bc

Tawanan Hati Sang Mafia

book_age18+
2.2K
IKUTI
16.0K
BACA
billionaire
dark
one-night stand
HE
dominant
badboy
mafia
bxg
like
intro-logo
Uraian

21+

BEBERAPA PART MENGANDUNG ADEGAN EROTIS

Joana hanyalah gadis sederhana yang hidup sebatang kara. Hidupnya berubah dalam satu malam karena seorang pria yang memperkosanya. Kejadian kelam malam itu ingin ia lupakan dari ingatannya, namun siapa sangka jika dua hari kemudian dirinya diculik dan dibawa ke sebuah mansion yang sangat megah.

Dia akhirnya kembali bertemu dengan pria b***t yang menghancurkan hidupnya dan mengambil hartanya yang paling berharga. Pria dictator yang arogan tapi sialnya sangat tampan, setelah memperkosanya justru menculik dan menjadikan tawanannya dengan alasan yang tidak masuk akal.

Joana terjebak dan tidak memiliki kekuatan untuk pergi dari mansion itu. Pria itu kini seolah yang memegang kendali hidupnya. Lebih gilanya lagi saat dia mendapati dirinya hamil, hamil anak pria itu dan kenyataan tentang pria yang ia ketahui bernama Louis Christoper Channing. Sang Mafia paling kejam di Eropa. Sejak saat itu dia merasa hidupnya bagaikan rangkaian mimpi buruk dan dia tidak akan pernah bisa lepas dari seorang Louis Christoper.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 | Malam Penuh Gairah
“Jo…” panggilan itu menyentak Joana yang baru saja selesai berganti pakaian, dia telah menyelesaikan shift-nya malam ini. “Ya, Eve? Ada apa?” Tanya Joana melihat rekan kerjanya terlihat panik. “Bisakah kau menggantikanku malam ini? Ibuku … ibuku kecelakaan, aku belum sempat ijin dan kau tau kan peraturan di sini? Kumohon.” Eve sudah berlinang air mata, membuat Joana langsung mengangguk dan memeluk temannya itu. “Tidak apa-apa, aku juga tidak memiliki janji lain. Kau bisa pergi, aku harap ibumu baik-baik saja.” “Terima kasih banyak, Jo. Terima kasih.” Eve lalu berlalu dari hadapan Joana yang kini mau tidak mau kembali mengganti bajunya dengan seragamnya sebagai room attendant salah satu hotel paling mewah di London. *** Waktu yang menunjukkan telah melewati tengah malam itu terlihat begitu sepi. Seorang pria terlihat berjalan sempoyongan dengan sebotol wine di tangannya. “Ah, di mana jalang yang kubeli. Nomor berapa tadi Jacob menyebutkan? 2122? 2112? 2212?” Pria itu menggumam dengan tubuh yang hampir oleng beberapa kali akibat pening yang ia rasakan. “Ah, pasti ini ruangannya, pintunya sudah terbuka, jalangku telah menunggu.” Pria itu langsung menerobos masuk, menabrak meja hingga menimbulkan kegaduhan. Membuat seseorang yang tengah melakukan pekerjaannya tersentak kaget. “Astaga. Tuan. Apa yang kau lakukan? Sepertinya anda salah kamar.” Ungkap Joana dengan perasaan takut-takut. Dia sudah mengeceknya tadi jika ruangan 2112 tidak aka nada tamu hingga besok malam.”Mari saya antar ke bagian informasi untuk mengonfirmasi ruangan anda.” Joana sudah akan mendekat, namun pria itu justru menyeringai, menendang pintu hotel hingga terdengar bunyi klik. “Kau pikir kau memiliki hak untuk bicara setelah aku membayarmu mahal, b***h? Tutup mulutmu dan layani aku. Hanya itu tugasku.” Louis langsung mendorong Joana dengan kasar ke ranjang. Mengungkung wanita malang itu dengan kuat yang sudah terbakar gairah. Dia meraih bibir Joana dan berusaha mencecapnya, Joana terus melakukan perlawanan dan berteriak, namun tamparan justru yang dia terima. “Lepas, Tuan! Lepas, saya bukan jalang. Saya bekerja di hotel ini. Anda salah paham! Lepas!!” Teriak Joana dengan sekuat tenaga, namun yang dia dapatkan justru cengkraman kuat di tangannya. “Tutup mulutmu atau aku akan membunuhmu detik ini juga.” Tatapannya yang begitu nyalang seolah bisa membunuh membuat Joana langsung membeku dan menelan ludahnya susah payah. Hingga dia akhirnya merasakan lumatan-lumatan di bibirnya hingga ke lehernya. “Anda salah orang!! Anda salah!! Saya bukan jalang!!” Joana kembali berusaha namun lagi-lagi cengkraman di rambutnya yang kini ia dapatkan dan sebuah tamparan, membuatnya hanya bisa terisak-isak, saat pria itu justru langsung merobek bajunya dengan begitu mudah. Pria itu juga melepaskan dasinya dan mengikat tangan Joana ke kepala ranjang. “Oohh, sebuah karya yang indah, sayang.” Bisik Louis melihat buah d**a ranum di depannya dan langsung mencecap di setiap inchinya, membuat Joana terus berontak dan menggeleng-gelengkan kepalanya, namun pria itu mengungkungnya dengan kuat sembari menikmati setiap inchi tubuhnya. Lalu Louis berhenti, menatap penuh makna pada Joana yang sudah bersimbah air mata, lalu bergerak untuk mencium wanita itu dengan terus meremas objek yang menjadi favoritnya kini, sebelum ke menu utama. Joana langsung menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri saat Louis berusaha untuk menciumnya, membuat pria itu menggeram marah dan mencengkram dagu Joana, hingga bisa melumat dan mencecap setiap kenikmatan dari bibir Joana. “Buku mulutmu, b***h. Atau aku akan melakukannya dengan cara lain?” Tatapan tajam Louis yang sarat akan ancaman membuat Joana pelan-pelan membuka mulutnya dengan air mata yang semakin banyak membasahi wajahnya. Hingga detik berikutnya dia merasakan ciuman yang begitu agresif dan menuntut, melumatnya dengan kasar dan menggigit kecil bibir Joana hingga wanita itu hampir kehabisan napas. Seolah sudah puas dengan bibir Joana, pria itu terus mencecap setiap inchi tubuh Joana, menikmatinya dengan begitu puas tidak peduli dengan isakan Joana yang memenuhi keheningan malam itu. Hingga pria itu menyeringai puas saat tiba di hidangan utama, mencium aroma dari pusat tubuh wanita yang membuat Joana merasakan gelenyar aneh itu semakin menyiksanya, seolah tubuhnya berkhianat. “Lihat, kau munafik. Tubuhmu saja berkhianat.” Ucapn Louis menyentuh titik sensitive Joana dan menunjukkan cairan putih dari sana, membuat Joana benar-benar malu dan mengumpat tubuhnya sendiri. Joana berusaha menahan erangan yang hampir lolos saat pria itu benar-benar mempermainkan inti tubuhnya, menjilat dan menyesapnya dengan begitu agresif hingga membuatnya berada di puncak. Lalu seolah mimpi buruknya menjadi sempurna saat pria itu akhirnya melakukan peneterasi yang membuatnya tersentak akan rasa sakit yang menyiksa dan membuatnya lagi-lagi menangis. “Aku yakin kau akan menikmatinya sayang, aku akan membawamu pada puncak kenikmatan tertinggi dunia.” Bisik Louis tepat di telinga Joana sebelum akhirnya bergerak dan semakin cepat untuk meraih kepuasannya. “Ahh… Tuhan….” Joana meloloskan erangannya saat merasakan kenikmatan itu, namun di satu sisi juga mengumpat dan menggigit bibirnya kuat-kuat. Dorongan di sana semakin menggila dan erangan pria itu juga semakin tak terkendali. ‘Kumohon hentikan ini, Tuhan.’ Batinnya menggumam perih, hingga dia hanya bisa mencengkram erat kedua tangannya yang terikat saat kenikmatan itu berhasil tercapai oleh dirinya dan pria asing itu. Sesuatu yang semakin menyesakkan di sana, terasa semakin memanas dan mendorong untuk keluar, setelahnya hanya lemas luar biasa yang ia rasakan dan tubuh pria itu yang jatuh di atasnya. “Oohh, sialan! Aku tidak pernah bertemu dengan jalang senikmat ini!! Siall! Siall! Siall!” Racau Louis membuat Joana kembali menggeleng, saat pria itu seolah ingin kembali melanjutkan permainannya, dan benar saja pria itu kembali bergerak dengan agresif di atas tubuhnya, ingin kembali menyalurkan hasratnya dan membawa Joana pada kenikmatan tertinggi dunia. *** Joana terjaga dengan tubuh yang remuk redam dan sisa air mata yang mongering di wajahnya. Menatap penuh kebencian pada pria yang kini terlelap tanpa dosa setelah mencapai kepuasannya berkali-kali. Dia beranjak dengan tertatih, memungut satu demi satu pakaiannya yang teronggok di lantai, memakainya dengan tubuh gemetar dan segera beranjak dari sana dan tidak akan pernah kembali ke hotel itu lagi. Persetan dengan pekerjaan dan sisa gajinya yang belum ia terima. Tadi malam adalah malam paling mengerikan dalam hidupnya. Dia berlari dengan terisak di antara lorong hotel yang begitu sepi, segera menuju lokernya dan mengambil tas miliknya, ingin segera berendam di flat kecil miliknya. “Kenapa ini terjadi, Tuhan? Aku sudah cukup menderita dengan semua hal yang terjadi, keuangan,keluarga, kedamaian. Tidak pernah aku merasakan kebahagiaan dari memiliki ketiganya, kenapa sekarang harus ditambah lagi, Tuhan? Nasib buruk apa yang menimpaku ini!!” Joana meraung di tengah jalanan yang sepi dan temaram itu, gang menuju flatnya yang sedikit mencekam mengingat ini masih begitu pagi untuk orang memulai aktifitasnya. *** “Di mana bos?! Bukankah dia seharusnya di ruangan ini. 2122?! Di mana juga jalang itu?!” Suara dua orang pria yang tengah beradu argument itu terdengar panic. “Kau hubungi si jalang, biar aku yang menghubungi Mister Louis.” Keduanya lalu berjalan saling membelakangi, masih ada di ruangan 2122 untuk mencari apa yang sebenarnya terjadi, saat kamar yang telah mereka pesan ternyata kosong. “Sialan!! Wanita itu tidak bisa dihubungi!!” Umpat salah satu dari mereka membuat yang lain juga ikut mengumpat saat ponsel Louis juga tidak ada jawaban. Mereka memiliki penerbangan tiga puluh menit lagi ke Kanada, tepatnya menuju hutan liar di pulau Vancouver untuk melakukan transaksi gelap opium yang bernilai milyaran dollar amerika. “Hubungi yang lain untuk mencari keberadaan Mister Louis.” Perintah salah satunya membuat yang lain langsung mengangguk. Hanya membutuhkan waktu singkat untuk menemukan Louis yang ternyata berada di kamar 2112. Membuat mereka langsung bergegas ke sana. Dan melihat bagaimana kekacauan begitu memasuki kamar tersebut.beberapa pecahan gelas dan vas bunga, juga room attendant trolley yang teronggok di sudut ruangan dan beberapa toolsnya yang juga berserakan di lantai. Membuat keduanya saling berpandangan mencoba mencari jawaban. Tepat saat itu juga Louis pelan-pelan terjaga, dengan selimut putih yang menutupi tubuhnya. “Mister, sudah waktunya kita harus pergi ke Kanada.” Ungkap Jacob memperhatikan setiap gerak-gerik Louis. “Jam berapa sekarang?” Tanya Louis masih setengah sadar. “Jam setengah empat, Mister.” Jawab John yang masih memperhatikan ruangan itu yang terlihat kacau. Namun tatapannya di buat terkejut saat melihat ada bercak merah di seprai putih itu. “Mister, apa anda bercinta dengan seorang perawan semalam?” Pertanyaan John membuat Louis mengernyit namun tatapannya langsung melihat ke sekeliling di mana ada trolley dan sebuah apron yang biasa digunakan oleh house keeping teronggok di lantai. Lalu saat melihat ke arah ranjang dan menemukan bercak merah keningnya langsung mengernyit sempurna. Dia tau dia tidak mungkin bermain kasar hingga membuat seorang wanita mengalami pendarahan. Dia bukan masokis. ‘Lalu darah itu?’ Louis mengernyitkan keningnya lagi, menatap John dan Jacob bergantian, teringat ucapan John yang terakhir. “b******k!! Cari tau siapa wanita yang tidur denganku semalam!!” Teriak Louis membuat Jacob dan John seketika mengangguk patuh dan beranjak dari sana. “Sialan!! Siapa wanita itu?!!” Teriak Louis melempar gelas yang ada di atas nakas ke kaca rias yang ada di depan ranjang. Dia tidak pernah bercinta dengan sembarang p*****r. p*****r-p*****r yang tidur bersamanya sudah dipastikan sehat dan tidak memiliki penyakit. Bagaimana bisa anak buahnya sampai kecolongan seperti ini!! 

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook