part 4

432 Kata
Setelah sampai di dalam rumah pak herman, aku segera merapikan pakaian ku ke dalam lemari. Karena kami kelelahan akhirnya kami ketiduran di ruang tv. Tapi saat terbangun aku malah sudah tidur di dalam kamar dan diatas ranjang. "Apa dia yang menggendong ku ya?" Saat sedang memikirkan itu tiba tiba saja pak herman masuk ke kamar dengan membawa makanan dan minuman. Oh iya, kami belum makan siang, sementara jam sudah menunjukan pukul 14.30. "Makan dulu yuk, saya nungguin kamu bangun agar bisa makan bersama" "ayuk.... maaf pak sudah membuat bapak menunggu saya" Lalu kami langsung menghabiskan makanan kami, karena memang sudah kelaparan. Setelah makan, aku langsung turun ke bawah, ternyata rumah pak herman sudah rapi dan bersih, mungkin dia yg melakukan bersih bersih atau ada ART yang datang tadi pagi. Jam sudah menunjukan pukul 18.05. Aku harus segera memasak untuk makan malam kami. Saat makan malam hanya terdengar suara dentingan sendok saja. Tetapi tak berapa lama, pak herman mulai berbicara. "Kita rahasiakan pernikahan kita dari siapa pun, karena kamu masih sekolah, dan saya mengajar di sekolah kamu juga" "iya pak" jawabku tak banyak membantah "Di sekolah bersikap sewajar nya saja seperti guru dan murid. Saya akan menjaga diri saya, dan menunggu sampai kamu lulua dulu baru saya meminta hak saya sebagai suami" " lagi pula sebentar lagi juga kamu lulus, saya juga lelaki normal, tinggal berdua dengan lawan jenis, apalagi itu istri saya, pasti saya menginginkan lebih. Tetapi akan saya tahan dulu". Lagi lagi hanya jawaban iya yang keluar dari bibir ku. "Ih apa tidak bisa baik sedikit sih dengan istri. walau menikah secara terpaksa kan aku jiga istri nya" ucapku dalam hati Pagi hari sudah datang, aku juga sudah memasak sarapan untuk kami berdua. Hari ini pak herman akan kembali mengajar setelah beberapa hari mengambil cuti. Sementara aku masih besok untuk masuk sekolah lagi. "Saya berangkat mengajar dulu, kamu hati hati dirumah, jangan terlalu capek, jangan lupa belajar. Nanti ada bibik yang datang untk sekedar membersihkan rumah" Aku hanya menjawab iya dan mengangguk Tiba tiba dia mengulurkan tangan, menuruh ku mencium tangan nya, segera ku lakukan. Namun setelah itu pak herman mencium kening ku. Oh My Good... Apaan sih pak herman ini, membuat berdebar saja. Tapi kenapa pula aku berdebar, apa aku mulai baper? Ah tidak mungkin ah.. bela ku pada diri sendiri "Saya suka seperti ini, lakukan setiap hari saat saya akan keluar rumah maupun kamu yang keluar rumah" ucapnya "Oh iya satu lagi, kalau mau keluar rumah, izin dengan saya. Nomor handphone saya sudah saya simpan di handphone kamu" Sekali lagi aku hanya mengangguk dan menjawab iya saja tanpa protes.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN