Pertanyaan Pembuka Tabir

1144 Kata

“Mama.” Balita perempuan di hadapanku menangis tersedu. Kedua tangannya melebar memintaku untuk menggendongnya. Aku masih bergeming, menatap nanar pada anak gadis di hadapanku. Tangan ini ingin meraih balita cantik dengan pita pink di rambutnya, tapi sialnya tubuhku terasa kaku. “Mama peluk.” Rengeknya kembali. Kali ini suara tangisnya bertambah kencang dari tangis sebelumnya. “Peluk.” Tak kalah dengan balita cantik di hadapanku, mataku sudah penuh oleh genangan air mata. Setengah mati aku berusaha mengangkat tanganku untuk meraih tubuh serba pucat di hadapanku. Namun, seperti ada medan magnet yang kuat yang membuat semua tenagaku tersedot masuk pada satu titik pusara. “Mama di sini dingin.” Ucapnya di sela-sela rengeknya. Tubuhnya gemetar mengigil akibat terlalu lama dalam tangisan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN