"Alpha.. saya berhasil menjalani perintah anda. Saya telah meminta Leora sang penyihir putih untuk datang menemui anda." Ucap Andre pada Thomas setelah menunduk hormat.
"Benarkah?!" Tanya Thomas senang.
"Ya, alpha." Jawab Andre.
"Suruh dia menemuiku." Perintah Thomas pada Andre.
"Baik, alpha." Ucap Andre lalu undur diri.
'Apakah kau senang Tommy.' Tanya Thomas pada Wolfnya melalui mindlink.
Tentu saja! Aku berharap witch yang bernama Leora itu berhasil.
'Aku juga demikian.' Ucapnya lalu memutuskan mindlinknya.
***
"Soniya." Panggil Anna pada seorang gadis yang sedang membelakanginya. Sontak yang dipanggil menoleh
"Ya.. Anna. Ada apa?" Tanya Soniya.
"Bolehkah aku bertanya?" Tanya Anna balik.
"Bukankah kau sedang bertanya sekarang?" Tanya Soniya lalu mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.
"Ah.. iya..ya. Hehehe." Anna cengengesan.
"Bukankah kau maid yang mengahadap pada alpha Thomas sebelum aku?" Lanjut Anna bertanya memastikan setelah ia cengengesan. Soniya mengangguk sebagai jawabannya.
"Iris mata alpha Thomas berwarna merah atau biru?" Tanya Anna lagi.
"Biru." Jawab Soniya cepat.
"Benarkah?" Tanya Anna dan diangguki oleh Soniya.
"Biru yang sangat menawan, bagaikan warna air laut yang dapat menyejukkan hati." Lanjut Soniya dramatis.
'Jadi benar dia hanya membenciku.' Batin Anna.
Seenaknya saja membenci! Padahal kita itu matenya! Balas Nithy membuka mindlink. Nithy adalah wolfnya Anna.
'Ya, dia mate yang sangat buruk!' Jawab Anna membenarkan lalu memutuskan mindlink.
"Hmm.. terima kasih atas jawabanmu Soniya. Kalau begitu, aku pergi dulu." Ucap Anna pamit dan diangguki Soniya dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
"Anna!" Lina memanggil Anna sedikit berteriak dan berlari mendekatinya.
"Eh.. ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu?" Tanya Anna melihat Lina yang ngos²an.
"Hah..hah.. kamu dicari sama. Tuan Andrian..hah..hah." Jawab Lina tersenggal-senggal.
"Kenapa dia mencariku?" Tanya Anna bingung.
"Aku tidak tau. Cepat sana! Temui Tuan Andrian, dia ada di depan kamarmu." Jawab Lina dan menyuruh Anna untuk segera mendatangi Andrian. Anna mengangguk lalu langsung meninggalkan Lina untuk menuju ke kamarnya.
'Kenapa dia mencariku? Maksudku.. mencari kita?' Tanya Anna pada Nithy.
Entahlah.. mungkin dia mau membicarakan hal yang penting. Jawab Nithy.
'Hmm.. aku sangat penasaran. Apakah Andrian mau memberitahu kita, kalau Thomas mau me-reject kita sebagai matenya?' Terka Anna asal, namun takut jika hal itu terjadi.
Semoga saja hal itu tak terjadi. Walaupun aku masih kesal dengannya tapi jujur aku sangat mencintainya. Dan aku masih penasaran, kenapa aku tak bisa merasakan kehadiran wolfnya. Ucap Nithy menangggapi perkataan Anna.
'Belum tentu Andrian mau membicarakan tentang Thomas akan me-reject kita. Kau serius tak merasakan wolfnya Thomas?' Anna tak percaya jika Nithy tak bisa merasakan wolf Thomas.
Aku serius! Aku hanya mencium aroma yang memabukkan dari tubuhnya, Itu saja! Jelas Nithy.
'Aneh.' Anna merasa ada yang aneh dengan penjelasan Nithy lalu memutuskan mindlinknya karna ia telah sampai di depan kamarnya. Anna melihat Andrian berdiri di depan pintu kamarnya yang sedang menunggunya lalu menghampirinya.
"Ada apa tuan? Kenapa anda tiba-tiba mencari saya?" Tanya Anna sopan.
"Alpha Thomas ingin menikah dengan anda Luna." Jawab Andrian.
Deg..
Anna terkejut, ralat sangat terkejut dengan perkataan Andrian. Andrian memanggilnya 'Luna' dan lagi, Thomas mengajaknya menikah dan itu harus besok! Ia senang mendengarnya, jika Thomas mau mereka menikah. Tapi ini terlalu mendadak dan membuat Anna tak percaya akan hal itu.
"Apa maksud anda?" Tanya Anna mencoba untuk tetap tenang. Ya, ia mencoba menutupi rasa senangnya.
"Jangan berbicara seperti itu Luna. Saya hanya beta dari Alpha Thomas." Ucap Andrian menunduk.
"Baiklah. Bukankah.. Thomas tak mencintaiku?" Tanya Anna to the point, ia terseyum sinis ke arah Andrian.
"Tidak Luna! Alpha sangat mencintai anda hanya saja-" Ucapan Andrian mengagantung.
"Hanya saja?" Tanya Anna meminta kelanjutan dari Andrian yang tiba-tiba terdiam.
"Saya tak bisa menjelaskannya." Jawab Andrian menunduk dalam.
"Ini gaun yang akan anda pakai besok." Andrian menyerahkan sebuah kotak berwarna biru pada Anna. Anna menerimanya dan membukanya.
"Penutup mata? Apa aku harus memakai ini juga?" Tanya Anna dengan nada sedikit lebih tinggi. Andrian hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Baiklah. Apakah aku bisa bertemu dengan Thomas sekarang?" Tanya Anna.
"Tidak bisa Luna. Anda bisa bertemu dengannya saat menikah besok" Jawab Andrian.
"Tapi aku ingin bertemu dengannya! Ini sangat mendadak. Aku baru bertemu dengannya kemarin dan besok aku akan menikah?! Aku ingin meminta penjelasan darinya!" Ucap Anna tegas, dan hendak meninggalkan Andrian untuk menuju ke ruangan Thomas, namun dicegah oleh Andrian.
"Luna, anda tidak bisa bertemu dengan alpha sekarang." Ucap Andrian mencegah Anna.
"Kenapa?!" Tanya Anna mulai emosi.
"Karena–" Ucapan andrian menggantung karna ia sedang mencari alasan yang tepat.
"Karena apa?" Tanya Anna, suaranya sedikit melembut.
"Karna itu tradisi di pack silvermoon." Alasan Andrian.
"Tradisi?" Tanya Anna bingung.
"I..iy..iya." Jawab Andrian gugup.
"Hmm.. alasan yang menarik. Baiklah." Ucap Anna mengalah, meninggalkan Andrian dan melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamarnya.
'Luna pasti tau jika aku berbohong.' Batin Andrian. Ia benar-benar tak pandai membuat alasan di saat genting seperti ini.
"Tunggu luna.' Andrian mencegah Anna yang sudah membuka pintu kamarnya(Anna).
"Apa lagi?" Tanya Anna.
"Anda tidak ingin pindah ke kamar baru anda?" Tanya Andrian. Bukankah sudah jelas Anna adalah matenya Thomas, otomatis Anna adalah Luna di pack silvermoon. Tapi, Anna masih tidur di tempat para maid?
"Tidak perlu. Lagipula aku hanya menempati kamar ini cuma malam ini." Jawab Anna dan diangguki oleh Andrian.
"Kalau begitu.. selamat beristirahat Luna." Ucap Andrian lalu pamit.
Flashback On
Penyihir yang diketahui bernama Leora masuk ke ruangan Thomas.
"Kenapa kau memintaku untuk menemuimu?" Tanya Leora setelah berada di hdapan Thomas Thomas.
"Aku ingin meminta bantuanmu." Jawab Thomas.
"Aku tak suka basa basi. Apa yang bisa ku bantu?"
"Aku ingin kau mematahkan sebuah sihir terlarang yang ditanamkan pada mateku."
"Siapa yang menanamkan mantra pada matemu?" Tanya penyihir itu.
"Other sideku." Jawab Thomas cepat.
"Apa?!" Leora terkejut.
"Aku tak bisa melakukannya." Lanjut Leora.
"Kenapa?! Bukankah kau witch yang hebat?!" Tanya Thomas berteriak.
"Tidak semua sihir bisa aku patahkan. Salah satunya adalah sihir dari other sidemu. Other side adalah sisi yang berlawanan dengan sisi aslinya jika yang asli tak bisa sihir maka yang palsu bisa dan sihir itu adalah sihir alami bisa dibilang sihir tanpa mantra ataupun ramuan yang bisa dipatahkan atau dimusnahkan oleh si pemilik sihir itu sendiri dan orang yang terkena sihir itu." Jelas penyihir itu pada Thomas.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang? Other sideku tak mungkin mematahkan sihir itu dan mateku tak mengetahui apapun tentang hal ini." Lirih Thomas sambil mengusap wajahnya kasar.
"Sihir apa yang other sidemu tanamkan?" Tanya penyihir itu.
"Entahlah.. dia bilang jika aku bertemu dengan mateku secara otomatis ia akan menguasai tubuhku." Jawab Thomas.
"Kalau begitu menikahlah dengan matemu besok!"
"Apa?! Jika aku menikah dengannya maka other sideku akan menguasai tubuhku selama yang dia inginkan, aku tidak bisa menguasai tubuhku lagi." Lirih Thomas
"Hanya itulah satu-satunya untuk bertemu dengan matemu.. kau sangat beruntung karena besok adalah hari dimana kekuatan ku akan bekerja jauh lebih sempurna dan itu terjadi sekali dalam seribu tahun, jika di hari yang lain mungkin kekuatanku akan bertahan maksimal 1-2 jam, tapi kalau kau menikah dengannya besok maka kekuatanku akan bertahan selama ± kurang lebih 10-24 jam. Jadi menikahlah dengannya besok." Jelas penyihir itu pada Thomas.
"Baiklah. Aku akan menikah dengannya." Pasrah Thomas.
Hanya sehari?! Itu tak cukup!! Ucap Tommy memindlink Thomas.
'Aku tahu itu! Tapi itu jauh lebih baik daripada 2 jam!' Balas Thomas.
Sementara Thomas berbicara dengan wolfnya, Leora membaca mantra sihir. Mulutnya komat kamit menyebut rentetan kalimat entah apa yang keluar dari bibirnya.
Tak lama membaca mantra, muncullah cahaya dari tangan kiri penyihir itu yang lama kelamaan membentuk sebuah kotak berwarna biru.
"Ini. Berikanlah pada matemu. Suruh dia menggunakan ini besok!" Ucap penyihir itu sambil menyodorkan kotak itu pada Thomas. Thomas mengambil kotak itu.
"Apa yang terjadi jika dia menggunakan ini?" Tanya Thomas setelah melihat isi kotak itu.
"Other sidemu tak akan muncul jika kau dan matemu bertemu." Jawab penyihir itu.
"Baiklah aku mengerti. Terima kasih."
"Sama-sama." Respon Leora menanggapi ucapan Thomas. Lalu ia keluar dari ruang kerja Thomas.
Flashback Off