1 KECURIGAAN

735 Kata
Sudah dua bulan ini Olivia Maruna atau Marun menghabiskan waktunya 7 hari, 24 jam di rumah. Dia memutuskan untuk tidak lagi bekerja dan memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Maruna memilih mengalah dan berhenti bekerja sebab kesibukannya dikantor membuat dia bertemu dengan sang suami. Bahkan ia tidak lagi mempekerjakan para pembantu, mengerjakan sendiri semua pekerjaan rumah yang tidak pernah ada habisnya itu. Sudah dua hari Mas Kandra sang suami di Bandung sebab dia mendapatkan pelatihan untuk kenaikan jabatan di sana. Lalu sore ini Kandra mengatakan kepada Maruna dia akan kembali, jelas saja Maruna begitu antusias menyambut kepulangan suaminya itu. Maruna merasa begitu kesepian sendirian di rumah yang mana sudah 2 tahun lebih di pernikahan mereka, mereka belum juga diberkahi keturuna yang mana kedua orang tuanya begitupun sang mertua tinggal jauh di luar kota. Tentang belum juga diberi keturunan, bukan sebuah masalah untuk keduanya, Runa ataupun Kandra selalu berpikir positif, umur keduanya masih terbilang muda Kandra baru 31 tahun dan Runa baru 26 tahun, mungkin juga mereka sedang diberi waktu tambahan untuk berpacaran lagi, walau nyatanya sebelum menikah mereka sudah berpacaran selama 2 tahun. Marun tidak pernah merasa tertekan sebab sang mertua begitu baik dan pengertian tidak ada tuntutan kecuali meminta dia sehat dan anaknya bahagia. Sore ini Marun tidak menyiapkan makan malam sebab Mas Kandra mengatakan ia sudah makan di perjalanan pulang. Marun bergegas merapikan diri ia ingin terlihat sempurna didepan sang suami yang pasti juga merindukannya itu. Maruna memakai lingerie merah merona bertali spaghetti tanpa jubah penutup ia, tidak lupa menyemprotkan wewangian yang begitu spesial, tidak ketinggalan sebuah lipgloss berwarna merah muda dengan rasa cherry ia poles agar menambah keseksian bibir indahnya. Tidak terlalu lama, ia sudah mendengar deru mobil Mas Kandra di depan teras rumah mereka, Maruna pun bergegas keluar kamar, membukakan pintu. Sebuah senyuman yang menawan terbit di bibir cantik berusia 26 tahun itu menatap pada sang suami di depan pintu sudah akan masuk sedang melonggarkan dasinya. “Sayang ... miss you a lot!” Marun begitu merindukannya, segera ia memeluk sang suami. Kandra pun tersenyum tipis menyambut pelukan istrinya. Hingga keduanya pun masuk ke dalam mengingat sudah menjelang malam. "Mas langsung mandi ya." kata laki-laki itu. "Yaudah sini kopernya, biar aku beresin sambil nunggu mas mandi." Seperginya Kandra ke kamar mandi, Maruna membongkar travel bag mini yang Kandra bawa, mengeluarkan baju-baju kotornya. Kandra tidak terlalu banyak membawa barang namun dia membawa selimut sendiri sebab lelaki itu selalu sulit tidur tanpa selimut yang menurut dia bersih. Saat membongkar barang suaminya sesekali tidak sengaja Marun mencium ada aroma manis lain, Marun tidak terlalu ambil pusing sebab dia dan Kandra sama dimanapun pergi jika menemukan parfum atau benda yang disukai pasti segera beli. “Sayang handuk mana?” Teriak Kandra dari dalam kamar mandi. Maruna pun segera bangkit, mengantarkan handuk untuk sang suami, “Ini Mas…” Bibir Maruna mengulas senyuman ia selalu positif kepada suaminya ini yang memang tidak pernah bergaul dengan orang lain apa lagi perempuan. Maruna juga mengingat ada sebuah foto kecil yang ia sengaja taruh di tas suaminya itu. ‘Ini foto istri kamu, jangan lihat perempuan lain.’ Kandra tipikal pria yang suka dirumah, dia menghabiskan banyak waktunya untuk bekerja dan berdua dengan Maruna kemanapun. Maruna benar-benar bersyukur, saat sahabat-sahabatnya bahkan belum menikah, bercerai hingga di selingkuhi, beruntungnya dia hidupnya dalam keadaan bahagia dan baik-baik saja. Setelah merapikan barang-barang milik Kandra, Maruna pun naik ke atas ranjang menunggu sang suami selesai mandi, netra Maruna menoleh pada ponsel Kandra yang bergetar. Marun hanya melihat sekilas benda yang berada tepat di sebelahnya itu, namun tiba-tiba ia berfokus lama saat melihat tampilan nama dan tampilan sebuah pesan yang menurutnya sangat ambigu. ‘Mas jangan lupa!’ Tulis teks pada pesan itu. Entah rasa apa ini, gara-gara parfum tadi bawaannya jadi curiga padahal dia yakin itu memang parfum baru suaminya, segera Maruna mengambil ponsel Kandra membaca dengan jelas pesan dengan nama kontak yang tersimpan adalah Pak Dewa 2. Pak Dewa adalah pimpinan perusahaan tempat Kandra bekerja, untuk apa Pak Dewa mengirimkan pesan seperti ini, bahkan memanggil Mas? Pak Dewa bukan tipikal bos yang mau bersusah payah menghubungi karyawan yang ada dia akan meminta asistennya menghubungi orang saat butuh. “What Pak Dewa 2, bagaimana bisa bosnya mengirim pesan seperti ini?” Sedikit ada yang mengganjal pada hati Maruna namun dia berusaha untuk tenang, mungkin saja diluar sepengetahuannya, Kandra dan Pak Dewa berhubungan dekat, Maruna pun meletakkan lagi ponsel itu memilih meraih ponsel miliknya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN