Retta tengah merapikan kasurnya. Naya tengah mandi dan dirinya menunggu Naya selesai mandi. Ia duduk di pinggir kasurnya dan memikirkan perkataan Bima. Jika benar yang di katakan oleh Bima, maka bisa dipastikan bahwa hari-harinya tidak akan sama lagi untuk kedepannya. Ia harus bisa bertahan hidup di sekolah ini hingga ia lulus nanti. Rasanya Retta seperti hidup di Rimba saja, dimana siapa yang terkuat yang akan memimpin. Dan untuk yang lemah akan dijadikan b***k, atau lebih parahnya lagi akan di bunuh. Retta menghela nafas lelah. Mengapa hidupnya begitu rumit begini? Tidak bisakah ia menikmati hidupnya barang sebentar saja? Naya keluar dari kamar mandi dan melihat Retta yang tengah menekuk wajahnya itu. "Kenapa kau lesu begitu? Apa gara-gara pengumuman peringkat itu?" Tanya Naya. R

