"Saat sepi diri terlena dengan kesendirian,dan menolak untuk dihadirkan teman"
***
Aisyah,gadis cantik yang sedang sibuk mengotak-atik ponsel dengan telinga yang disumpal menggunakan earphone,mendengar kan lantunan ayat suci sebagai teman nya saat ini, karena kelas yang seharusnya sudah ramai dengan materi harus terbengkalai karena dosennya memiliki kepentingan. Bahkan Aisyah tidak sadar bahwa di depan kelas sudah ada seseorang yang sedang berdiri tegap dan memperhatikannya.
"Pagi semua!" ucap pria itu.
Kelas yang ramai kini mendadak sepi dan langsung memperhatikan orang yang ada di depan mereka,begitupun dengan aisyah yang langsung mendongakkan wajahnya memastikan,tapi kemudian aisyah memilih kembali menunduk,karena awalnya ia pikir si empunya suara adalah Mr.Bondan,yang mana sudah dikenal dengan ke killer-annya,tapi ternyata hanya seorang pria asing yang baru pertama ia lihat selama kuliah.
"Perkenalkan,nama saya Muhammad Ali Al-ghibran!" ucap pria itu memperkenalkan diri.
Banyak mata para mahasiswi memandangi Ali penuh minat, sedang pria itu lebih berminat memperhatikan Aisyah,yang tentu saja membuat ia terpesona dalam sekali pandang.
"Sebelumnya saya minta maaf,saya berdiri disini sebagai mahasiswa baru,dan kebetulan Mr.Bondan menyuruh saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu, sebelum dia masuk.. Dan saya berharap teman-teman mau menerima dan membantu saya dalam masalah materi disini.." jelas pria itu penuh wibawa yang membuat para mahasiswi semakin histeris untuk lebih tahu tentang ali,terkecuali aisyah yang lebih menyibukkan diri dengan ponsel yang di genggamnya.
Pemuda bernama Ali itu tersenyum, matanya menatap satu objek yang sedari tadi tak memperhatikannya dari saat ia masuk sampai memperkenalkan diri "salam kenal mas Ghibran yang ganteng,nama saya Shavyra mas" celetuk seorang gadis cantik yang duduk di barisan tengah ,menatap Ali menggoda, Ali hanya tersenyum menanggapinya, yang ia harapkan bukan Shavyra,melainkan gadis berhijab yang menarik perhatiannya sedari tadi.Shavyra mungkin termasuk pada jajaran mahasiswi cantik nan keren,sebagai Queen nya fakultas kedokteran, dimata semua laki-laki pasti dikatakan cantik,melihat wajahnya yang tampak pandai menggunakan make up,tubuh indah semampai bak model majalah,tapi bagi Ali cantik bukan hanya dilihat dari penampilan, tapi juga akhlak dan tatakrama.
Semua orang tertawa atas ketidak tertarikan Ali kepada Shavyra,dengan Ali yang melenggang pergi untuk mencari tempat duduk yang kosong, Shavyra tentu saja kesal dan marah,karena untuk pertama kalinya ia ditolak mentah-mentah,padahal ia begitu di gilai banyak laki-laki agar bisa dekat dengannya.keheningan tiba-tiba menyelimuti kelas kedokteran itu,tentu saja karena Mr.Bondan datang dengan membawa buku tebal,tak lupa dengan wajah sangar yang kentara, membuat para penghuni kelas dilanda ketegangan hebat.Semua mahasiswa hanya mendesah kesal dengan kehadiran beliau,mereka yakin dengan kedatangan pria baya itu, semua orang yang ada didalam ruangan akan mulai merasa depresi dadakan,mengingat penjelasan Mr.Bonda yang mengejutkan. Entah Mr.Bondan yang terlalu jenius, atau memang kapasitas otak mahasiswa nya yang standar?. Mr.Bonda meneliti satu persatu mahasiswa nya,merasa tidak ada yang kurang,beliau memilih menyimpan buku tebalnya diatas meja,dan beliau duduk tegap disinggasananya.Sedangkan Ali yang masih berdiri karena belum sempat mendapat tempat duduk, Mr.Bondan sudah menyuruhnya untuk bergegas duduk, agar pembelajaran segera dimulai.Ali mendesah,sampai matanya menatap sebuah bangku tak berpenghuni yang letaknya dengan gadis yang di perhatikannya tadi.
Aisyah berjengit kaget saat seorang pemuda berbisik padanya menanyakan bangku kosong dibelakangnya yang sudah lama tak ditempati ,karena sipenghuni bangku sudah pindah Universitas beberapa minggu lalu. Dan mahasiswa lain pun tak berniat untuk menempatinya, beralasan enggan mendapat pertanyaan dadakan dari para dosen.Alasan klise yang bosan Aisyah dengar.
--
"Perhatian semuanya, besok saya akan mengadakan kuis,saya harap kalian semua belajar sebaik mungkin, karena nilai kuis ini akan saya jadikan sebagai nilai tambahan untuk ujian mendatang,jangan sampai ada yang mencontek,atau saya kasih nilai C- selama beberapa semester di pelajaran saya,sekian dan terimakasih" ucap Mr.Bondan dengan ancamannya sebelum beliau keluar dari ruangan.
Saat punggung Mr.Bondan masih terlihat didepan pintu, semuanya masih terlihat biasa,diam tak berkutik.Tapi keadaan itu berubah seketika, suasana yang tadinya hening berubah menjadi riuh kebebasan saat Mr.Bondan diyakini sudah menjauh dari kelas kedokteran itu.semua orang berhamburan keluar menghirup udara segar,termasuk Aisyah.Baru saja Aisyah hendak pergi,sahutan seseorang membuatnya mengurungkan niat,kemudian berbalik badan hingga berhadapan dengan si mahasiswa baru.
"Anda memanggil saya?" tanya Aisyah ramah ditambah dengan senyuman manis nya.Awalnya pemuda itu hanya diam tak bergerak,matanya memandangi senyuman milik gadis didepannya,pemuda itu kemudian mengangguk. Tiba-tiba tangannya terulur kearah Aisyah "perkenalkan, saya Ali". Sekejap Aisyah menatap tangan pemuda itu,Aisyah kembali mengangkat kepalanya, dan tersenyum, Aisyah menangkupkan kedua telapak tangannya didepan d**a " saya Aisyah,salam kenal". Ali merasa malu dengan sikapnya sendiri, seharusnya ia tahu sikap perempuan berhijab seperti Aisyah,dan seharusnya ia juga ingat, bahwa agama mengajarkannya untuk tidak saling bersentuhan dengan yang bukan mahramnya.Ali tersenyum kikuk mengingat nya.
"Maaf.." ucap Ali malu.
"Maaf?..saya rasa kamu tidak memiliki salah kepada saya!" jawab Aisyah,ia bingung karena mendapat kan permohonan maaf secara tiba-tiba dari mahasiswa baru itu dan maaf untuk apa pula,mereka baru kenal sekarang kan?
Ali menatap Aisyah yang masih setia mendengarkan penjelasannya sambil memeluk buku-buku tebal sejajar dengan dada."maaf,karena tadi saya mengulurkan tangan, saya lupa kalau kita bukan mahram!"
Aisyah tersenyum"itu bukan masalah,saya mengerti jika kamu lupa.kalau begitu, ada yang bisa saya bantu?"tanya Aisyah.Ali masih diam,bingung mau menjawab apa,ia hanya ingin berkenalan dengan gadis didepannya ini.
"Jika tidak ada saya harus pergi, karena saya memiliki janji dengan teman-teman saya" lanjut Aisyah.
"Ah maaf...silahkan kalau begitu, saya hanya ingin bersosialisasi,sekali lagi maaf menganggu aktifitasnya!" Aisyah tersenyum kemudian pergi meninggalkan Ali seorang diri.Ali masih belum mengalihkan pandangannya dari kepergian Aisyah,ia terpesona dengan wajah ayu milik Aisyah,bahkan tutur kata gadis itu sangat baik,walau terasa terlalu formal untuknya, mungkin karena mereka baru saling kenal.ya...seperti itu.Ali masih belum berhenti tersenyum, apalagi terbayang senyuman Aisyah beberapa menit lalu.
Mungkinkah Ali menyimpan ketertarikan khusus kepada Aisyah?
"Yaa allah,betapa sempurnanya engkau menciptakan dia" ucap Ali pelan "Astagfirullah" lanjut Ali segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
--------
Aisyah berjalan menuju kantin,sedari tadi Nurul sahabatnya yang paling cerewet itu terus saja mengirimnya pesan, bahkan sampai semua notif di ponselnya hanya dari Nurul seorang.Sahabatnya itu memberitahu bahwa hari ini semua anggota SIPA berkumpul,oleh karena itu Aisyah harus bergegas datang kekantin.Aisyah juga sudah sangat merindukan sahabat-sahabatnya,sudah lama sejak minggu lalu ia tidak pernah lagi ikut bergabung, bukan tidak mau,tapi mengingat jadwal mata kuliahnya yang sangat padat. Dan beruntungnya hari ini kelasnya kosong, dosennya sedang memiliki kepentingan,ini kesempatan Aisyah untuk berkumpul dengan semua sahabatnya.
Aisyah menatap kesemua arah kantin.saat kakinya mulai memasuki area kantin,matanya mencoba memastikan keberadaan teman-temannya. Dan pojok kantin menjadi fokus utamanya,karena disanalah semua teman nya mengambil tepat duduk. Ia berjalan menuju bangku itu,bahkan Nurul dan Faizah melambaikan tangan kearahnya, sebagai isyarat agar dirinya berjalan lebih cepat lagi.
"Assalamualaikum, semuanya?" ucap Aisyah saat dirinya sudah sampai.
"Waalaikumussalam"jawab semuanya dengan serempak.
" duduk syah!"seru Anisa menyuruhnya duduk, Aisyah mengangguk dan mengambil tempat tepat disamping Nurul. Semuanya tersenyum.
"Aku kangen deh sama kamu syah,udah lama gak ketemu!" sahut Halimah pada Aisyah.
"Aku juga sama Hal,cuma tahu sendiri,fakultas aku ribetnya Naudzubullah!" jawab Aisyah dengan nafas beratnya.
"Maklumlah, calon dokter emang kayak gitu,harus ekstra" tambah Faisal mengemukakan pendapatnya tentang jurusan yang Aisyah ambil.Aisyah mengangguk menyetujui,bahkan untuk tes masuknya saja Aisyah harus ektra belajar sampai lupa makan,dan saat lolos dan di terima, materinya jauh lebih memusingkan.
"Kalau aku sih bisa-bisa setres ,sampe nama obat aja pake harus dihafalin,ribet ih!" Nurul ikut menambahkan.
"Kamunya aja yang males rul, kamukan sama pelajaran fakultas kamu aja ngeluhnya ampun-ampunan!" ledek Halimah.Nurul memanyunkan bibirnya kesal,walau semua itu adalah kebenarannya. Bahkan jika mode males seorang Nurul kambuh,dia akan memilih tidur dikelas dan berakhir usiran dari sang dosen.mau jadi apa nanti,jika kerjaan nya seperti itu terus?.
"Emang sih,kedokteran belajarnya harus ekstra banget, namanya juga dokter...tahulah kerjaan dokter gimana,kalau salah sedikit kan menyangkut nyawa, jadi teliti nya harus plus-plus" tambah Zidan.
"Ekhem.." Ridwan berdehem cukup keras,hingga mendapatkan tatapan dari semua temannya.
"Apa?" tanya Ridwan dengan wajah sok polosnya, semuanya terdiam"ngapain ekhem-ekheman?"tanya Anisa.
"Ooooh....sorry sorry.maklum,tenggorokanku kering,heeemmm..gak ada niatan buat beli minum atau makan gituh?" ucap Ridwan yang langsung mendapat kekwhan dari semua penghuni bangku pojokan itu.saking asyik nya mengobrol, mereka sampai melupakan niat mereka di kantin untuk makan siang bersama.
"Hehehe..lupa!.yaudah tinggal pesen aja" Halimah masih terkekeh pelan,mereka mulai memesan masing-masing. Saat makanan sudah siap,Ridwanlah yang pertama menyerbu makanannya.
"Heh Rid,pelan-pelan kali makannya,gak baca do'a dulu lagi!" tegur Aisyah .Ridwan menyengir, berhenti, kemudian berdo'a dan melanjutkan makannya.semuanya menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan Ridwan seperti orang yang tidak makan beberapa hari.
"Maklumlah syah,anak kost emang kayak gitu!" sindir Nurul pada Ridwan, yang langsung mendapat tatapan tajam dari pemuda itu.Ridwan menelan sisa makanan yang ia kunyah"kamu lupa rul?..kamu juga anak kos ya!"balas Ridwan."eh iya,aku lupa "kekeh Nurul sambil menggaruk tengkuknya.
Semua hening saat masing-masing sedang terfokus pada makanannya,berbeda dengan Aisyah yang hanya memesan minum saja,merasa tidak lapar katanya.hingga acara makan itu selesai.
" oh iya,aku baru ngeh kalau Fitri sama Fauzi gak ada,kemana mereka?"Aisyah memulai percakapan diantara mereka.
"Mereka ada urusan" jawab Halimah santai.Aisyah mengerutkan dahinya"urusan apa?..kok bisa barengan?"tanyanya ingin tahu.
"Hah?..kamu gak tahu apa-apa syah?" tanya Faisal pada Aisyah,tak lupa dengan wajah melongonya tak percaya.Aisyah masih bingung "aku gak ngerti,maksud kalian apaan sih?" tanya Aisyah sambil menggaruk pelipisnya pelan.
"Astagfirullah, Aisyah!.temen kamu lagi bahagia,kamu gak tahu?" seru Faizah.Aisyah menaikkan sebelah alisnya,belum mengerti rupanya .
"Aku kasih tahu ya syah,Fitri sama Fauzi itu lagi siap-siap naik pelaminan!" jelas Zidan.
"Maksudnya?" aisyah masih bingung.
"Fitri dikhitbah Fauzi minggu lalu" jelasnya lagi.
"Oh ya?..alhamdulillah kalau gitu" ucap Aisyah sumringah,mendapatkan kabar yang membahagiakan bagi semuanya,termasuk dirinya sebagai seorang sahabat,dan pada akhirnya,satu persatu akan melepas masa lajangnya.
"Gak nyangka yah?..jodoh emang gak kemana!,tapi ngomong-ngomong nikahnya kapan?" aisyah lagi-lagi bertanya.
"Banyak nanya kamu syah,kayak dora!" celetuk Ridwan tanpa dosa,aisyah mendelik"namanya juga pengen tahu ih.."kesal Aisyah.
"Katanya sih bulan depan,biasa persiapan dulu" ujar Nurul."udah ah, panas aku ngomongin orang nikahan mulu, kalian enak pasang-pasangan,gimana nasib aku?"ucap Nurul mendramatis.
"Emang kamu aja yang sendiri?.Aisyah?..malah aku gak pernah denger dia suka atau deket sama cowok!" sindir Ridwan.Aisyah melirik Ridwan "kamu nyindir aku Rid?" ketus Aisyah,Ridwan menggeleng cepat "maaf.."
"Udahlah...aku mau kasih tahu sesuatu nih sama kalian.." ucap Zidan membuat perhatian teman-temannya terfokus padanya"gini nih!..kita kan udah lama gak bareng-bareng kayak gini,mengingat kesibukan kita masing-masing juga,dan kita udah lama gak ada in acara amal,aku mau usul supaya kita ada in lagi,..nah,tempatnya belum aku tentu in,silahkan pendapat kalian mau kemana?"jelas Zidan panjang lebar.
"Aku usul" Aisyah mengangkat tangan kanannya meminta perhatian.
"Jangan keragunan syah!" canda Ridwan."kamu diem deh Rid,aku buang ke laut ,tahu rasa kamu!"sinis Aisyah.
Aisyah kembali terfokus "gimana kalau ke panti asuhan bunda Zaenab aja?" usul Aisyah.
"Boleh tuh!" kata Anisa.
Halimah menambahkan"bener juga,kan udah lama juga gak ketemu beliau,sekalian silaturahmi "
"Iya,sekalian aku mau ketemu sama anak aku,kangen, pengen ketemu" ucap Aisyah dengan senyum penuh harapan nya.
Anak?
Aisyah sudah punya anak?
Sudah menikah kah?
"Aku juga kangen sama anak kamu syah!" Faizah mengangguk setuju.
"Shuuutt...jangan keras-keras,kedengerannya yang lain bisa dikira kamu perempuan gak bener syah!" ucap Ridwan berbisik.Ucapan Ridwan memang benar,Aisyah,Halimah,Faizah dan yang lainnya bungkam seketika. Terlihat sesal diwajah mereka.
"Kalau gitu, lusa nanti acara amalnya di panti asuhan Al-Barokah" Zidan menyetujui "Deal ya?" tanya Zidan meminta persetujuan kepada semuanya.
"Deal" jawab semua anggota SIPA kompak.
"Waktunya jam 2 sore ya,supaya kita bisa beres-beres dulu, sebelumnya untuk perempuan, kalian belanja kebutuhan dapur,kami laki-laki belanja mainan dan alat sekolah,kita berangkat pake mobil,jelasnya nanti aku kasih tahu lagi" lanjut Zidan yang sekali lagi mendapat anggukan pasti dari semuanya.
Zidan memang selalu menjadi orang pertama dalan perencanaan pundi amal di kumpulan SIPA. Orang yang mengajak semua anggota meluangkan waktu untuk bisa dijadikan pahala,semacam amal barusan. Selain itu juga mereka akan mendatangi panti jompo,membagi kan makanan dipinggir jalan,atau sekedar mengajak tadarus dan muroja'ah bersama.
Dia pemimpin yang baik.
Mereka sebagai sahabat selalu menyetujui usulan Zidan selama itu baik.Jangan lupakan, semuanya ikut berpartisipasi dengan jabatan mereka.Susunan organisasi yang sudah mereka rancang sebelumnya.
***