" Gimana bang kabarnya?" Kerjaan disana baik-baik aja kan bang?" Tanya adik pertama ku,
" Iya begini lah sehat-sehat aja kami semua disana, kalau urusan kerjaan pasti selalu ada aja permasalahan nya tergantung dari kita aja menyikapi juga menyelesaikan urusan pekerjaan, yang penting kita sudah tahu apa yang menjadi masalah nya dek, dan kadang masalah terjadi bukan dari kota tapi rekan kerja atau mesin alat kerja itu tadi malahan " suami ku menjawab,
" Iya bang syukur lah kalau begitu yang penting fikiran dan badan kita harus tetap sehat supaya bisa tetap kerja keras untuk keluarga terlebih anak-anak ya bang " adik ku menimpali lagi,
" Iya itu juga sangat penting dek, anak-anak sudah semakin besar kebutuhannya juga mulai semakin banyak " suami ku berkesah,
" Hhmm kalau dengan tetangga bagaimana bang akur-akur aja kan?" Tanya adik ku lagi,
" Hhmm kalau dengan tetangga hampir semuanya akur ya, hanya saja tetangga sebelah rumah sama yang dibelakang rumah saj yang kurang akur, apa lagi dengan ibu disamping rumah kami itu terlalu nyinyir mulutnya, beda dengan tetangga yang lain", suami ku pun menjawab,
" Nyinyir gimana bang?" Tanya adik ku yang bungsu penasaran,
" Biasalah emak-emak terlalu kepo, iri juga ada, mau tahu urusan orang lain, dan selalu merasa benar, padahal sudah tahu salah, aneh nya sejodoh sama suaminya juga sama suami istri yang dbelakang rumah juga begitu " suami ku menjelaskan dengan serius sekali.
" Terus gimana " adik ku penasaran lagi,
" Kalau dirumah kami ngomong apa tetangga sebelah rumah selaluenguping dan selalu jadi omongan untuk ngerumpi, kadang juga kita bahas masalah penting dirumah atau bertelefon dengan keluarga mereka juga selalu menguping, nanti mereka bergosip ria entah apa maksudnya " jelas ku panjang lebar,
" Hmm aneh juga ya tetangga kalian itu, cukup terganggu kalau punya tetangga seperti itu "
" Iya anehnya kok ada tetangga seperti itu ya, jadi geram aku " adik ipar bungsu ku ikut komentar,
" Kok bisa dia berani nguping terus di sebarkan begitu, bisa kena pasal dia itu kalau kalian mau tuntut dia loh KaK bang " adik bungsu ku ikut menilai,
" Setiap hari ya begitu kerjaan nya ga ada kerjaan lain selain ngerumpi menjelek-jelek kan orang lain " kata ku lagi,
" Sabar-sabar aja lah kaliaan nanya juga bertetangga begitu, apa lagi kalau tinggal drumah yang berdempetan seperti itu sudah resiko, dengan watak orang-orang seperti itu " kata ibu ku,
" Harus banyak ngalah dan diam, apa lagi tetangga mu itu rata-rata usianya masih muda semua jauh sekali dengan usia kalian sepuluh tahunan rata-rata di bawah kalian, jadi pemikiran mereka kebanyakan masih kekanak-kanakan walaupun tidak semua orang seperti mereka " nasehat ibu ku,
" Tapi pak buk mereka juga kelewatan suka menjelek-jelekan aku dengan tetangga lainnya dan mau juga memfitnah aku, apa lagi kalau keluar rumah kadang ada tetangga yang melihat sinis padahal kita ga ada merasa salah sama orang itu " aku menjelaskan lagi,
" Itu lah nak yang namanya ujian, kita harus bersabar yang penting kita jangan menggangu orang lain, apa lagi terpancing emosi untuk melakukan hal-hal buruk aupya jangan bertambah keyakinan orang untuk membenci kalian, cuekin aja lah lama-lama mereka akan bosan sendiri, dan tetangga yang lain pun menjadi tahu siapa yang salah sebenarnya, tidak perlu kita jelas kan pada semua orang tentang kita, ingat itu kalian ya !! Ayah ku menasehati kami dan mengingatkan kami,
" Iya pak kami akan ingat semuanya kok" iya pak jawab qu dan suami dengan anggukan kepala.
Karena ini malam Minggu kami pun bersantai ria duduk diteras depan rumah orang tua ku bercerita sampe malam, karena ada juga tamu teman adik-adik ku yang datang dan pulang sudah lewatjlewat sebelas malam, karena sudah lelah dalam perjalanan tadi, aku suami dan anak-anak masuk kerumah jam sepuluh malam untuk beristirahat, suami ku juga sudah lelah bekerja tadi membuat nya langsung tertidur begitu masuk kekamar, begitu juga dengan ku dan anak-anak.