Delapan Puluh

1819 Kata

Laura tak henti-hentinya memperhatikan Edward, bukan karena mengaguminya bukan itu, tapi ia merasa wajah Edward pernah dia lihat tapi di mana? Sangat sama sekali tidak asing. Pandanganya terus terus saja terarah pada pria tua rambunya memutih yang sedang bicara pada seseorang dengan satu tangan masuk ke dalam kantong celana itu. Hingga pria itu menyadari bahwa, merasa dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang, menoleh ke samping lansung bersirobok dengan Laura namun itu sama sekali tidak dianggap penting. Laura mengakhiri pandanganya yang tak berkesudah pada Edward, memutar bola matanya memandangi orang-orang yang berdatangan berpakian begitu berkelas dan berlajan cukup elegan. Mimik wajah gadis itu berubah pias ketika melihat sepasang suami istri bergandengan cukup mesra memasu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN