Mimpi Jessy

3371 Kata
Jessy yang duduk dengan kesal, setelah sarapan pagi yang barusan, membuat wajahnya terlihat merah malu karena ucapan Anne yang terus menyindir dan memojokkan dirinya. "Nonaaa kenapa??" tanya Rara "Saya tanya kamu... menurutmu! ada yang salah pada diriku?? ...sehingga saat sarapan tadi..aku terlihat lucu dan konyol! kalau aku makan bareng atau sarapan bareng atau apalah, itu! dengan keluargaku sendiri sepertinya..terlihat aneh? semua mata menujuku, menatapku!! ..seperti tidak pernah melihat orang sarapan bersama ajah!!" kata Jessy kesal dengan nada yang agak tinggi. "Heeemmmm!!" Rara dan Indah tersenyum menertawakannya, "Kenapa kalian tertawa?? kalian menertawakanku..!!! sulit dipercayaaa bahkan kalian pun tertawa hehz... kalian membuatku malu..heeehee" Jessy merasa malu sehingga membuatnya ingin menangis, "Nonaa, nona.. maaf! bukan maksudku.." kata Indah khawatir "Iya..nonaa maafkan kami.. kami bukan bermaksud menyinggung nonaa..!!" kata Rara merasa bersalah, "kami.. minta maaf nonaa.." "Sudah, sudah nona jangan menagisss" lerai Indah khawatir, "Aku malu... heeee...heheee!!"  ratap Jessy dengan mata yang berkaca-kaca, "Nonaa.. lagian nona kenapa tadi buru-buru sampai lupa mandi..!!" kata Rara "Kalau.. belum mandi memangnya dilarang makan dulu yah!" ucap Jessy "Haaduhhh nona ini... benar-benar lupa!! nona itu.. tidak akan bisa keluar kamar atau kemana-mana!! sebelum penampilannya perfeck!!" jelas Rara, "Aku tanya kamu.. aku itu seperti apa kesehariannya dan bagaimana aku menurut mereka??" tanya Jessy kembali, "Nonaa ituu seperti nyonya besarr, bahkan mirip dengannyaa ahh! bukan lagi mirip!! tapi sama.." jelas Rara "Maksudnya sama bagaimana???" Jessy memotong kesal, "Ya.. lihat ajah nonaa!! tingkah laku dan karakternya nyonyaa ya.. itu, sama dengan nona!!" kata Rara kembali "Ih!! kamuuu masa aku seperti itu.. yang bener saja.." tepis Jessy "Ya.. karena kalian ibu dan anak!! ya.. gak beda jauh.. beda tipislah.. " jelas Rara "Aahhh kamu ini Raa!! ngaranggg!!! emang bener mba Indah? tidakan??" Jessy mencoba menepisnya berharap ada pendapat yang beda, namun kelihatanya jawaban Indah sama dengan tersenyum pada dirinya "Ah, tidak! ini tidak benar.." kata Jessy lirih, seakan Jessy menolak namun sepertinya memang seperti itu keadaanya, melihat tatapan semua orang seperti itu bahkan mungkin dirinya yang paling ditakuti dan tidak disukai karena sejak awal tatapan mereka sudah berbeda, "Mereka.. mungkin sangat membenci nona.. karena mereka hanya tau bahwa nona adalah orang yang sangat sombong dan angkuh, yang hanya sukanya marah-marah! menghukum orang, memaki serta menghina sesuka hati bahkan nona tidak pernah menganggap ada keluarga dirumah ini.." kata Rara dengan gamblang "Tunggu! bagaimana hubunganku dengan keluargaku!!" tanya Jessy "Tidak seperti keluarga.. hanya ada kebencian dan persaingan, seperti yang tadi nona alami.. nona tidak pernah berada dimeja makan itu sejak kematian nyonya besar! nona tidak duduk bercengkraman dengan tuan ataupun nona Anne apalagi untuk menyapa nyonya dengan gayanya nona yang barusan sangat tidak mungkin karena nona selalu ingin seperti nyonya.. untuk menyaingi dan menjatuhkannya! sapaan diantara kalian adalah sapaan sinis untuk menyinggung satu sama lain" kata Indah menyesal, karena merasa tidak berguna untuk mewujudkan keinginan nyonya besar yang telah diamanatkan. "Aku jadi tidak mengerti, kepalaku sakit sekali!!" Jessy mulai mengerutkan wajahnya menahan sakit karena terlalu banyak berfikir untuk hal yang tidak mungkin dilakukannya. "Nonaa" seru Indah "Nonaa" teriak Rara "Ada apa nona?" tanya Indah panik, "kenapa??" "Kenapa nonaa.." kata Rara  "Tidak apa-apa.. aku hanya tidak enak hati dan.. mungkin banyak berfikir, aku butuh istirahat! boleeh mba Indah, minta obatnya!" kata Jessy untuk diambilkan obat. "Baik nona.." Indah bergegas mengambil obat, Akhirnya Jessy membaringkan tubuhnya karena sebenarnya kondisi Jessy belum pulih benar, masih dalam kondisi yang belum stabil karena  jiwa dan emosinya yang tidak seiring membuat Jessy lelah berfikir dan akhirnya Jessy pun tertidur. Dalam pejaman matanya Jessy memimpikan sosok bocah laki-laki berusia sembilan tahun yang bermain-main berlarian seakan dirinya mengejar anak laki-laki itu yang berteriak-teriak memohon untuk berhenti mengejarnya "Kak, kak Kiran..hentikan! kakak!! kak Kiran..hahahaaaa..!! kakkk berhenti.. hahahaaa..kakak.." tawanya sambil memohon untuk tidak diganggu. "Tunggu..adikku..aku akan menolongmu.." seorang laki-laki dewasa yang bertubuh besar namun perpenampilan kanak-kanak berlari mendatanginya seakan membantu sang bocah laki-laki itu dan mengajak dirinya bersenang-senang dalam canda riang. Lalu terdengar suara yang yang lembut seakan menegur dirinya dari sosok seorang wanita paruh baya yang berwajah sangat hangat "Kalian ini selalu begitu..membuat gaduh rumah saja! kapan kamu dewasa Kiran!!??" sosok seorang ibu yang memarahinya karena tingkahnya yang kekanak-kanakan "Kak..tangkap!!ayoo kak Kiran!tangkap!!" teriak anak laki-laki itu "Hahahahahaaaa.. lihat anakmu bu.." tawa seorang laki-laki paruh baya seakan menertawakan dirinya, namun dalam hatinya ia merasa senang dan bahagia. Lalu kemudian dirinya seakan hangat dalam sandaran bahu seorang ayah yang menenangkan gundah dalam hatinya kemudian datanglah seorang wanita nampak seorang ibu yang menyentuh pundaknya dengan penuh cinta dan maaf, seorang anak laki-laki yang tersenyum menyenangkan hatinya membuat dirinya semakin bersemangat, dan datanglah sorang laki-laki dewasa yang nampak bodoh namun bersikap tulus tersenyum padanya membuat hatinya terenyuh penuh kasih sayang. Namun disaat senyumnya yang mulai melebar dengan suasana hati senang terlihatlah seorang gadis remaja yang berusia belasan tahun yang memasang muka masam dengan penuh kebencian yang tertuju pada dirinya membuat hatinya berubah menjadi gundah gulanda. Lalu gadis itu mengangkat tangannya seakan-akan melempar sesuatu pada dirinya yang mengejutkannya sehingga Jessy terbangun dari tidurnya dan membuat nafasnya terengah-engah dengan perasaan yang bercampur aduk Jessy berusaha duduk dan merenungkan arti dari mimpi tersebut yang membuat hatinya gelisah Jessy duduk sambil menenangkan dirinya mengingat mimpi yang dialami barusan semakin berfikir Jessy semakin penasaran tentang orang-orang yang didalam mimpinya dan tentang gadis remaja itu yang ada apa dengannya, Sepertinya..orang-orang itu sangat dekat denganku.. dan aku sangat mengenalnya, namun.. siapa mereka?perasaan ini..benar-benar masih ada! rasa rindu, senang, bahkan rasa sakitpun aku bisa merasakannya!d**a ini semakin sesak jika aku berusaha mengingatnya!ada apa dengan semua ini..aku sungguh tidak mengerti!sebenarnya..siapa mereka! yang berada disisiku sekarang? dan.. orang-orang yang dalam ingatanku! membuat hati ini gundah. Suasana ruangan itu serasa sepi dengan hati yang sunyi penuh tanya dan teka teki membuat.hatinya semakin begejolak gundah. Hitz, hitz, hizt!!!  (suara isakan tangis seorang perempuan) "Seperti ada yang menangis!" kata Jessy dalam hati penasaran asal suara tangis itu.  Hitz..hitz..hitz...  Suara tangis terdengar semakin jelas ditelinga, Jessy langsung bangkit dari tempat duduknya untuk melihat siapa orangnya yang menangis. "Suaranya semakin jelas! berarti tidak jauh dari ruangan ini!" Jessy semakin penasaran dan ia pun mencari disetiap sudut ruangan, "mungkinkah mba Indah atau Rara yang sedang menangis, ada apa dengannya? kenapa tangisannya semakin terdengar jelas," pikir Jessy "mbaa, mba! Raa, Rara!!siapa disitu??" Jessy memanggil dengan tetap mencari mengikuti arah asal suara tersebut, "Hemz..( Jessy menghela nafas) siapa yang di siang bolong begini nangis.." katanya dalam hati Lalu terdengar suara gemricik air yang berasal dari kamar mandi, dengan sigap Jessy lari kekamar mandi takut terjadi sesuatu dengan kedua asistennya. "mbaaa!Raraaa..!" teriak Jessy panik membuka pintu kamar mandi lalu dibukalah gordeng yang ternyata kran mandinya nyala, "ya..ampun, kenapa ini masih nyala! mbaaa, mba indah! Raaa, Raraaa!!" Jessy pun semakin panik karena tidak ada seorangpun yang terlihat tiba-tiba nampak dengan sekilas dibagian sisi ruang kamar dengan pencahaya yang kurang yaitu seorang wanita dengan rambut yang terurai nampak dari belakang membuat Jessy terkejut dan ingin menyapanya, "krek!!brruug!!!!!" suara pintu yang terbuka  "Nonaa!" teriak Rara mengejutkan Jessy, "Eh, Rara?? mba Indah itu..." Jessy menunjukan bayangan wanita yang dilihatnya adalah Indah, "ahh kemana mba Indah," tanya Jessy yang terlihat bingung, saat kembali melihatnya sosok wanita itu menghilang lalu munculah mba Indah dari balik pintu yang mengenakan seragam dengan tatanan ramput yang dicepol rapi. "Nah itu mba Indah, ada apa dengan mba Indah?" kata Rara dengan spontan, "Ada apa ya non?" tanya Indah penasaran "Emmm.. tadi ada perempuan disitu..dikira mba Indah," jelas Jessy membuat Rara langsung mendekat takut pada Jessy, "Nonaa" panggil Rara langsung mendekap kebelakang "Iya..tadi ada, dikiran mba Indah" jelasnya kembali "Dari tadi saya..didapurrr baru saja kesini" kata Indah "Iya..bener tadi saya liat disitu tuh!" jelas Jessy menunjuk "Ih, nona bikin takut ajah!" kata Rara yang semakin merinding "Iyaaa beneran deh!" kata Jessy masih penasaran, lalu Jessy terdiam seraya berfikir Dilihat dari pakaian dan gaya rambutnya memang bukan mba Indah, terus wanita itu siapa yah! apa aku sedang halu..mungkinkah itu hantu? ih, jangan berpikiran macem-macem Jess.. mana ada hantu disiang bolong begini.. "Ih, nonaa bikin merinding ajah" kata Rara "Hemz Rara! mana ada hantu disiang bolong gini.. dasar kamu penakut!" kata Indah menepis, "Iya mana ada hantu disiang bolong! ada-ada ajah deh, nona!" teriak Rara yang menepis rasa takutnya dengan berlagak pemberani. Hemhemhemhem... hemm tolong...(suara tangis minta tolong) "Tuh, kan! ada yang nangis.." kata Jessy kembali dengan mendengarkan suara tangis yang membuat Jessy penasaran dari mana suara itu berasal. (Haaaahahaaa!!tolong aku.. tolong aku.. haa..!!) "Apa kalian mendengar" tanya Jessy Suara itu terdengar jelas sehingga kedua asitennya percaya lalu mereka mencari tahu orang yang dimaksud dan segera mencari tahu sumber suara tersebut untuk segera mengetahuinya, Lalu Indah melihat seorang wanita yang merupakan salah satu pelayan rumah itu bersembunyi dibalik meja dengan menangis ketakutan. "Lihat nona! apakah itu yang dimaksud nona?" Indah menunjuk keluar jendela Lalu Jessy dan Rara langsung melihatnya dari balik jendela "Hemz..itu hantunya nona!" senyum Rara, "Kenapa dia?" tanya Jessy Lalu datanglah seorang satpam yang menghampiri pelayan tersebut dengan menertawakannya yang ternyata pelayan itu menangis ketakutan karena seekor anak kucing yang masih banyi untuk dikembalikan ketempat asalnya oleh satpam tersebut, melihatnya merekapun tertawa. "Jadi.. tidak ada hantukan?" jelas Indah "Ya! mungkin saja..ini hanya halu," Jawabnya dengan nada kecewa, "Oh, ya nona! saya sampai lupa!" kata Indah yang baru menyadari tujuannya, "Heh, ada apa!" sahut Jessy "Ituh, ada seseorang yang menunggu nona diruang tamu!" "Siapa? apa aku kenal!" tanya Jessy  Indah hanya mengangguk sambil tersenyum yang mencurigakan membuat Jessy penasaran dengan tamu tersebut. "Eh, nona tunggu!" Indah menghentikan langkah Jessy "Ada apa??" "Nona tidak bisa menemui orang dengan mengenakan pakaian seperti ini!" kata Indah "Oh, iya betul nona" timpal Rara "Emangnya pakaian yang saya kenakan ini ada yang salah?" tanya Jessy "Oh tidak ada yang salah! tapi kurang perfect!!" kata Indah "Hahh!!! menurutku ini sudah bagus, kurang perfect gimana lagi!" bantah Jessy "Aduhh nona nanti nona di tertawakan lagi.." kata Rara, "nona itu selalu terlihat lebih cantik bila menemui seseorang apa lagi orang luar! bahkan orang rumahpun tidak pernah melihat nona dengan riasan seadanya dengan dandanan biasa ajah," "Iiihh repot banget sih, jadi diriku! sudah begini sajah bodo amat!" Jessy lansung keluar dengan gaya jalan sesukanya, mengenakan celana pendek dengan atasan strit dan masih memakai sandal kamar mandi. "Hemmmm ada apa dengan nona ini yah! setelah kecelakaan nona ini kelihatan aneh yah! tidak seperti biasanya" keluh Rara, Indah hanya tersenyum Jessy keluar kamar tanpa berfikir siapa yang akan ditemuinya ia hanya ingin melihat orang yang selain orang-orang yang berada dilingkungan rumahnya. Rasa penasaran tentang dirinya membuat ia ingin lebih banyak mengenal orang untuk mengetahui apa yang membuatnya ragu tentang kehidupannya yang tidak wajar. Terlihat seorang pria yang duduk di kursi tamu namun nampak terlihat dari belakang pria itu bukanlah Devfan yang sudah dikenalnya, Jessy mencoba mendekatinya dengan penasaran berharap setelah melihatnya Jessy akan mengenalnya dan mengembalikan ingatannya yang telah hilang, "Maaf!apa anda mencariku??" sapa Jessy pada tamu tersebut, lalu pria itu melihat ke arah Jessy dengan pandangan aneh seperti tebakan Jessy Pria itu seraya menahan tawa dengan mimik muka yang masih terlihat kalem yang dibalut dengan wajah tampannya sehingga nampak sangat manis dan menawan. "Kenapa!apa saya terlihat aneh, kenapa anda tersenyum seperti itu?" kata Jessy dengan sedikit meninggikan suaranya, Pria itu melihat penampilan Jessy yang sangat sederhana, tidak seperti biasanya yang elegant namun mewah. "Nampaknya..saya salah orang!" kata dengan acuh, "Heh," Jessy terkejut dan malu kalau benar sudah salah orang, "owh..maaf!" lalu Jessy beranjak pergi meninggalkan pria tersebut selang beberapa langkah tiba-tiba pria itu berkata, "Saya mencari sesorang yang benama Jessy farinza al farid, ia adalah seorang wanita yang terkenal cantik, pintar dan elegant!selain itu.. orang yang sangat sombong dan angkuh!" kata pria itu dengan sengaja untuk menyinggungnya, Jessy yang terhenti nampak berfikir atas sikap pria tersebut seakan perkataannya ditujukan pada dirinya namun Jessy tidak merasa malu sedikitpun malah membuat dirinya penasaran akan perkataannya, "Benarkah!!" Jessy bertanya tanpa dosa, "maaf anda mengenal Jessy? seperti apa Jessy itu dan bagaimana anda mengenalnya!!" kata Jessy penasaran, Pria itu terheran dengan sikap Jessy yang tidak menunjukan wajah angkuh dan sombongnya saat seseorang telah menyinggungnya, hanya terlihat wajah yang lugu dan polos seperti anak kecil yang ingin tahu. Pria itupun tersenyum sinis karena menganggap Jessy sedang berpura-pura untuk menarik simpatinya, "Hemz, saya tau kamu! tidak akan mengubah apapun, jangan harap!!" kata pria itu dengan sinis, Jessy terlihat bigung dan tidak mengerti dengan apa yang dimaksud pria tersebut, "Apa ada masalah..." ucap Jessy sedikit takut, lalu pria itu menatap Jessy dengan penuh kekesalan dan benci membuat Jessy salah tingkah untuk menghadapinya, "Saya kesini hanya untuk memberikan ini," pria itu memberikan seikat bunga yang nampaknya sudah dipersiapkan, "maaf saya baru bisa menjengukmu, semoga kau baik-baik saja dan cepat sembuh!saya ikut prihatin dengan apa yang kau alami, maaf!saya tidak bisa berlama-lama disini," kata pria itu dengan wajah yang kaku membuat Jessy terperanga dengan ucapanya yang berubah-ubah, Lalu pria itu pergi meninggalkan Jessy begitu saja tanpa basa basi dan memperkenalkan diri, "Hemh! orang yang aneh!" ucap Jessy kesal. *** "Ada dengan kalian!j angan mondar mandir terus!!" tegur Jessy yang terlihat tidak bersemangat, matanya yang terpejam dengan kepala yang ditopang tangan sambil duduk. "Apa nona baik-baik saja..nona terlihat banyak befikir!" tanya Rara khawatir, "Ehm, aku baik-baik saja.." jawabnya dengan malas "Bagaimana dengan tamu yang tadi nona?" tanya Rara kembali "Ehm, tidak apa-apa.." jawabnya malas Dengan cepat Jessy membuka matanya seakan telah melupakan sesuatu, "Hemz...kenapa semua orang tidak menginginkanku yah! perbuatan dosa apa yang membuat mereka begitu!" keluh Jessy lemas, "Memangnya apa yang dikatakan tuan yang tadi?" kata Rara penasaran "Apa kamu mengenalnya??" tanya Jessy mendesak, namun Rara terlihat gugup dan ragu menjawab. "Eeemmm, tidak! memangnya nona tidak mengenalinya?" Rara mengalihkan pertanyaan "Saya berharap dapat mengenalinya! ternyata...saya masih belum mengingat semua.." jawabnya dengan kecewa, "Nona..yang sabar yah! nanti juga nona tau semua!" Rara mencoba memberi semangat, (Tulalit,tulalit,tulalit...tulalit !!!) suara dering handohone "Suara handphone! punya siapa?" tanya Jessy heran karena semenjak bangun dari komanya Jessy belum pernah mendengar maupun memegangnya ia seakan lupa dengan handphone Rarapun langsung pergi mencarinya. "Ini nona..ada panggilan masuk" Rara menyodorkan sebuah handphone yang masih berdering, "Hah!" Jessy terkejut melihat handphone yang masih berdering, karena Jessy tak pernah memikirkan sebuah handphone miliknya. Dengan ragu Jessy bertanya-tanya tentang handphone itu pada Rara, dan menolak untuk mengangkatnya namun Rara dengan berani akhirnya menjawab telepon itu "Hallo.." Rara mendengarkan suara yang didalam handphone tersebut, lalu ia memberikan kembali pada Jessy yang akhirnya mau menerima telpon tersebut, "Hallo.." ucapnya dengan ragu "Jess ini aku Devfan!" "Devfan??" teriak Jessy dengan semangat "Iya.. nona..bagaimana kabarmu..?" jawab Devfan merayu "Aku baik-baik saja! kenapa kamu tidak datang kerumah?" tanya Jessy "Kenapa! kangen? hai..nona cantik!apakah kamu sudah sembuh sekarang?jangan diam saja!cepat, banyak pekerjaan yang menunggu!" kata Defvan "Aku punya pekerjaan??" tanyanya dengan girang sekaligus terkejut, "Iya pekerjaanmu menumpuk!sementara kamu disitu aku yang menghendel semua..ayolah nona..cepat bekerja!" seru Devfan "Ohw..." seru Jessy "Ya sudah, nanti saya kerumah untuk memastikan semua..aku hanya ingin mendengar reaksimu Jess!dan ini adalah handphonemu jangan dimatikan!aku kesulitan menghubungimu!" kata Devfan memperingatkannya Jessy mendengarnya ragu sampai akhirnya suara telpon itu terputus, "Ada apa nona?" tanya Rara yang melihat raut wajah Jessy ragu, "Hemz..ini handphone milik siapa Ra?" tanyanya pada Rara "Itu handphone punya nona..baru saya aktifkan pagi tadi, karena tergeletak bigitu saja..barang kali ada banyak klien yang menghubungi nona..selama ini nona sakit, barangkali pekerjaan nona sudah menunggu dan menurutku nona sekarang sudah bisa beraktivitas kembali! maafkan saya nona!" jelas Rara yang merasa bertanggung jawab pada nonanya. Jessy hanya terdiam mendengar penjelasan Rara sebari memahami isi hati Rara atas dirinya, "Iyah, aku tau..selama ini hanya kalian yang mengerti! mungkin banyak hal yang aku tinggalkan selama ini seperti pekerjaan!namun aku masih belum tau ingatanku seperti apa? bisakah kau membatuku Ra?untuk hal yang aku lupakan!" "Tentu saja nona..Rara siap membantu!" jawabnya dengan semangat, "Boleh beritahu saya Ra!! bagaimana cara membuka kunci layar handohone ini!" Jessy menunjukan handphonenya yang telah terkunci. Melihat itu Rara hanya tersenyum, menunjukan bahwa nonanya benar-benar melupakan semuanya seperti hidup di hal yang baru, manusia yang baru dengan karakter, kebiasaan dan kepribadian baru. *** Jessy memulai tampilannya berusaha agar tidak dicela orang lain, dengan mencoba-mecoba beberapa pakaian yang sesuai dengan dirinya. Bergaya seanggun mungkin sesuai yang dikatakan mereka agar tidak berbeda dengan sebelumnya. Jessy melihat dirinya yang dilihat tampak dari depan, belakang dan samping didepan sebuah kaca yang berukuran besar. Tiba-tiba Jessy berhenti bergaya saat melihat dirinya dari samping, teringgat sesuatu yang membuat dirinya terkejut yaitu sosok wanita yang pernah dilihatnya nampak seperti dirinya. Dengan jantung yang berdetak kencang Jessy penasaran dan mencobanya lagi untuk melihat dirinya yang terlihat dari samping, betapa mengejutkanya saat dilihat-lihat kembali bentuk lekukan tubuh dan rambutnya yang terurai dilihat dari atas kepala sampai punggung sama persis dengan wanita yang nampak siang tadi, memastikan dirinya sendiri dan tidak ada orang lain lagi Jessy menoleh-noleh sekitar dirinya barang kali  ada orang dibelakangnya. Jessy merinding atas tubuhnya sendiri seakan-akan tubuhnya sesuatu yang menakutkan, "Hah!!hahaaaa!!" Jessy langsung melompat naik ketempat tidurnya dengan slimut yang menutupi tubuhnya, "ih!hih!hih!hiiiiii!!!" "krekk!!!" suara gagang pintu terbuka membuat Jessy semakin ngilu ketakutan, "nonaa!!ada apa?" Rara menarik slimut yang menutupi tubuh Jessy, "Oh,kamu Ra..ngagetin ajah!" "Hahahahahahaaaa nona takut!" katanya dengan menertawakan Jessy "Mataharinya masih ada nonaa!!belum tenggelam!masih saja takut!" ejek Rara, "hahahahahaaaa!!" Rara terus menertawakannya sampai sakit perut, "Apaan sih, Ra!!kamu!!tuh, kan lihat kualat kamu!" kata Jessy yang belum yakin akan dirinya masih memeluk slimut tebal itu, "Hahahahahahaaaa...lucu!" tawa Rara melihat nonanya mengempal dibalik selimut bak anak kucing yang takut pada tikus, "Terus!tertawa terus!!" Jessy kesal, "Ada apa ini?" kata Indah yang datang tiba-tiba "Huahahahahahaa...." Rara terus menertawaknnya, "dia takut mba,dia takut!hahahahaaaa..sejak kapan nona jadi penakut! hahahaha....adanya setan itu takut sama nonaa!! Hahahahahaaaaa" Rara terus tertawa sampai menangis Indah yang melihatnya ingin tertawa namun takut dosa, akhirnya Jessy dengan penuh malu keluar dari selimut itu. "Apa masih belum cukup tertawanya!!" kata Jessy dengan kesal, Seketika Rara berhenti tertawa melihat sang nona mulai berwajah seram, "Teruss tertawa, teruss!ayo tertawakan aku!teruss kenapa berhenti!ayo terus, terus, terus!!" teriak Jessy yang terus mencubit-cubit Rara hingga berlarian dan saling berjatuhan diatas kasur yang empuk dengan tertawa riang mereka sampai-sampai terjadi perang bantal diantara mereka bertiga saling pukul-pukulan seakan tidak ada batas antara majikan dan pelayan sama seperti teman seusianya. "Kalian mau pergi kemana????" teriak Jessy, "ingat jangan ada yang keluar dari kamar ini!!dan nanti malam kalian berdua harus tidur disini!!!!" teriak Jessy kembali memperingatkan kedua asistenya yang hendak kabur, "Hahahahahaha......!!!" tawanya "Ternyata takut!!" "Ih,takut!seremmm huahahahahaaaa" "Lihat nona kita ternyata bisa penakut!hahahaha..," Teriak kedua asistenya menertawakan Jessy seakan tidak ada lagi nona yang ditakutinya, ruangan itu terdengar bergema tidak sepi seperti biasanya yang terdengar pecahan gelas maupun vas bunga yang dilempar, tanpa disadari seseorang diluar ruangan dengan bahagiannya mendengar suara tawa buah hatinya yang telah lama membeku. "Tuan!!" kata seorang pelayan, Namun sang tuan tidak mau mendengarkan berita yang akan disampaikan, dia hanya tidak mau melewatkan suara anaknya yang sedang tertawa, dengan bibir bergetar ia mecoba tersenyum merasakan bahagia disetiap suara tawanya yang membuatnya menitikan air mata kebahagia yang tak terkira. *** Jessy seakan dalam gegelapan yang menderanya perasaan takut, panik dan ingin segera keluar membuat Jessy seperti dalam perjalan yang kosong dan hampa tiada arah berlari, tempat yang dituju tanpa teman yang menani Jessy hanya sendiri berlari kesana kemari semua terlihat kosong hanya nafasnya yang terengah-engah bagai mengejar tanpa ada yang dikejar. Semakin dalam rasa takut dan panik, "harus bagaimana ini..harus bagaimana.." Jessy terus berjalan dan berlari terus dan terus tanpa tahu arah tujuan, dia hanya ingin keluar dari tempat tersebut berharap ada petunjuk untuk dirinya berlari dan terus berlari sampai akhirnya Jessy berhenti disuatu titik terlihat seseorang memanggil dirinya. "Kiran kembalilah!!" nampak seorang ibu yang meratap sedih, Jessy hanya terdiam sedih melihat sang ibu yang terus memanggil-manggilnya dengan sebutan "Kiran" memintanya untuk kembali bersamanya. Dengan perasaan iba Jessy meneteskan air mata dan ingin sekali datang untuk memeluknya, Jessy yang terus menatap wajah ibu tersebut mencoba untuk melangkahkan kakinya, "Jessy!!!kemarilah nak!!!" teriak seorang, Dilihatlah Jessy menoleh kearah panggilan itu yaitu seorang sosok laki-laki paru baya, "Papah!" ucap Jessy melihat laki-laki itu dan akhirnya Jessy berlari kearahnya dengan memanggil-manggilnya sontak sebuah bayangan menyerupai dirinya menghalangi papahnya dengan keras Jessy berteriak, "Papahh!!pahhhh!!" seperti tersadar suara teriakannya terdengar ditelinganya sendiri dengan membuka mata Jessy berusaha bangun untuk segera duduk, "Ternyata mimpi.." ucapnya sebari mengatur nafasnya yang terengah-engah terlihat kedua asistennya yang masih pulas tertidur disampingnya, "kenapa ada mimpi seperti!apa maksud dari semua itu!apa yang telah terjadi sebenarnya!siapa wanita itu sebenaranya!" Jessy terdiam lama dengan penuh tanya dibenaknya, "Kirannn..!!" (suara memanggil) "Jessyyy...!!" (suara memanggil) "Hah,!!" Jessy mendengarnya merinding sontak menjatuhkan diri kekasur dan segera menutupi dirinya dengan selimut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN