya di lapangan seperti biasa akan banyak pasang mata yang menatapnya. Kebanyakan adalah dari siswa laki-laki yang memang sedikit kurang ajar. Dan seperti biasanya Clarisa tetap tersenyum namun tidak memperdulikan pandangan siswa lainnya. Itulah Clarisa selalu tersenyum setiap saat, bahkan ia dapat julukan ibu peri. Clarissa juga terkenal ramah dan sering menolong beberapa orang yang sedang kesusahan. Saat ini dia sedang duduk di pinggir lapangan bersama salah satu teman satu kelasnya. Karena Clarisa memiliki banyak kelas yang diambil tidak jarang ia tidak mengenal teman sekelasnya. Seperti saat ini ia hanya duduk di sebelah orang yang mempunyai badge seragam voli yang sama. " Gue boleh duduk sini?" Tanya Clarissa. " Boleh banget sa," ucap gadis di sebelahnya. Clarissa pun menempatkan diri duduk di sebelah gadis itu. " Eh Lo kenal nggak sama cowok rambut dark brown di sana?" Tanya Clarissa sambil menunjuk menggunakan bola matanya. " Oh kak Sean, dia anak baru agak pendiem sih Lo suka sa?" Tanya gadis itu lagi. " Nggak lah cuma mukanya familiar aja," ucap Clarissa. "Menurut gue sekilas mirip lu versi cowok, " ucap gadis itu lagi. "Ada-ada aja lo ya eum nama Lo siapa gue lupa," Ucap Clarissa dengan tersenyum. " Gue Nadine sa," jawab Nadin. Setelah itu kedua gadis itu saling melempar candaan sembari menunggu giliran mereka untuk main. Bahkan tanpa mereka sadari banyak para siswa yang terpana melihat tawa keduanya. Tidak lama kemudian pelajaran voli itupun selesai, dan para siswa berhamburan ke loker masing-masing. Ada yang hanya menggantungkan bajunya setelah berolahraga ada juga yang mandi terlebih dahulu. Dan Clarissa tim mandi dulu karena ia memiliki kulit yang sedikit sensitif. " Bye sa gue mau lanjut kelas dulu," ucap Nadin setelah mengganti seragamnya. " Ya, dine," Tidak membutuhkan waktu lama Clarissa selesai mandi dan seger masuk ke kelas IPA. Disini ia satu kelas lagi dengan lamia. Kelas IPA memang selalu hening, tanpa suara apapun kecuali sang guru. Itu bukan karena para siswa menyukai pelajaran itu melainkan gurunya terlalu killer. Bahkan guru itu menoleh saat mendengar satu lembar kertas terjatuh. Selama ini belum pernah satu orang pun yang berani menginterupsi guru satu itu . Selesai pelajaran IPA Clarissa segera berjalan menuju ke kelas tata Krama. Kebanyakan siswa yang ikut kelas ini adalah perempuan. Namun tidak sedikit pula yang laki-laki . Mereka biasanya ikut kelas ini karena itu sangat penting saat herus menemui kolega bisnis orang tua mereka. Kelas itu berjalan sangat cepat seperti biasanya dan seperti biasanya mereka akan berbaris untuk keluar kelas tata Krama. Sekarang adalah waktunya istirahat, seperti biasa Clarissa akan duduk bersama Lamia dan sesil. "Guys Lo ngerasa nggak ada yang ngelihatin kita," Ucap Clarissa pelan. "Nggak sih, " ucap Lamia. Berbeda dengan Lamia sesil justru mengedarkan pandangannya mencari siapa yang di maksud oleh Clarissa. "Nggak ada orang yang ngelihatin kita," ucap sesil. Mereka kembali menikmati makanan mereka setelah sesil mengatakan itu. Tapi tiba-tiba seseorang datang ke meja mereka dan memberikan sesuatu. " Ini buat Lo," ucap orang itu. Orang itu memberikan sekotak makanan ke Clarissa. "Maaf kakak siapa ya?" Tanya Clarissa. Plak..... Lamia memukul lengan Clarissa cukup keras saat mendengar pertanyaan tidak bermutu dari temannya itu. Padahal baru tadi pagi mereka bertemu tepatnya satu kelas saat voli dan Lamia jelas tahu kalau Clarissa tadi pagi mengambil kelas voli. "Santai aja kali, gue Sean dua belas B kita sekelas di voli tadi ," ucap Sean. "Oh makasih kak,"ucap Clarissa sambil menerima kotak itu. " Itu dari Daddy di makan ya," ucap Sean sambil mengusap rambut Clarissa. "Ah iya," ucap Clarissa sedikit canggung. Berbeda dengan kedua teman Clarissa yang saat ini seperti akan mewawancarai Clarissa. Clarissa segera membuka isi kotak itu dahulu sebelum mendapatkan pertanyaan kedua temannya. Kotak itu berisi kue pisang dan macaron dua makanan kesukaannya dan ada sebuah amplop yang entah berisi apa. " Jujur Lo siapanya kak Sean? Kok bisa dapet titipan dari bokap tuh orang?" Tanya Lamia. "Gue nggak tahu dia siapa," ucap Clarissa. " Lo tahu bokap kak Sean itu salah satu kolega papa gue, gue juga sering ketemu dia dia acara-acara, tapi sumpah baru kali ini gue lihat dia senyum, selain itu dia tipikal orang yang malas ngomong sama orang yang baru kenal, nggak mungkinlah Lo nggak kenal dia," ucap sesil. "Gue beneran nggak kenal sil," Clarissa saat itu pula bingung , apa dia yang tidak ingat atau memang Sean yang sok kenal. Kepalanya tiba-tiba terasa pening saat ia berusaha mengingat apa pernah mengenal Sean. Selama beberapa pelajaran Clarissa sedikit kurang fokus . Ia beberapa kali melihat ke arah kotak bekal yang di beri oleh Sean. Sampai akhirnya ia di kelas lukis saat ini. Beruntung kali ini modelnya adalah bunga. Banyak siswa yang mulai kurang fokus apalagi sekarang adalah pelajaran terakhir. Seperti biasa tempat duduk mereka melingkar dan posisinya satu anak kelas sebelas satu kelas dua belas. Dan kebetulan Clarisa duduk di sebelah kakak kelas favorit temannya , siapa lagi kalau bukan Darwin. Tanpa sengaja kuas milih Darwin terjatuh, Darwin segera menunduk untuk mengambilnya. " Jangan pernah berpikir menyebar foto itu bunny," ucap Darwin sangat pelan sambil mengusap kaki Clarisa. Clarissa yang terkejut dengan apa yang di lakukan Darwin pun segera berdiri dan mundur, tapi tanpa sengaja gadis itu justru terjatuh. "Ada masalah nona Clarissa ?" Tanya sang guru. "Tidak Bu maaf atas kecerobohan saya," ucap Clarissa. Sedangkan Darwin tersenyum miring mendengar ucapan Clarissa. 'sepertinya asik juga bermain dengan kelinci' gumam Darwin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN