Gone

2663 Kata
Happy Reading. * Aliya menatap datar Jimin yang ada dalam didepannya. Mereka akan latihan untuk acara Minggu depan di KBS music show. Aliya rasa ini tidak akan berhasil, apalagi mengingat kembali kejadian itu. "Kenapa kalian hanya diam saja?" Pertanyaan yang dilontarkan coach Song membuat mereka menjadi lebih tidak nyaman. "Aku sudah menyiapkan kereografinya dan kalian tinggal mempelajarinya. Dan kuharap kalian akan memberikanmu penampilan yang sempurna. Dan aku tidak menginginkan adanya kesalahan di KBS show nanti. Pelajari dengan benar dan aku akan meninggalkan kalian berdua" Aliya hampir saja protes tapi pak tua itu lebih dulu pergi. Sialan. Mereka hanya diam dan Aliya tidak berniat memulai pembicaraan dulu. "Jadi bisakah kita mulai?" Tanya Jimin dalam. "Huh?" * Lisa terlihat bingung saat melihat sebuah bingkisan yang ada dikamar Jimin. Sepertinya ini bukan dari fans karena ada logo BigHit diatasnya, tepat saat Lisa akan meraihnya suara Jihyo lebih dulu menghentikan kegiatannya. "Lis cepatlah" Lisa mengurungkan niatnya untuk mengambil bingkisan tersebut dan berjalan keluar kamar. "Wae Eonni?" Tanya Lisa yang sudah ada disamping Jihyo. "Kenapa kau lama sekali?" Tanya Jihyo pada Lisa. "Oh aku sedikit membereskan kamar Jimin Oppa tadi" kata Lisa beralasan. "Huh sudahlah. Cepat bawa makanan ini kemeja makan. Semua orang akan pulang sebentar lagi" Lisa mengangguk dan membawa makanan yang sudah dimasak Jihyo keruang makan. "Apa isi bingkisan tadi?" Tanya Lisa yang masih penasaran. * Nafas Jimin dan Aliya sama-sama terengah-engah, mereka duduk dilantai dengan posisi Aliya yang ada dipangkuan Jimin dan kening yang saling menyatu. "Ugh~~" Aliya melenguh pelan saat jemari Jimin menyelinap kedalam baju longgarnya. "CCTV-nya Jim" lirih Aliya pelan. Jimin yang sadar sontak mengangkat tubuh Aliya dan membawanya keruangan kecil didalam ruangan dance. Jimin mendudukkan Aliya di atas meja kecil yang ada didalam ruangan tersebut. "Kau tidak keberatan aku memulainya?" Tanya Jimin lirih. "Apa aku punya pilihan lain?" Tanya Aliya yang sudah sangat pasrah. "Aku tidak membawa pengaman" Aliya membuka matanya dan menatap sendu Jimin. "Pengaman?" Tanya Aliya lirih. "Wae?" Balas Jimin bertanya. "Aniya. Jika kau tidak bawa pengaman jangan keluarkan spermamu didalam" ujar Aliya. "Aku mengerti" balas Jimin dan kembali meraub bibir Aliya dalam ciuman panas. * "Apa yang Oppa fikirkan?" tanya Lisa pada Taehyung yang diam dari tadi. "Aniya Lis" jawab Taehyung pelan. "Oppa jangan bohong" kata Lisa pada suaminya. "Hah aku memilikirkan Jimin" kata Taehyung akhirnya. "Jimin Oppa? Wae?" Tanya Lisa aneh. "Aku khawatir Jimin akan kembali terpuruk" kata Taehyung jujur. "Apa ada hubungannya dengan dia?" Tanya Lisa yang sedikit tahu tentang masa lalu Jimin. "Hem. Kau pasti tahu seburuk apa kondisi Jimin waktu itu" Lisa diam mendengar ucapan suaminya. Lisa juga jadi saksi hidup tentang kegelapan yang pernah Jimin alami beberapa waktu lalu. "Apa Jimin Oppa sedang dekat dengan wanita?" Tanya Lisa pelan. "Bukanya dekat tapi Jimin baru saja menodai Aliya" jawaban Taehyung membuat Lisa tercengeng. Menodai Aliya? Bagaimana bisa? "Kapan?" Tanya Lisa terkejut. "Beberapa hari yang lalu saat Jimin tidak pulang" jawab Taehyung lesu. "Lalu Aliya?" Taehyung menggeleng tidak tahu. "Apa Bang PD tahu?" Taehyung menggeleng pelan. "Hanya aku yang tahu. Member bangtan juga tidak ada yang tahu" lirih Taehyung. * Aliya POV. Kutemas kuat kesepuluh jariku dengan diam. Aku hanya diam didalam kamar pribadiku. 'Pengaman' kata-kata Jimin masih tergiang jelas di telingaku. Jika dia menggunakan pengaman pada penyatuan kami itu berarti dia hanya main-main denganku. Tentu saja Aliya, kau ini siapa? Hanya dancer biasa dan kenapa kau berharap lebih. "Kau berkata tidak akan peduli lagi padanya tapi apa? Kau justru berkata iya saat dia mau menyentuhmu. Cih wanita jalang" Aliya POV end. * "Jadi Aliya yang akan jadi pasangan mu Jim?" Tanya Hoseok ada Jimin. "Nde Hyung!" Jawab Jimin pelan. "Sexy dance?" Tanya Jungkook. "Hem" "Kuharap kau tidak melakukan hal aneh-aneh pada Aliya Jim. Dan lagi jaga mulutmu agar tidak mengumpatnya" ujar Jin pada sang Dongsaeng. "Aku mengerti Hyung!" Kata Jimin pelan. "Aliya gadis yang baik Jim. Tidak salah jika kau berteman denganya" kata Namjoon memberi saran. "Aku tahu Hyung" jawab Jimin pelan. Taehyung tidak bertanya pada Jimin melainkan mendekati dan membisikan sesuatu pada Jimin. "Jika kau hanya menjadikan Aliya sebagai pelampiasan, lebih baik hentikan. Aliya bukan wanita jahat dan dia tidak pantas disakiti. Kuharap kau mengerti dan satu lagi Jim, jangan samakan Aliya denganya mereka sangat berbeda. kuharap kau faham" Jimin membeku mendengar bisikan Taehyung. "Lebih baik kau pergi keruangan dance sekarang Chim" * Aliya berdiri diam diatap gedung BigHit. Matanya menerawang jauh keatas, tidak pernah terfikir bahwa semua ini akan menimpanya. Bahkan dirimya yang dijadikan sebagai jalang pun tidak pernah terfikir. Jika boleh jujur Aliya jijik pada tubuhnya. Aliya memang menyukai Jimin tapi menjadi selimut diatas ranjang Jimin juga bukan impianya. Aliya hanya ingin hidup dengan sederhana dan tenang tapi sepertinya ini akan mustahil. Ponsel Aliya bergetar dan Aliya segera meraih dan menjawab panggilan telfonnya. "Wae?" "Kau dimana? Kita harus latihan" ini Jimin. * Aliya menyeka kasar keringat yang membanjiri keningnya. Sekitar beberapa menit yang lalu mereka baru menyelesaikan latihanya. "Kau mau pulang?" Tanya Jimin yang ada disamping Aliya. "Ya" jawab Aliya pelan. "Perlu kuantar?" Aliya menggeleng dan menatap Jimin. "Aku ingin bicara padamu" kata Aliya datar. "Apa?" Tanya Jimin bertanya. "Aku menyukaimu dari dulu dan itu masih kurasakan sampai saat ini. Tapi setelah kupikirkan semalam aku mulai sadar jika kau tidak akan pernah menanggapiku. Aku akan melupakan semuanya. Termasuk hubungan gelap kita beberapa waktu yang lalu. Lupakan semua dan aku juga akan melupakanya. Setelah menyelesaikan penampilan ini kita tidak perlu saling bicara lagi. Aku tidak mau jadi selimut dalam ranjang orang lain lagi. Terima kasih dan maaf. Permisi" Aliya meninggalkan Jimin yang mematung ditempat. 'selimut dalam ranjang' kata-kata Aliya terus tergiang di telinga Jimin. Kenapa Jimin sedikit merasa tidak rela mendengar ucapan Aliya. "Wae?" * Flashback. "Kenapa kau melakukanya?" Tanya Jimin dengan suara bergetar pada seorang gadis yang tengah berdiri angkuh didepannya. "Kau masih bertanya? Wah keberanianmu cukup besar rupanya!" Desis gadis sinis. "Kau tidak bisa menjawabnya?" Tanya Jimin yang mulai kehilangan suaranya. "Kau ingin tahu? Baik ini jawabannya. Aku muak menjadi orang rendahan dan aku ingin menjadi orang berkelas!" Jawaban angkuh gadis itu membuat Jimin sangat terluka. "Aku hanya bermain-main denganmu jadi kau tidak perlu menganggapnya serius. Lagipula aku tidak tertarik padamu sama sekali!" Jimin mengepalkan tangannya dengan kuat saat mendengar jawaban sinis dari bibir itu. "Kau pembohong!" gadis tersebut menyeringai iblis dan menatap remeh Jimin. "Kau pikir aku serius dengan kata-kata manis itu? Cih jangan naif Jim. Aku bahkan tidak pernah menganggapnya sebagai laki-laki seutuhnya. Kau hanya pesuruh dan kau tidak pantas untukku. Kau memang terkenal tapi itu masih belum cukup jadi fikirkan dulu isi dompetmu sebelum menyukai seorang gadis" Jimin sangat terhina mendengar ucapan itu. "Dasar Jalang" gadis itu tersenyum sinis. "Bukankah dengan mengangkangkan kakiku, aku mendapatkan uang banyak? Lalu kenapa aku harus repot-repot bekerja? Aku tidak peduli kau menyebutku apa. Yang penting apa yang kuinginkan terwujud. Dan aku tidak butuh kau lagi PECUNDANG" Flashback end. * Aliya berdiam dalam ruangan Bang PD sendirian. Tadi Bang Sihyuk memanggilnya dan saat Aliya sebagai sudah datang justru situa itu pergi. "Apa yang diinginkan tua gendut itu?" Tanya Aliya penasaran. Aliya berbalik saat mendengar suara pintu terbuka ternyata Bang PD yang datang tapi Bang PD tidak sendirian melainkan bersama Jimin. "Kau menunggu lama?" Aliya tidak menjawabnya melainkan membalik kursinya dan menatap lurus. "Duduk Jim" Jimin mengangguk canggung dan duduk di kursi depan Bang PD dan disamping Aliya. "Aku tidak akan basa-basi jadi langsung saja. Video kalian didalam ruang ganti Musik Bank tersebar" Aliya menjatuhkan Minion kecil ditanganya saat Bang Sihyuk selesai mengucapkan perkataanya. Jimin sontak menatap tidak percaya kearah CEO-nya. "Saj~~~" "Aku tidak menerima alasan apapun dari kalian. Dan aku tidak mau dengar apapun. Kalian kelewatan, seharusnya kalian perhatikan tempat dan situasi. Sama saja kalian cari mati dengan melakukan hal itu ditempat umum. Seharusnya kalian lebih hati-hati" Aliya bungkam mendengar ucapan Bang Sihyuk. "Aku kecewa padamu Aliya. Kau sama saja melempar aib dimukaku dan aku lebih kecewa padamu Jim. Kau sudah kuanggap sebagai putraku sendiri tapi kau justru melakukan hal tidak senonoh itu. Kalian mengecewakanku" mereka semua bungkam setelahnya. Aliya diam dengan posisi bisunya dan Jimin diam dan posisi menyesalnya. "Kal~~" "Aku akan keluar dari BigHit!" Jimin dan Bang Sihyuk terkejut mendengar ucapan Aliya. "Aliya~~" "Mereka tidak mengenalku jadi PD-nim tidak perlu khawatir. Dan mengenai surat pengunduran diriku akan segera kuberikan. Aku ingin berterimakasih dan ingin minta maaf. Permisi" Aliya bangkit dari posisi duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Bang Sihyuk. Jimin masih diam ditempat otaknya sangat susah mencerna semua ucapan Aliya. "Aku akan adakan per~" tanpa mendengar ucapan Bang Sihyuk selesai Jimin lebih dulu berlari keluar. Tujuannya satu yaitu menyusul Aliya. * Aliya membereskan semua barang yang ada di lokernya kedalam tas ransel miliknya. Aliya tidak mau terlalu lama di BigHit, ia ingin segera pergi jauh dari sini. Baru saja tangan Aliya akan meraih note kecil dilokernya lengannya lebih dulu ditarik kasar seseorang, dengan tubuhnya yang dipaksa berbalik dan berakhir punggungnya menumburuk lokernya. "Kenapa kau melakukanya?" Aliya menatap datar Jimin dan mencoba melepaskan tangan Jimin yang mencengkram kuat lengannya. "Lepaskan!" Kata Aliya datar. "Jawab dulu pertanyaanku" tuntut Jimin yang mulai emosi. "Aku tidak ingin menjawab pertanyaan apapun darimu jadi lepaskan" cetus Aliya dingin. "Kenapa kau selalu melindungiku?" Tanya Jimin dengan aura gelap. "Melindungimu? Cih jangan percaya diri Jimin-shi. Aku bahkan tidak peduli padamu" jawab Aliya sinis. "Lalu kenapa kau harus keluar dari BigHit?" Tanya Jimin emosi. "Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi. Kau puas?" Cengkraman tangan Jimin perlahan melemah setelah mendengar ucapan Aliya. "Aku muak melihatmu" Aliya melepaskan kasar tangan Jimin dan melanjutkan pekerjaannya. "Kau bohong padaku" cetus Jimin kosong. "Ck apa pedulimu? Bukankah seharusnya kau senang? Lalu kenapa kau harus repot-repot bingung?" Cetus Aliya dingin. "Apa selama ini kau hanya pura-pura?" Tanya Jimin lirih. "Itu bukan urusanmu! Kenapa kau harus bertanya hal yang tidak penting? Bersikaplah tidak peduli, sama seperti dulu" Jimin emosi mendengar ucapan Aliya, dengan kasar Jimin menarik tangan Aliya. "Jangan paksa aku berbuat kasar" desis Jimin emosi. "Lepaskan" Jimin menatap tajam kearah Aliya. "Kau mirip denganya" Aliya tersenyum sinis dan membalas tatapan tajam Jimin. "Kau melihatku sebagai orang lain, itukah alasanmu bersikap kasar padaku selama ini? Ck kau menjijikkan. Kau terlalu takut dengan masa lalu dan menyamakan semua gadis. Apakah kau tau alasanku bertahan dengan status biasa ini? Demi siapa aku tidak mau didebutkan? Dan demi siapa aku bertahan dengan semua hinaan mereka? Aku bahkan rela disebut sebagai jalang oleh semua trainee lama dan itu hanya demi melihatmu bersikap wajar terhadapku. Aku tahu Jim, aku sangat tau jika kau trauma dengan masa lalumu tapi bukan berarti semuanya akan berhenti. Kau egois, kau hanya pada peduli pada dirimu sendiri. Kau tidak memikirkan member Bangtan yang lain. Mereka mengkhawatirkanmu tapi kau selalu beranggapan mereka tidak peduli padamu. Kau terlalu naif untuk melihat semua. Kau tidak bisa membedakan orang tulus dan orang yang hanya pura-pura. Kau terlalu buta untuk melihat semuanya" nafas Aliya terdengar memburu setelah menyelesaikan ucapanya. Matanya menatap kecewa kearah Jimin. "Aku memang mencintaimu tapi mengangkangkan kakiku untukmu setiap saat juga bukan keinginanku. Aku ingin hal yang sakral dan nyata. Bukan hanya hubungan gelap yang akan hancur saat semua orang tahu. Bertahun-tahun aku mencoba bersabar dan berharap kau akan melihatku tapi itu tidak akan pernah terjadi. Kau bahkan menganggapku hanya sebagai jalang iyakan? Aku ingin berhenti Jim. Cukup dua kali aku melakukanya denganmu dan aku tidak mau itu terjadi lagi. Lagipula video itu sudah tersebar dan aku tidak ingin semua itu berimbas padamu. Akan cukup sadar memulai karir dari 0 bukanlah perkara gampang apalagi dengan semua hinaan dan sakit hati yang kau terima selama ini. Cukup Jim. Aku ingin mengakhiri semuanya. Jadi mari saling melupakan. Aku tidak akan minta apapun darimu dan anggap aku tidak pernah ada dalam hidupmu. Lupakan kejadian itu dan carilah kehidupanmu sekarang. Cari gadis yang kau cintai dan jangan sakiti dia. Aku permisi" Aliya pegangan tangan Jimin dan berjalan menjauh dari Jimin yang masih mematung ditempat. Aliya ingin memulai kehidupan barunya tanpa bayangan gelap dan tanpa Jimin. * 'Bug' tubuh Jimin terhuyung kebelakang saat Jin memukulnya dengan keras. Bahan sudut bibir Jimin mengeluarkan darah segar. Jimin tidak bereaksi atau menatap Jin. Pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosong. "Kenapa kau jadi b******n?" Teriak Jin berang. "Ya aku memang b******n Hyung" jawabnya lirih. "b******k" Jihyo menahan tangan Jin yang akan kembali memukul Jimin. "Cukup Oppa" Jin mengepalkan tangannya kuat dan menatap bengis adiknya. "Kau memalukan" menghempaskan tangan Jihyo dan berjalan menjauh. "Obati lukamu Jim. Aku akan urus kakakmu" kata Jihyo yang menyusul suamimu. Jimin tersenyum miris dan berjalan kearah kamarnya dan meninggalkan semua yang ada diruang tengah. Sementara yang lain hanya bisa menghela nafas pelan. Badai apalagi ini? "Aliya keluar dari BigHit" cetus Namjoon. "Aku akan bicara pada Jimin" ujar J-Hope dan menyusul Jimin. "Cari Aliya, Tae" ujar Suga dan berjalan ke kamarnya. "Aku akan bicara pada Bang PD" cetus Namjoon dan berlalu. * "Aku tidak akan menyalahkanmu. Itu hidupmu dan kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan. Tapi menjadikan Aliya sebagai pelampiasan nafsu bejatmu juga bukanlah hal yang benar Jim. Kita sama-sama tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Peraturanya jelas, dibandingkan melakukan one night stand lebih baik kita menikah. Bang PD sudah mengatakannya berulang kali Jim" J-Hope menghela nafas panjang dan menepuk pundak Jimin. "Han Chaeyoung bukan segalanya untukmu. Dia hanya masa lalu hitam yang harus kau lupakan. Dia tidak pantas untuk kau ingat. Dia terlalu buruk untuk ada dalam hidupmu. Kau hebat dan juga sempurna, melupakannya akan sangat mudah jika kau mau membuka hatimu" Jimin menatap nanar kearah J-Hope. Sesuatu dalam mata Jimin sudah mendesak ingin keluar. "Bisakah Hyung memelukku?" J-Hope tersenyum simpul dan memeluk Jimin. Tangis Jimin pecah seketika dan J-Hope hanya mampu menepuk bahu Jimin dengan pelan. "Aku salah Hyung. Dia banyak berkorban untukku, dia menerima semua penderitaan itu juga karena aku, tapi kenapa aku tidak pernah menghiraukanya. Dia selalu menangis karena aku, dia juga selalu mementingkan diriku tapi kenapa aku tidak pernah bisa melihatnya Hyung? Dia keluar dari BigHit juga karena aku. Dia tidak mau apa yang sudah dibangun hancur begitu saja, padahal itu semua salahku Hyung. Dia hanya korban, akulah yang salah. Aku melecehkannya dan memperkosanya. Dia tidak salah apapun Hyung!" J-Hope tersenyum mendengar ucapan Jimin. Adiknya bertambah dewasa sekarang. "Kau hanya menyentuhnya sekali?" Jimin menggeleng dan semakin terisak. "Waktu itu saat kami baru latihan yang pertama kali aku juga menyentuhnya Hyung. Dia kecewa karena aku mengatakan harus menggunakan pengaman. Dia berfikir jika dia adalah jalang. Tapi demi Tuhan Hyung aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya takut jika dia akan tersinggung saat aku membuahinya tapi justru dia lebih tersinggung saat aku tidak membuahinya" Isak Jimin menyesal. "Apa kau menganggap Aliya sebagai w************n?" Tanya J-Hope. "Dulunya iya, tapi setelah tau jika selaput darah itu robek karenaku, semuanya berubah Hyung" jujur Jimin. "Apa perubahan itu hanya sebatas kata menyesal atau hati juga?" Jimin menggeleng tidak tahu. Ia belum bisa memastikan hatinya. "Aku tidak tau Hyung. Tapi saat dia bilang mau pergi jauh dariku, aku tidak menyukainya. Aku ingin dia ada di depanku dan aku tidak mau dia terluka atau bersedih karena aku lagi. Aku sudah cukup membuatnya menderita dan aku tidak mau itu terulang lagi" jawaban Jimin sudah sangat cukup membuat J-Hope mengerti. "Kau mulai memikirkanya Jim. Perlu kau tau. Kebahagiaan Aliya adalah bersamamu dan bukan yang lain. Sebagai seorang kakak aku ingin kau mempertanggung jawabkan perbuatanmu. Entah kau suka atau tidak tapi yang pasti kau harus menghadapinya. Ingatlah satu hal Jim. Tidak ada laki-laki yang rela punya istri bekas orang lain. Jikapun ada pasti akan berakhir menderita. Aku tau saat memperkosa Aliya kau pasti sedang emosi tapi semua itu tidak berguna lagi. Yang semua orang tau kaulah yang merobeknya pertama kali dan itu berarti kau juga yang akan menikmati selajutnya. Aliya sangat mencintaimu Jim dan kau tidak akan menyesal memilikinya. Ingatlah bahwa menyia-nyiakan wanita yang tulus adalah sebuah kesalahan dan aku tidak ingin kau mengulanginya lagi. Aku menyayangimu seperti adikku sendiri jadi kumohon jangan buat kesalahan lagi. Han Chaeyoung adalah sebuah kesalahan tapi tidak dengan Aliya Kim" Jimin diam mendengar ucapan J-Hope. Apa ini artinya ia harus menikah? "Tanyakan pada hatimu. Mana yang benar dan mana yang salah. Jangan sekali-kali libatkan masa lalu. Kau faham?" T.b.c
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN