Gemerlap malam yang anggun telah merubah semua yang tercipta jika mahligai cinta itu bersarang mengagumkan. Pagi menyambung kesenangan dalam mahkota indah pada wajah dan senyuman menawan begitu mereka menjunjung tinggi pengorbanan, teriakan dari tawa saat mengolah duka menjadi sebuah cobaan ketika mereka siap bahagia terdengar di dalam rumah besar di kawasan Manhattan.
Menu yang tersaji sebenarnya sudah matang sejak satu jam lalu, tapi karena tangan dan yang terus menggugah manfaat di seluruh tubuh menunda waktu Lizzy atau Charles menyantap makanan yang ada di meja. Mereka memilih asyik dengan suasana dan rasa yang begitu membara.
“Ugh, sayang.” Tangan Lizzy mencengkram pergelangan tangan Charles, dan mengikuti gerakan itu memutar di bagian miliknya.
Bibir Lizzy tak dapa
