di tengah perjalanan Elizabeth tidak mengatakan sepatah kata pun kepada saya dia hanya melihat ke luar jendela kereta "apakah kamu terpesona dengan suasana zaman ini?" komentar ku.
“Tentu saja, yah aku tinggal terlalu lama di kota sampai aku lupa tentang suasana alam di desa” jawabnya padaku, tidak tahu mengapa dia segera menutup kain jendela kereta kami. mungkin untuk membuat percakapan kita lebih tenang.
"Aku hanya lupa seperti apa bangunan kota itu" jawabku.
“Memang, sudah berapa lama kamu tinggal di sini?” dia bertanya padaku sambil tertawa mendengar kalimatku di hadapannya.
"Sudah cukup lama 4 tahun berlalu sejak saya datang ke sini"
"4 tahun ya.... Mmmm tidak cukup lama sampai kamu benar-benar benar-benar melupakan duniamu sendiri"
“heh! jangan remehkan jika kamu di posisiku aku yakin kamu tidak akan kuat!” kataku dengan emosi. Sejujurnya, berbicara dengan wanita ini memang membuat orang sedikit kesal, tapi bagaimanapun, dia satu-satunya orang modern yang saya miliki, jadi saya akan mencoba untuk bersabar. “Tunggu! Aku ingin tahu dari mana kamu tahu profesiku sebelumnya dan tahu berapa lama aku tinggal di sini!” tambah komentarku padanya.
“Mudah sekali sikapmu berbeda dengan orang-orang di sekitarmu meski 4 tahun telah berlalu, caramu sigap menghadapi situasi dan cara bicaramu seperti prajurit yang terlatih dan jangan lupa aura prajuritmu belum hilang" jawabnya padaku acuh tak acuh.
" Hah? itu saja tunggu! aku tidak percaya kamu bisa menggambil kesimpulan hanya dengan itu!? " saut ku padanya. " tentu tidak! disaku mu tadi aku melihat pisau komando pisau yang digunakan tentara untuk menjalankan tugas nya,, dan kenapa aku bisa tau kami tinggal disini cukup lama itu karena kamu sudah sangat familiar dengan tempat itu " balas nya padaku, kali ini dia menjelaskan nya dengan detail dan itu membuat ku mengerti.
" pisau komando? eh tunggu dimana pisau ku astaga!! aku pasti menjatuhkan nya tadi " saat itu aku benar benar panik pisau kesayangan ku benda satu satu nya yang ku bawa saat aku menjelajah menghilang dari baju ku. " tenanglah aku meminjam nya tadi,, ini ku kembali kan pisau mu " komentar nya padaku. aku benar benar terkejut bagaimana dia bisa mengambil pisau komando ku yang aku simpan didalam baju ku dan untuk apa.
" jangan berfikir negatif dulu,, aku mengambil nya dari baju mu saat kamu menarik ku tadi di keramaian, yah tadi sebenarnya itu buat jaga jaga saja mungkin aja kamu bukan orang baik siapa sangka ternyata aku yang salah " jawab nya.
aku adalah orang yang sangat waspada cara wanita ini mengambil pisau ku sangat jelas sudah terlatih dalam menemukan celah kewaspadaan seseorang,, di kamp militer ku sebelum nya aku juga diajarkan mengambil celah kewaspadaan seseorang tapi aku bukan lah orang yang sangat ahli dalam bidang itu. " hebat! meskipun kamu sedikit menjengkelkan mengambil benda orang tanpa bilang,, tapi kemampuan mu bener patut di beri pujian! " ucap ku padanya.
" terimakasih tapi itu biasa saja.. hanya begitu saja kamu sudah memberikan pujian yang berlebih padaku " tukas nya dengan sangat acuh. seperti yang aku bilang tadi menghadapi sifat wanita ini memang harus Banyak bersabar.
tidak lama kami berkendara dengan kereta kuda, kami hampir sampai di kediaman Fei tidak disangka jalanan yang tadi pagi ku lewati tergenang banyak lumpur benar benar aneh,,, mau tidak mau aku harus memutar kereta kuda ku kejalan lain yang cukup memakan 10 menit untuk sampai ke kediaman Fei.
peluang yang bagus itu tidak akan aku lewati aku mencoba menggali informasi dari Elizabeth soal profesi dan kehidupan dijaman modern nya.
sayang nya Elizabeth bener benar orang yang sangat acuh! aku terus bertanya tapi ia hanya memberikan beberapa kalimat yang jelas jelas aku tidak mengerti,, sampai puncak nya aku tidak lagi bertanya karena kesal dan memilih untuk mempercepat kereta kuda ku untuk sampai ke kediaman.
kami pun sampai di kediaman Fei, gerbang pintu masuk masih terbuka yang artinya orang rumah belum tidur aku masuk dengan kereta kudaku dan seperti nya ada sesuatu masalah orang orang berkumpul di ruang aula tengah
" ada apa ini kakek Lee? " tanyaku pada seorang laki laki tua juru masak kediaman Fei.
" Ah! liangfei perhiasan nona muda menghilang dari kamar tidur nya,, tetapi tidak ada yang masuk ke kamar nona muda hingga pagi hari tadi sampai sekarang pelakunya tidak tau siapa? Ah!! astaga liangfei apa ini calon istri mu. liangfei ini benar-benar waktu yang sangat tidak pas untuk kamu memperkenalkan nya kepada kami" jawab nya.
" kakek Lee ya? boleh saya panggil anda kakek Lee? Ah, terimakasih sebelumnya perkenalkan nama saya Elizabeth saya teman nya liangfei kebetulan saya baru datang ke kota ini dan liangfei membantu saya untuk mencari pekerjaan " Saut nya pada kakek Lee.
" oh astaga maaf kan saya nona muda,, saya kira kamu calon nya liangfei maklum kan saja liangfei sudah berumur belum punya pasangan juga "
" benarkah? astaga liangfei apa aku perlu Carikan untukmu " goda nya padaku.
" ckck tidak perlu! kakek Lee kamu sudah tua hindari bergosip tidak baik untuk kesehatan mu! Elizabeth ayo ikuti aku! " tukas ku pada mereka berdua yang mengejek ku.
kami berjalan masuk ke ruang aula tengah,, ruang aula tengah menghadap ke depan gerbang yang di apit oleh dapur, dan kuil kecil milik kediaman Fei. saat kami masuk suasana atmosfer disana benar benar panas dan sangat mencekam terlihat Ziiafeinan (nona muda kediaman Fei) sedang memarahi para pelayan nya dan 3 orang asing yang seorang pedagang,, para pedagang itu tidak terima Ziiafeinan menuduh mereka bertiga mencuri perhiasan nya. kakek dan nenek terlihat mencoba menengahi perselisihan itu.
"wanita manja itu asal menuduh mereka pencurinya sebelum ada bukti benar benar kesalahan fatal
" komentar Elizabeth. " Aish.. wanita manja itu akan menjadi majikan mu nanti lebih baik jangan mencari masalah dengan nya mengerti " tambah ku padanya.
" Kakak Fei!! kamu sudah pulang kakak Fei bantu aku perhiasan ku di curi,, itu adalah perhiasan kesayangan ku! " Sahut nya.
Ziiafeinan berlari menuju padaku dan hampir memeluk tangan ku untung saja aku berhasil menghindar dengan berpindah tempat ke samping Elizabeth (untuk saat ini dia penolong ku).
" Liangfei kamu sudah pulang maaf kamu harus mendengarkan keributan ini... Eh! siapa nona muda ini? " tanya nenek padaku.
" tidak apa nek... ini Elizabeth teman ku dia yang pernah menolong ku dari p********n " jawab Ku..
" Eh? p********n liangfei pernah jadi --- s**t! " sebelum Elizabeth membongkar rahasia ku. aku mencubit pinggang ramping nya ini sedikit memalukan tapi itu hal yang terpaksa sungguh.
" ada apa nona? " tanya nenek pada nya. sebelum kami menuntaskan percakapan kami seperti nya para pedagang itu sudah tidak sabar ingin menyelesaikan masalah penuduhan ini terhadap mereka.