bc

New Month : Handsome Vampire Is My Boyfriend

book_age16+
0
IKUTI
1K
BACA
comedy
like
intro-logo
Uraian

Della Ardiningrat, seorang gadis yang baru saja pindah dari Indonesia ke London karena pernikahan ibunya, memulai kehidupan barunya di kota yang asing. Di Universitas London, ia bertemu dengan Rino Windsor, seorang pria misterius dan menawan yang ternyata menyimpan rahasia besar: ia adalah seorang vampir.

Awalnya, Della tidak menyadari identitas asli Rino. Namun, seiring berjalannya waktu, kebenaran terungkap. Meskipun takut, Della tidak bisa menyangkal perasaannya yang mendalam terhadap Rino. Rino pun merasakan hal yang sama, terikat oleh cinta yang melampaui batas manusia dan makhluk abadi.

Kebahagiaan mereka terancam dengan kehadiran Dion Evans, tetangga Della yang ternyata adalah seorang manusia serigala. Dion mencintai Della dan hancur hatinya saat mengetahui Della telah memiliki kekasih. Mengetahui Rino adalah vampir, Dion memperingatkan Della tentang bahaya yang mengintai dan mendesaknya untuk menjauhi Rino. Della dihadapkan pada pilihan sulit antara cinta dan keselamatan.

chap-preview
Pratinjau gratis
Aura Dingin Sang Dosen
Kehidupan saya berubah drastis sejak pindah dari Indonesia ke London. Bukan hanya karena Ibu menikah lagi dengan pria Inggris setelah Ayah tiada, tapi juga karena kota ini menyimpan rahasia yang tak pernah saya bayangkan. Kepindahan ini membuat saya harus melanjutkan kuliah S3 jurusan akuntansi di Stanford University London. Kampus baru, suasana baru... dan mungkin juga takdir baru? Hari pertama di Stanford University London terasa begitu asing sekaligus menyenangkan. Teman-teman sangat ramah, tapi ada satu sosok yang langsung menarik perhatian saya seorang dosen yang misterius dan... Aneh? Aura dinginnya terasa hingga ke depan kelas. Ketika jam istirahat tiba, dosen itu menghampiri saya. Kami berkenalan, dan entah mengapa, percakapan itu membuat saya merasa... Tertarik sekaligus takut. London Bandar Udara Internasional London Heathrow. "Akhirnya sampai juga di London," gumamku. "Assalamu'alaikum, Bu," sapaku pada Mrs. Dominic. "Wa'alaikumussalam, anakku sayang," jawab Mrs. Dominic, tersenyum hangat. "Itu ayahmu, temui dulu, biar koper dan tasmu Alvin yang membawanya ke mobil," pinta Mrs. Dominic. "Iya, Bu," kataku patuh. "Assalamu'alaikum, Dad," sapaku pada Mr. Dominic. "Wa'alaikumussalam, my daughter," jawab Mr. Dominic. "How are you today, my daughter?" tanya Mr. Dominic. "Thank God, I'm fine, and how are you today?" tanyaku. "Thank God, I am fine too, my dear daughter," jawab Mr. Dominic. "Oh yes, there is something I want to talk about at home later, your mother is waiting in the car, let's go to the car," kata Mr. Dominic. "Okay, Dad," sambungku. Kediaman keluarga Windsor. Di ruang tengah... "Dia sudah datang," desis Clara, matanya menyipit tajam. "Gadis yang bisa membuat adik kita jatuh cinta suamiku." "Oh ya? Di mana dia sekarang?" tanya Mike. "Dia tidak jauh dari sini, dan dia akan belajar di Stanford University. Dia seorang mahasiswa di sana," jawab Clara. Di kamarnya, Rino menatap langit malam London. "Ya, aku tahu dia sudah datang. Tapi apakah dia benar-benar bisa membuatku jatuh cinta?" gumamnya pelan. Kediaman keluarga Dominic. Di ruang tengah... "Oh ya, Della, kamu lebih baik istirahat dulu saja. Ibu dan adikmu akan memasak untuk makan malam nanti, baru setelah itu Ayah akan membicarakan sesuatu yang penting," kata Mr. Dominic. "Oke, Dad, kalau begitu saya ke kamar sekarang," sambungku. "Ya sudah, masuklah ke kamar untuk istirahat, Sayang," kata Mrs. Dominic lembut. Di meja makan... "Oh ya, sebelum kita makan malam, ini untukmu, putriku," kata Mr. Dominic sambil menyodorkan sebuah amplop. "What is this, Dad?" tanyaku penasaran. "Just open it," kata Mrs. Dominic, tersenyum misterius. "Ibumu benar, lebih baik kamu buka saja, karena itu adalah kejutan untukmu, Sayang," jawab Mr. Dominic. Aku membuka amplop itu dan membaca isinya. "Stanford University? Maksudnya?" tanyaku bingung. "Itu artinya kamu akan bersekolah di sini, Kak," jawab Amanda dengan nada bersemangat. "Benarkah ini, Dad, Ibu?" tanyaku, masih tak percaya. "Iya, Sayang..." jawab Mr. Dominic. "Benar, Sayang," timpal Mrs. Dominic. "Dan bersiaplah untuk bersekolah, karena besok kamu sudah masuk sekolah," kata Mr. Dominic. "Okay..." jawabku, sedikit gugup. Keesokan harinya... Kediaman keluarga Windsor. Di depan rumah... "Aku bisa merasakan dia semakin dekat," gumam Rino dalam hati, matanya menajam. Stanford University. Di depan kampus... "Hi, you're Della, right?" tanya seorang pria berwajah ramah. "Hi too, yes, you are right, I am Della," jawabku. "Let's go into the classroom," ajak pria itu, yang memperkenalkan diri sebagai Ricky. "Okay..." Aku mengikuti Ricky masuk ke dalam kelas. Di kelas Della... "Ya Tuhan, dia semakin dekat sekarang. Apakah dia di sini? Apakah itu dia, Clara? Aku butuh bantuanmu sekarang!" batin Rino, gelisah. "Kenapa aku merasa mual begini? Dia... menutup hidungnya? Apa aku mengeluarkan bau aneh?" pikirku, bingung melihat reaksi dosen itu. "Della, sini duduk, itu dosennya," ajak Natalia, menunjuk ke arah depan kelas. "Oh, okay..." kataku. Kediaman keluarga Windsor. Di ruang tengah... "Bertahanlah, Rino, sebentar lagi bel akan berdering dan kau bisa pulang," kata Clara cemas. Stanford University. Di kelas Della... "Okay, I'll try to hold on and wait until the bell rings," sahut Rino dalam hati, berusaha menahan sesuatu. "Dosen itu sangat aneh. Entah memang benar-benar aneh atau hanya perasaanku saja," gumamku dalam hati, menatap Rino dengan curiga. "Okay, that's enough lessons for today, we'll continue tomorrow. Thank you, good afternoon everyone," kata Rino, lalu bergegas meninggalkan kelas. "Good afternoon, Mr. Rino Windsor," jawab semua mahasiswa serempak, ketika jam pelajaran selesai. Kediaman keluarga Dominic. Di kamar Della... "Aneh sekali dosen tadi. Astaghfirullahaladzim, kenapa aku terus memikirkannya?" gumamku dalam hati, berusaha mengusir bayangan Mr. Rino Windsor. Tiba-tiba, pintu kamarku diketuk. "Auntie, Auntie Della!" panggil David dari luar. "Yes, David, what's up?" sahutku. "Grandma bilang, suruh makan dulu. Jangan lupa, Auntie punya sakit maag," jawab David mengingatkan. "Okay, I'll catch up later, okay? You go ahead and eat. Aku tinggal menyelesaikan satu soal lagi," pintaku. "Okay, Auntie..." kata David patuh, lalu pergi. Kediaman keluarga Windsor. Di ruang TV... "Kau tahu, Rino?" tanya Clara, menatap adiknya dengan tatapan menyelidik. "Tahu apa?" jawab Rino, bingung. "Gadis itu terus memikirkanmu. Dia merasa kau aneh sekali siang tadi," jelas Clara. "Oh ya? Aku merasakannya juga. Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya Rino. "Jaga dia. Lindungi dia dari apa pun yang bisa menyakitinya," jawab Mrs. Windsor, ibunda Rino, dengan lembut. "Ibumu benar, Rino Windsor. Mulai sekarang, kau harus menjaganya," timpal Mr. Windsor, ayah Rino, dengan nada serius. "Sekarang?" tanya Rino, terkejut. "Ya, sekarang," jawab Mr. Windsor mantap. "Baiklah. Aku akan menjaganya dan melindunginya," kata Rino, mengangguk pelan. Keesokan harinya... Di kamar Rino... "Kau tidak mengajar?" tanya Mike, heran melihat Rino masih di rumah. "Tidak. Aku akan tinggal di rumah saja hari ini. Rektor sudah memberiku izin untuk tidak mengajar selama beberapa hari," jawab Rino. "Oh, okay," kata Mike. Kediaman keluarga Dominic. Di meja makan... "Della mana, Istriku?" tanya Mr. Dominic pada istrinya. "Sudah berangkat, Suamiku. Dan kamu, cucuku, ini bekal untuk makan siangmu hari ini," jawab Mrs. Dominic sambil memberikan kotak bekal pada David. Stanford University. Di kelas Della... "Kenapa dosennya bukan Mr. Rino? Kenapa aku terus memikirkannya? Bel berbunyi, syukurlah," gumamku dalam hati, merasa lega. Kediaman keluarga Windsor. Masih di kamar Rino... "Ya, aku merasakannya. Dia memikirkanku. Tapi aku belum bisa mengajar," kata Rino dalam hati, menatap langit-langit kamarnya. Kediaman keluarga Dominic. Di dapur... "Grandma..." panggil David. "Yes, dear, what is it?" tanya Mrs. Dominic lembut. "Tante Della sudah pulang tuh. David izin keluar sebentar ya," jawab David. "Iya, ingat pulangnya jangan malam-malam ya," pesan Mrs. Dominic. "Oke, Grandma," sambung David, lalu bergegas keluar. "Ibu, Della pulang," kataku begitu masuk rumah. "Iya, Ibu tahu dari keponakanmu. Kamu ganti baju dan jangan lupa istirahat ya," pinta Mrs. Dominic. "Oke, Bu..." kataku patuh. Empat hari kemudian... Stanford University. Di kelas Della... "Good morning," sapa Rino, memasuki kelas dengan senyum tipis. "Good morning, Mr. Rino Windsor," jawab semua mahasiswa serempak. "Okay, let's start the lecture. Sampai mana materi kita kemarin? Maaf, saya tidak bisa masuk mengajar beberapa hari terakhir karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Okay, mari kita mulai pelajarannya," kata Rino. Tiga puluh menit kemudian... Masih di kelas Della... "Okay, students, today's lecture is over. I hope you all understand what I conveyed in today's lesson. Good morning," kata Rino, mengakhiri perkuliahan. "Good morning, Mr. Rino Windsor," jawab semua mahasiswa serempak. Di kantin kampus... "Della..." panggil Ricky, menghampiriku. "Yes..." jawabku. "Come join us," ajak Natalia, melambaikan tangan. "Oh okay..." sambungku, menghampiri mereka. Sementara itu, dari kejauhan, Rino memperhatikan Della. "Dia sedang bersama teman-temannya. Bagaimana aku bisa mengajaknya bicara? Sebaiknya aku tunggu sampai dia sendirian saja. Aku pergi ke ruang dosen dulu," gumamnya dalam hati. "Kenapa, Dell?" tanya Natalia, menyadari aku sedikit melamun. "Tidak, aku hanya ingin tahu siapa dosen itu?" tanyaku penasaran. "Dia Rino Windsor. Dosen yang mengajar kelas kita tadi. Kenapa dia tampan sekali, Dell? Dia masih single, lho... Tapi sayang," jawab Ricky. "Tapi sayang kenapa?" tanyaku penasaran. "Setiap ada wanita yang ingin menjadi pacarnya, Mr. Rino Windsor selalu menolak. Dia sangat dingin terhadap semua wanita," jawab Natalia. "Dan ada lagi, katanya dia seperti itu karena pernah disakiti oleh seorang wanita. Entah benar atau tidak," Ricky menambahkan. "Oh, begitu," kataku, sedikit kecewa. "Oh ya, Della, nanti sepulang kuliah, kita cari buku, yuk," ajak Ricky. "Okay, aku tunggu saja di taman kampus," jawabku. "Okay..." sorak Ricky dan Natalia. Di ruang dosen... "Oh, jadi dia ingin pergi ke toko buku dan akan menunggu temannya di taman kampus. Oke, aku harus bergegas," kata Rino dalam hati, menyusun rencana. Di taman kampus... "Hi, good afternoon..." sapa Rino, menghampiriku dengan senyum menawan. "Good afternoon too, Mr. Rino Windsor," sapaku, sedikit terkejut. "Apakah kau sendirian sekarang?" tanya Rino. "Yes, Mr. Rino Windsor. Saya sedang sendirian dan sedang menunggu teman saya," jawabku. "Oh okay, bolehkah saya tahu siapa namamu?" tanya Rino lagi. "Oh, tentu saja, Mr. Rino Windsor. Nama saya Della Ardiningrat," jawabku. "Oh ya, aku ingat, kau mahasiswa baru. Jadi, kau berasal dari mana?" "Saya dari Indonesia, Pak," jawabku. "Oh ya, benarkah?" Rino tampak tertarik. "Yes, that's right, Sir. Saya dari Indonesia," jawabku. "Indonesia memang indah, orang-orang di sana ramah-tamah. Saya juga dulu pernah tinggal di Indonesia untuk kuliah. S1 saya ambil jurusan Bahasa Indonesia di Universitas Indonesia dan S2 saya ambil jurusan Akuntansi di kampus ini," kata Rino, membuatku terkejut. "Oh..." seruku tak percaya. Tiba-tiba, Natalia berbisik pada Ricky, "Lihat itu! Mr. Rino Windsor berbicara dengan seorang wanita untuk pertama kalinya, dan wanita itu adalah Della!" Rino menatapku dengan tatapan memohon. "Jadi, saya minta tolong padamu ya. Maukah kamu membantuku?" "Bantu apa, Pak?" tanyaku bingung. "Bantu saya untuk melancarkan kembali Bahasa Indonesia saya yang sudah lama saya tinggalkan," jawab Rino. "Oh, baik, Pak. Saya akan membantu Bapak," jawabku dengan senang hati. "Excuse me, sorry, Sir," kata Ricky yang menghampiri kami. "Yeah, what's up, Ricky?" tanya Rino. "Tidak, Mr. Rino Windsor. Itu, dia teman saya. Saya ingin meminjamnya untuk pergi ke toko buku jika Mr. Rino Windsor tidak keberatan," jawab Ricky. "Oh, okay, of course I don't mind, please go ahead. If you'll excuse me, I'll leave," kata Rino, lalu pergi meninggalkan aku bersama Ricky.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
57.1K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook