BAB 2

2284 Kata
Seperti mahasiswa lainnya, mereka di haruskan menjalani KKN. Setelah menjalani KKN selama 2 minggu, Isti mempunyai teman baru. Ana nama panggilannya, Fakultas Ekonomi. Isti pun memperkenalkan gadis cantik itu ke teman-temannya. Dia gadis yang mudah akrab, humble, feminin. Dan yang paling di sukai Isti adalah, Ana sering traktir Isti serta teman-temannya. Seperti biasa, Aji yang berstatus jomblo langsung melakukan aksinya, mulai pendekatan dengan Ana. Isti akui, pesona Ana memang luar biasa. Setiap mereka berjalan bersama, hampir semua lelaki akan menatap Ana, walaupun hanya beberapa detik. Ini membuktikan kalo Ana punya daya tarik yang cukup besar. Selama ini wanita yang di kencani atau target Aji adalah sosok yang cantik, feminin, kulit bersih, rambut terurai serta terawat. Tak lupa, dia harus modis. Ya seperti mahkluk yang bernama Ana ini. Bahkan Ana lebih cantik dari gadis-gadis Aji sebelumnya. Bisa dibilang Ana salah satu artis yang nyasar. Sangat berbeda jauh dengan Isti yang berkulit sawo matang dan kusam. Isti lebih sering mengenakan kemeja / t-shirt plus jeans yang menutupi tubuhnya, tak lupa sneaker menemani langkahnya. Sedangkan rambut, cukup dikuncir kuda dengan anak rambut yang berantakan. Namun entah mengapa, Isti merasakan tak nyaman pada gadis ini, tidak seperti teman kencan Aji sebelumnya. Aji sering bertanya tentang sosok Ana kepada Isti, dengan berat isti menjawab pertanyaannya. Setelah melewati beberapa mata kuliah, mereka pulang, maksudnya nongkrong di kos Isti. Selain Aji, Sammy, Rio, masih ada beberapa teman lelaki lainnya. Seperti biasa mereka duduk di teras beralas tikar, karena kalo di ruang tamu ga muat. "Is, aku dengar disini ada kamar kosong. Mungkin aku pindah sini aja dech" ujar Ana. "oh iya ada. Tapi fasilitas disini jauh sama kos kamu, kos kamu kan spesial. Disini kita nyuci sendiri, masak nasi sendiri, kamu bisa?" Tanya Isti. Gadis ini tau, pasti si Ana nggak pernah mencuci. Bisa dilihat dari kukunya yang berwarna, lebih panjang dari milik Isti. "Urusan makan katering aja, kalo nyuci ya tinggal ke laundry. Ntar aku anterin ya Ji kalo ke laundry?" tanya Ana dengan suara lembut. "Tentu cantik..." jawab Aji. Isti geli mendengar jawaban Aji. Isti memutar bola matanya jengah dan Aji mengetahui hal itu. "Mulai besok aku pindah sini aja dech, supaya lebih enak nongki nya, besok bantuin ya genks..."pinta Ana ke teman lelaki yang lain. Hampir bersamaan mereka mengiyakan permintaan Ana. Seperti diketahui, Ana berasal dari propinsi lain. Kayaknya ortunya kaum borjuis. Secara liat baju dan penampilannya barang branded semua. Untuk ukuran mahasiswa, penampilannya bisa dibilang "WOW" Hari ini Ana sudah resmi menjadi teman kos Isti, walaupun tidak sekamar tapi hati Isti rasanya ga nyaman. "Is...besok Sabtu kamu pulang?" tanya Sammy salah satu teman genks. "Iya..emak ku mau ke Banjarmasin, ada yang mesti di omongin, paling suruh jaga Iwan. Soalnya adekku kalo ga di ingetin dia lupa alamat rumahnya." ucap Isti. Iwan merupakan adik Isti, sudah kuliah namun beda Universitas. "Aseekkkkk!ntar kita ke rumah boleh ya? maklum lah Is..ga ada yang di apelin" ucap Sammy enteng Beberapa orang pun menyetujui ide itu, tapi lain hal Isti. "Awas ya kalo bikin repot!" ucap Isti ketus. "Ntar kalo uda, kita beresein dah..." "Ngobrol ama tembok! sampek gajah bertelor kalian ga bakal beresin..di tinggal gitu aja" Balas Isti bernada ketus. Mereka pun ngakak mendengar celoteh Isti yang kadang kalo ngomong ceplas ceplos. Isti jarang sakit hati, paling cemberut ama ngomel, makanya mereka betah berteman dengan Isti. Sabtu jam 19.00. Satu per satu para cowok yang ga punya pasangan (kaum jomblo akut berlumut) berkumpul di rumah Isti, mereka duduk santai di teras pakai alas tikar. Mama Isti dan Isti duduk di kursi yang tersedia di teras. Mereka sudah akrab dengan Iwan, adik Isti dan Mama Isti. "hai RETAK..apa kabar?" sambut Isti yang baru keluar kamarnya. "RETAK?" tanya seseorang. "REmaja TAnpa Kasih, tauuuuuuu...." ucap Isti sambil ngikik "Kalian kalo mau kopi atau coklat hangat, buat aja sendiri, uda tau tempatnya kan?" ujar Mama Isti. "ihhh...Mama, jangan di tawarin! Ntar persediaan kita di habisin..." sahut Isti. "Isti! ga boleh gitu sama tamu..." "tamu? mereka bukan tamu, ini tempat penampungan kaum jomblo!" Isti berkata dengan cemberut. "Nggak semua Tan. Aku punya pacar, tapi ikut kesini" ujar Rio salah satu genks. "iya punya..tapi lagi marahan kan? kayak ga tau aja tingkah cowok..." bela Isti. "Istiiiiiiii...!!!" ucap mamanya heran mendengar anaknya yang ketus. "Ma...gara gara mereka Isti ga punya cowok, tiap Sabtu mereka ke sini, padahal ada cowok yang mau ngapelin, ngajak kencan Isti, jadinya takut kan...dipikirnya Isti punya cowok.." Isti berucap seolah mengadu. Mama dan teman-temannya tertawa mendengar celoteh Isti. "napa kalian ketawa?! Seneng kan kalo aku jomblo? kalian yang ngebawa Setan Jomblo kesini..." Isti memperlihatkan wajah yang lebih ketus. Mama Isti hanya menggelengkan kepala mendengar ocehan anak gadisnya. "kasih minum gih teman-temannya.." pinta Mama. "Kaaaannn...bikin repot..sampek kapan aku begini?" ujar Isti sambil beranjak dari kursi teras. "aku bantuin Love...." ujar Aji dan beranjak dari duduknya yang lesehan ditikar. "nah gitu donk..agak tahu diri dikit" Isti berkata sewot. Saat di dapur Isti membuat minuman sirup, Aji membantu menyiapkan, kadang tangan mereka bersentuhan tidak sengaja.Mereka tetap diam dalam pekerjaan mereka. "Love...kamu kalo ngomel gitu lucu, jadinya mereka suka godain kamu, tapi nggemesin " Aji menggoda. "uda dech, ga usah gombal! Kamu kok kesini? kenapa ga ke Ana?" tanya Isti. Sebelum mendapat jawaban, Isti pun beranjak dari dapur dan membawa nampan berisi 4 gelas kosong. Aji berjalan dibelakang Isti dan membawa 2 botol besar. "Nich...silahkan diminum" ujar Isti meletakkan di tikar dihadapan kaum cowok. "Terima kasih..kalo gini kamu cantik" ujar salah seorang teman.Isti mencebikkan bibirnya. "walopun secantik Katty Perry, kalo ada kalian, aku pasti tetep jomblo..itu uda aku kasih sianida, supaya kalian cepet lenyap" sahut Isti sanbil menunjuk minuman. "Astaga Is..ntar kamu kesepian lho ga ada kita" ujar seseorang menyahut. Tak lama, datang seorang gadis, dan dia adalah pacar Rio, yang lagi marahan. Rio pun mau ga mau menerima kedatangan gadisnya. Mereka duduk membelakangi penghuni teras. Tampak wajah serius di wajah mereka, tangan Rio mengambil tangan gadisnya. Isti tampak kesal pemandangan yang ada didepannya. Dia mengambil tutup botol, dan melempar ke Rio. "auuuuwwwww..." teriak Rio, tutup botol minum itu mengenai bagian tubuhnya. "Bang Rio kalo m***m jangan disini, ntar digerebek..." Isti berkata agak berteriak, wajah gadis di sebelah Rio hanya senyum malu, teman yang lain hanya tertawa mendengar ucapan Isti. "alah...paling kamu ngiri kan" sindir Rio yang berkata benar. Isti sewot beranjak dari kursi. "Uda ach...anak perawan mau tidur, moga mimpi ketemu jodoh pangeran" "Mimpiin aku donk" sahut Aji. Wajah Isti merona. "Ga mau...tukang gombal! tukang gonta-ganti pacar!" Isti beringsut dan meninggalkan teman-temannya. "Tante istirahat dulu ya..jangan lupa, Tante titip Isti dan Iwan, kalo ada apa-apa kalian yang tanggung jawab" ujar mama Isti sambil meninggalkan genks anaknya. Hampir bersamaan mereka mengiyakan pinta mama Isti. Seperti diketahui, para teman Isti walaupun Isti ga ada dirumah atau Isti tidur, mereka masih betah di rumah itu. Karena ada Iwan dan temannya ikut meramaikan rumah juga, seolah mereka sudah klop untuk membicarakan tentang dunia pria, sport, game, motor dan lainnya. ********************* Hari Minggu sore Isti bosan sendiri dirumah. Padahal biasanya dia menghabiskan waktu dengan membaca novel. Entah mengapa hari ini dia ingin sekali jalan-jalan ke mall. Dia mengendarai motornya menuju plaza tengah kota. Berjalan sendiri sambil menyusuri tiap lorong. Dia pun hanya lirik sana-lirik sini tidak jelas tujuannya. Aji yang sedang berjalan dengan Ana terkejut melihat sosok Isti dari kejauhan. Dia pun mengajak Ana berbelok ke arah lain untuk menghindari Isti. Aji pun tak tahu mengapa melakukan hal ini, padahal dulu-dulu kalo ketemu Isti baik di Mall, di jalanan Aji selalu memperkenalkan wanitanya. Tapi kali ini, Aji malah seperti orang yang takut ketahuan selingkuh, matanya siaga di sekitar untuk menghindari Isti. Namun rasanya alam berkata lain. Saat Isti berhenti dan duduk di bangku untuk istirahat sebentar melemaskan otot kakinya. Raut wajahnya berubah, dia tersenyum melihat sepasang muda mudi yang sedang berada di toko olahraga. Isti mengeluarkan ponselnya. "halo..ada apa Love?" tanya Aji dengan suara lirih dan perasaan ketakutan. "cie..yang lagi kencan" ujar Isti enteng dengan nada menggoda serta kekehan. "Love?" Aji berkata lebih lirih dan berjalan keluar meninggalkan Ana didalam yang sedang mencoba sepatu. "lha ceweknya jangan ditingal donk!" ucap Isti sambil cekikikan. Isti bangkit dari kursi, sambil berjalan meninggalkan pasangan itu, Isti masih berada dalam sambungan komunikasi dengan Aji. "kamu dimana?" tanya Aji lembut, hati Aji merasa bersalah sambil matanya mengawasi sekitar, dia merasa diawasi. "EH! Upil Gajah! Jagain anak orang! Ntar di culik, bilangin, sepatunya cantik..warna merah juga bagus kok" ucap Isti santai, terlihat tadi Ana mencoba sepatu yang berwarna merah. "Love kamu dimana?" Aji mengulang pertanyaan. Tut tut tut....tak ada jawaban, Isti malah menutup telponnya. Dalam sekian detik, ponsel Isti berdering.Aji menghubungi balik Isti. "ngapain telpon?!" tanya Isti ketus. "kamu dimana?!" tanya Aji ga kalah ketus. "di plaza xxx, tenang aja...aku gak ganggu kok, lagian aku juga sering nemuin kamu kencan, ga pernah ganggu kan?" "kamu dimana? sama siapa?" "kan tadi di bilangin aku di plaza xxx, aku sama hmmmm ada deh..."Isti menggoda Aji supaya penasaran. "kamu sama cowok?" Aji penasaran. "rencanya mau ketemuan disini" Isti berbohong, dia menahan tawanya. "blind date?" "something like that" ucap Isti enteng. "sekarang kamu dimana? jangan sembarangan ketemu sama cowok. Kamu kan nggak tau dia cowok yang gimana" Aji mengoceh dengan nada tinggi. "....." Isti tak menyahut, dia melihat ponselnya, dan mengernyitkan dahinya 'ngapain dia ngomel?'. Isti pun menutup pembicaraannya. 'orang gila! ngapain kamu marah? bukannya seneng lagi kencan' batin gadis ini. Nggak lama ponsel Isti berdering lagi, Isti memutar bola matanya dan menarik napas panjang. Dengan malas dia menekan tombol hijau. "hm?" ucap Isti malas. "Lovenza! kamu dimana?" "kamu lanjutkan sama Ana, aku ga ganggu, beneran! Suer!" "jawab pertanyaanku Love!" "ih! apaan sich? ini waktunya me time, suka-suka aku" "Love! Jawab!" Aji berucap seolah menekan dan memerintah. "pujasera!" mau tak mau Isti menjawab. Aji pun langsung menutup pembicaraan, dia berjalan ke toko olahraga, "An..aku ke pujasera, kita ketemu disana" "kenapa Aji?" tanya Ana dengan nada yang lembut. "Pokoknya kalo uda kelar, kamu kesana" Kata Aji. Ana hanya menganggukan kepala. Aji berjalan dan sedikit berlari menuju pujasera. Sedangkan Isti dengan tenang masih menikmati Es Teler dan beberapa kudapan. Hingga dia merasakan kehadiran sosok seseorang, dan duduk di depannya, dia hanya melihat sekilas pria yang sudah duduk tanpa permisi. "mana cowok itu?" Tanya Aji tanpa basa-basi. Wajahnya tak ada senyum. Isti hanya menaikkan bahunya dengan wajah cueknya sambil mengunyah. "kamu mau tunggu sampai kapan? uda habis berapa banyak ini?" Aji melihat bekas hidangan yang berserakan di meja Isti. "emang kenapa sich? kan ini pake uang aku sendiri?" "bukan masalah uangnya...kamu mulai kapan disini? kamu janjian jam berapa? kenapa sampai sekarang dia belum datang?" Aji memberikan banyak pertanyaan. "gara-gara kamu duduk disini, mungkin dia uda di sekitar pujasera, tapi ga jadi nemuin aku...kamu ngapain sich disini? kenapa ga sama Ana?" Isti kembali berbohong. "ntar Ana ke sini" "ck! kamu ngerusak acara ku, padahal aku ga pernah ganggu kamu kencan" "aku tungguin sampai cowok itu datang" Kata Aji, raut wajahnya masih dingin. "dia ga bakal datang kalo ada kamu" Kata Isti. "ya bagus lah" "kok gitu? kamu pengen aku jadi perawan tua?" Aji menghela nafas. Dia sadar, kata-katanya tidak layak di ucapkan. "kamu pulang aja ya...." Aji berucap lembut. "Nggak mau! Kamu aja yang pergi, eh..itu dicari Ana" Ana terlihat celingukan mencari Aji. Isti melambaikan tangannya, Ana pun melihat ke arahnya lalu berjalan menuju meja yang sudah ada Isti dan Aji. "uda makan?"tanya Isti. "uda tadi, sekarang mau pulang, ada janjian sama teman di kos" Jawab Ana yang duduk di sebelah Aji. "noh..anterin pulang!" perintah Isti. "kita pulang bareng" ucap Aji dengan nada memerintah. "aku bawa motor sendiri!" sahut Isti dengan cepat. "Ana, kamu tunggu di mobil, aku anter bocah ini sampai benar-benar keluar parkir" Aji menarik paksa tangan Isti seperti anak kecil. Mau tak mau, Isti menurut. Saat nereka berjalan berdua, Isti melepaskan paksa tangannya dari genggaman Aji. "Sakit!" Ujar Isti. "ayo!" Aji tak melepaskan genggamannya. "Knock it Off Aji!" "ok..mau kamu apa?" Tanya Aji melepaskan genggaman Isti. "justru aku yang tanya..mau kamu apa?" Giliran Isti bertanya. "aku mau kamu pulang" Jawab Aji "aku ga mau..aku mau jalan-jalan" "sama siapa?" "terserah aku lah!" "Pulang Lovenza!" perintah Aji lagi. Dengan terpaksa Isti berjalan dengan menghentakkan kakinya dengan kesal menuju ke parkir sepeda motor, Aji yang masih dibelakangnya tetap mengawasi hingga gadis itu keluar dari area parkir. Aji pun sedikit berlari menuju parkir mobil dimana ada Ana yang sedang menunggu. Namun saat di tengah jalan, Isti tak langsung pulang. Dia masih berputar-putar mengelilingi kota menikmati gemerlap lampu hias. Sambil berpikir kenapa Aji melakukan hal yang aneh menurut dia. 'salah aku apa sich? masa iya klo jomblo ga boleh jalan-jalan? padahal minggu kemarin aku jalan sendiri ga ada yang protes..' gerutu Isti. Aji yang sudah tiba lebih dulu dirumah Isti, terlihat kuatir saat sepeda motor gadis itu belum terlihat. Dia menunggu di pos satpam yang letaknya tak jauh dari rumah Isti. Setelah hampir 1 jam, tampak sosok Isti dan motornya menuju rumahnya. Hati Aji merasa lega, dia menghampiri Isti yang sedang membuka pintu pagar. "kok lama? dari mana?" Tanya Aji. "puter-puter kota!" jawab Isti pendek. "sendiri?" "Nggak! Sama gubernur dan wakil DPR!" jawab Isti dengan galak. Aji tersenyum mendengar jawabannya. "ya uda ..aku pulang ya" ujar Aji. "bentar! aku mau tanya, kenapa sich aku di suruh pulang? ga biasanya kayak gini" Aji mengangkat bahunya, dan dia pun berpikir dengan heran. "hmmm..aku ga mau kamu kelamaan nunggu cowok yang ga pasti datang..aku tahu kamu uda lama nunggu" "kan itu urusan aku, aku ga keberatan menunggu, dari pada jomblo kelamaan? kali aja dia jodoh aku, sekarang apa? ilang dech harapanku" Isti berbohong. Jantung Aji rasanya berhenti berdetak, raut wajahnya berubah, dia belum rela jika Isti punya teman dekat. 'kalo kamu uda punya pacar, aku curhat ama siapa? hanya kamu yang bisa mendinginkan suasana hatiku Love' batin Aji. Isti pun menutup pagarnya, meninggalkan Aji diluar. Dia tahu Aji marah, tapi kenapa?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN