Om Rodra

730 Kata
Ketika aku berlari, tak kuduga tante Niyata sedang berjalan sambil memainkan hp nya. Aku terkejut, dia pun terkejut. Setelah keterkejutan kami berdua, tante Niyata segera mengucapkan kata maaf padaku. Aku pun menganggukan kepala dan mengucapkan kata maaf juga.   Setelah itu, aku memilih untuk duduk di meja makan karena aku melihat sesuatu yang tak terduga. Tante Niyata menarik tangan om ku yang baru saja menyelesaikan perbincangannya dengan nenek di teras tadi. Tante Niyata menarik om ku tersebut ke dalam kamarnya.   Tentu sebagai seorang Gati, aku semakin penasaran dan rasanya tak ingin beranjak dari kursi di meja makan karena kamar tante Niyata tepat berada di samping kiri ruang makan. Btw, om ku itu bernama Rodra. Om Rodra berusia 52 tahun, ya ia lebih tua 2 tahun dari usia tante Niyata. Om Rodra tidak mempunyai anak karena istrinya meninggal ketika mengandung anak pertamanya. Om Rodra pun memilih untuk tetap melajang sampai hari ini.   Dari dalam kamar tersebut, aku mendengar sesuatu yang wow. Salah sendiri, mereka berdua tidak dapat mengatur volume suaranya. Ternyata, tante Niyata sedang memberikan lokasi keberadaan mantan calon suaminya yang menghamili adik sepupu tante Niyata kepada om Rodra. Adik sepupu tante Niyata yang juga tanteku itu bernama tante Sarpa. Pada kenyataannya,tante Niyata tak sebaik yang kupikirkan. Betul, ia memaafkan adik sepupunya tetapi ia tidak merelakan/melepaskan mantan calon suaminya begitu saja. Tante Niyata ingin memberikan sebuah pelajaran kepada mantan calon suaminya.   Kesimpulanku, ini adalah balas dendam. Dendam yang belum usai dan ingin segera diselesaikan secepatnya. Kejadian belasan tahun lalu baru bisa ia balas di usianya yang ke 50 tahun. Orang baik belum sepenuhnya baik. Tiap orang mempunyai sisi gelapnya masing-masing. Ketika kita sudah mengetahui sisi gelap seseorang, barulah kita bisa menilai apakah orang itu baik atau benar-benar baik.   Lalu, kembali ku dengar om Rodra berbicara “Urusan gampang itu, aku dan team sudah siap untuk melakukan eksekusi. Ingin kau apakan dia?” Tante Niyata pun berkata “Lakukan sesukamu dan team. Minimal buat dia kehilangan salah satu anggota tubuhnya.”    Wow, segera aku menutup mulutku menggunakan tangan sebagai tanda keterkejutan ku. Apa lagi ini? Aku rasa aku sudah mulai gila. Hal yang membuatku lebih gila lagi, om Rodra ikut berperan dalam kejahatan ini. Apakah dia pembunuh bayaran?   Kejahatan jika dibalas dengan kejahatan, tidak akan ada ujungnya. Itulah hal yang selalu aku tanamkan pada diriku. Balaslah kejahatan dengan kebaikan karena itu balas dendam terbaik.   Pembicaraan tante Niyata dan om Rodra semakin panas ketika om Rodra meminta imbalan. Imbalan yang diminta pun tak tanggung-tanggung. Om Rodra menginginkan tante Niyata untuk menjadi istrinya.    Aku lupa memberi tahu kalian semua bahwa om Rodra merupakan anak angkat. Memang sih mereka bisa menikah karena tidak memiliki ikatan darah, tapi menurutku kurang etis.   Kembali kudengar suara dari dalam. Tante Niyata berkata “Aku siap untuk menjadi istrimu, tetapi kita menikah diam-diam. Keluarga dan teman kita tidak boleh ada yang tahu. Biarlah ini menjadi rahasia kita berdua.” Seperti yang kita semua duga, om Rodra segera mengucapkan kata terimakasih. Hal yang menjijikan pun keluar dari mulut om Rodra, ia berkata “Aku tak sabar untuk melakukan misi ini. Kalau perlu kita habisi saja nyawanya agar engkau puas dan melupakan dia secepatnya sehingga kehidupan pernikahan kita nanti menjadi lebih indah tanpa bayang-bayang masa lalu.”   Setelah itu tak ada lagi pembicaraan diantara mereka berdua. Mereka pun keluar dari kamar dengan ekspresi yang biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Tetapi, mereka sedikit terkejut ketika melihatku sedang duduk di meja makan.   Om Rodra pun segera menghampiriku dan berkata “Apakah kau mendengar pembicaraan kami tadi?” Dengan sedikit rasa gugup aku segera menjawab “Aku sama sekali tidak mendengarnya. Lagipula, aku tidak peduli dengan pembicaraan orang lain yang tidak ada kaitannya dengan diriku. Apakah om tidak melihat, diriku sedang asik memainkan games di hp.” Om Rodra dan tante Niyata pun segera meninggalkan diriku. Entahlah mereka pergi kemana, aku sudah cukup gila dan lelah untuk mendengarkan pembicaraan mereka.   Setelah diam beberapa saat setelah melihat om Rodra dan tante Niyata pergi, aku memutuskan untuk kembali ke kamar tamu. Ya benar, ke kamar tamu karena saat ini aku berada di rumah nenek ku untuk berlibur.   Liburanku yang seharusnya dipenuhi dengan ketenangan malah dipenuhi dengan teka-teki yang rumit. Saking rumitnya, aku sampai merasa terbawa dan bertanggung jawab dalam kisah gelap keluargaku. Aku takut jika perbuatan mereka menghasilkan karma yang berkelanjutan dalam keluarga ini.   Tetapi, aku mau bertekad untuk menghentikan kegelapan yang ada. Aku ingin menjadi agen perubahan. Tentunya, jika aku ingin menghentikannya aku harus mengetahui semuanya sekalipun itu tidak baik untuk jiwaku. Setiap yang mau kita lakukan, harus ada pengorbanan yang besar bukan?  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN