Rara pulang dari sekolah, ia sudah mampir ke rumah Si Mbah, untuk menyerahkan boks, dan juga uang hasil penjualan hari ini. Semuanya ludes terjual. Rara senang sekali. Seperti biasa, ia menerima imbalan dari Mbah. Mbah marah kalau Rara menolak. Beliau mengancam tidak akan mau menerima bantuan Rara lagi. Uangnya Rara tabung, dan biasanya ia belikan kebutuhan sekolah, dan pakaian untuk cucu-cucu Si Mbah yang sudah yatim piatu. Rara memarkir motornya di dekat gerobak bakaran. Ia memesan sepuluh tusuk bakaran. Lalu ia menuju gerobak es Thai tea. Ia membeli rasa original kesukaannya. "Sendirian, Ra?" "Eh, Koko Rama, sendirian juga, Ko?" "Iya. Kamu mau langsung pulang?" "Tidak, itu Rara pesan bakaran. Rara harus menghabiskan bakaran, dan esnya dulu baru pulang. Masalahnya, es barang terlara

