Velgard mematuhi ibunya, ia datang meminta maaf sungguh-sungguh pada Mrs. Jordan setelah meninggalkan ruangan wakil kepala sekolah. Pada awalnya Sarah Jordan lagi-lagi memancing kemarahan Velgard karena ia ingin membuat hukuman tambahan padanya, untunglah kali ini Velgard sedang dikuasai oleh dirinya yang biasa.
Bahkan, dengan ahlinya Velgard sampai mengatakan alibi yang begitu masuk akal baginya untuk bersikap sedemikian rupa, ia bahkan sudah membawa buku tugasnya lalu memperlihatkan semua hasil pekerjaannya.
Karena Velgard yang biasa adalah orang yang pandai berbicara, pada akhirnya guru matematika itu tidak bisa berbuat lebih selain menerima permintaan maafnya, wanita itu memberi toleransi sehingga Velgard bisa bertanding hari ini.
“Aku senang kau bersikap dewasa, Mr. Drexell. Kau tahu kesalahanmu dan meminta maaf.” Mrs. Jordan tampak terkesan saat ada muridnya yang dengan berani berbicara banyak setelah meminta maaf padanya.
“Karena kau bertanggung jawab dan berani mengakui kesalahan, maka aku kurangi hukumanmu, aku akan melupakan perbuatanmu, skors yang kuajukan akan kubatalkan. Apalagi kau memang tak berniat dan tak sampai memukulku sungguhan.”
“Terima kasih banyak.”
“Aku memang mau memberimu toleransi, kau bisa mengerjakan tugas tambahan ini di rumah lalu besok harus sudah selesai. Untuk sore ini kau bebas.” Ia menambahkan, kalimat inilah yang ingin Velgard dengar. Pemuda itu tersenyum senang bukan main saat mendengarnya.
“Terima kasih banyak, aku ....” Belum sempat Velgard melanjutkan kata-katanya, Mrs. Jordan sudah lebih dulu menyela ucapannya.
“Tapi sayangnya kau tetap tak bisa pergi bertanding.” Mrs. Jordan berbicara sambil menggeleng. Sontak saja, senyum yang sudah terpancar pada Velgard lenyap seketika. Ia tak percaya karena setelah semua yang terjadi, setelah semua yang dirinya katakan, ia masih saja tidak bisa bebas untuk bertanding hari ini.
“Apa? Tapi kenapa?” tanya Velgard yang tak bisa menerima perkataan itu. Bedanya dengan ia yang diliputi emosi, Velgard masih rasional, ia meminta alasan mengapa dirinya masih tetap dijerat larangan bertanding. Padahal keberadaannya sendiri adalah demi sekolah juga.
“Jangan memasang wajah seperti itu Drexell, aku tidak sejahat itu mempermainkan murid yang sudah sungguh-sungguh mengakui kesalahannya. Jarang ada murid sepertimu yang mau berpikir dan introspeksi diri. Aku tidak terlalu kejam seperti yang kalian ketahui.” Mrs. Jordan lantas mengatakan kalimat itu ketika melihat ekspresi wajah Velgard. Sementara Velgard sendiri tidak mengatakan apa-apa, apalagi ia tahu bahwa gurunya itu belum selesai berbicara.
Dikarenakan murid di hadapannya sama sekali tidak mengatakan apa-apa, maka Mrs. Jordan segera melanjutkan perkataannya. “Begini, aku mengatakan kau tak bisa bertanding hari ini bukan tanpa sebab, bukan tanpa alasan yang membuatmu semakin kesal sampai kau ingin membunuhku saat ini juga.”
“Aku tak akan sampai membunuhmu juga,” gumam Velgard pelan, suaranya hanya sekeras sampai telinganya sendiri yang bisa mendengarnya.
“Alasanku mengatakan ini adalah karena aku baru saja mendapatkan berita bahwa pertandingan dibatalkan.” Pernyataan itu membuat Velgard agak terkejut karena ia sama sekali tidak tahu bahwa pertandingannya malah dibatalkan.
“Dibatalkan?” ulang Velgard tak percaya.
Mrs. Jordan mengangguk. “Pelatihmu memintaku untuk menyampaikan ini padamu karena kau ada urusan denganku hari ini.”
“Tidak, tunggu dulu, kenapa bisa dibatalkan? Maksudku, ini begitu tiba-tiba sampai aku sendiri tidak tahu.” Velgard tampak bingung dan begitu tak percaya saat mendengarnya. Ia butuh penjelasan sehingga Mrs. Jordan lanjut berbicara untuk memberi tahu lebih soal hal yang ia dapatkan.
“Aku tak mendapat rinciannya yang pasti, tapi dari berita yang kudapat, ada sedikit masalah terjadi pada pemain Easterwod. Sepertinya mereka mengalami kecelakaan atau semacamnya ketika tadi dalam perjalanan menuju sekolah ini, sehingga semua anggota tim tak memungkinkan untuk bertanding hari ini. Jadi, dengan berat hati kau harus tetap tinggal untuk mengerjakan hukumanmu.”
“Mereka kecelakaan?” Velgard mengulang begitu penuh keterkejutan. “Lalu bagaimana dengan keadaan mereka? Apakah ... apakah ....”
“Ya, tapi semuanya masih hidup, hanya memiliki beberapa luka ringan.” Mrs. Jordan yang sudah tahu apa yang hendak Velgard tanyakan langsung menyela perkataan pria itu lalu memberi penjelasan.
“Begitu rupanya.”
“Nah, daripada aku berbicara lebih banyak yang mana itu hanya membuang waktumu, lebih baik aku segera pergi lalu membiarkanmu bekerja.” Mrs. Jordan kemudian beranjak dari duduknya. Ia memutuskan untuk mengakhiri percakapan itu lalu membiarkan Velgard mulai mengerjakan tugas tambahannya.
Dengan itu, Velgard memulai mengerjakan tugas tambahan itu di sana. Sebenarnya ada rasa tak senang saat ia tahu bahwa pertandingan yang dirinya tunggu malah ditunda selama satu minggu lamanya. Tapi apabila itu disebabkan oleh tim lawan yang kecelakaan, apa yang bisa dirinya lakukan?
Sepertinya cedera mereka memang tidak parah sehingga hanya perlu waktu satu minggu untuk pemulihan dan nanti mereka bisa kembali bertanding.
Entah apa yang terjadi, yang jelas untuk saat ini sebagian dari masalah yang ditimbulkan oleh kekuatan aneh itu sudah teratasi. Apabila semua berjalan lancar, maka ia hanya menunggu reaksi dari ibu mereka ketika nanti malam makan bersama.
Ia hanya berharap bahwa Bevrlyne bisa menyusun kata-kata dengan baik ketika memberi penjelasan pada ibu mereka sehingga tidak ada hal yang tak mereka inginkan malah terjadi. Sebenarnya ia sendiri kurang setuju dengan Bevrlyne yang memutuskan untuk memberi tahu ibu mereka, tapi apabila itu adalah satu-satunya jalan, maka apa yang bisa mereka perbuat?
***
Malam harinya, Bevrlyne dan Velgard tampak kelelahan akibat melakukan pekerjaan lebih, Velgard menyelesaikan tugasnya sampai langit gelap, ternyata tugas matematikanya jauh lebih banyak dari yang seharusnya. Mrs. Jordan benar-benar menyiksanya untuk mengerjakan begitu banyak soal esay yang mana ia juga harus menulis semua tahapannya dengan jelas dan begitu rinci, lebih parahnya lagi, ada beberapa materi soal yang belum pernah dibahas sehingga Velgard harus mempelajarinya terlebih dulu sebelum mengisi soal yang jelas jauh lebih sulit dari contoh yang ada.
Di sisi lain, Bevrlyne sendiri setelah meninggalkan ruangan kepala sekolah, ia langsung pergi ke laboratorium untuk mengerjakan tugas tambahan bersama dengan Helena yang bersikap berbeda, ia tampak seperti tak pernah mengalami kejadian di toilet sebelumnya, ia masih bersikap memusuhi.
Karena tak mau ada perkelahian, tugas mereka diawasi langsung oleh sang guru. Selama mengerjakan tugas, Bevrlyne merasa heran dengan sikap Helena yang tampak tak takut pada dirinya, sikapnya tidak berubah seperti kejadian itu benar-benar tak terjadi padanya.
Tugas berjalan lebih lama dari yang seharusnya dikarenakan Helena benar-benar tidak mau diajak kerja sama. Pada awal-awal ketika pekerjaan individu dimulai, Bevrlyne bisa begitu mudahnya menyelesaikan. Sayang pada tugas berikutnya, di mana Bevrlyne harus bekerja sama dengan Helena untuk menyelesaikan tugas, di sanalah masalah terus bermunculan.
Bevrlyne tahu bahwa hukuman ini bukan hanya untuk membuat dirinya dan Helena jera, bukan hanya untuk mempertanggung jawabkan apa yang dirinya perbuat. Salah satu tujuan dari hukuman ini adalah agar membuat ia dan Helena bisa berdamai dan bisa bekerja sama dengan baik.
Tentu saja apabila Helena mau meminta maaf, Bevrlyne tak akan keberatan bekerja sama, sayangnya, jangankan untuk meminta maaf, berbicara biasa saja Helena selalu mengundang permusuhan dan mengundang perkelahian.
Andaikan Bevrlyne kembali pada keadaan dirinya yang dipengaruhi oleh emosi buruk, maka Helena sudah habis dirinya hajar. Untunglah saat itu Bevrlyne adalah dirinya yang sebenarnya, alhasil, ia bisa mengendalikan diri, ia bisa tetap sabar menghadapi perilaku Helena yang menyebalkan.
Sisi baiknya, Helena hanya bersikap tak ramah dan tidak mau bekerja sama saja, tidak sampai melakukan hal lain yang menyangkut kontak kasar, Mr. Howard yang bertugas mengawasi mereka benar-benar bekerja dengan baik, pria itu berada tepat di belakang keduanya sehingga Helena tidak memiliki celah dan kesempatan untuk melakukan hal buruk pada Bevrlyne, bahkan ketika Helena hendak bertindak, Mr. Howard akan menegurnya karena yang ia kerjakan tidak sesuai perintah.
Setelah tugas selesai, ia memutuskan langsung pulang tanpa mencari Velgard terlebih dulu. Untunglah setelahnya tidak ada masalah baru yang terjadi sampai ia tiba di rumah pertama kali. Tak lama setelah itu Velgard juga pulang.
Malam ini, mereka ada di dalam kamar sedang hening bersama. Velgard sendiri hanya merebahkan tubuhnya di lantai tanpa melakukan apa-apa setelah ia selesai mandi.
“Jadi, bagaimana pertandingannya? Kau menang?” tanya Bevrlyne yang membuka percakapan di antara mereka. Ia sendiri masih belum tahu bahwa pertandingan malah dibatalkan, maka dari itu ia mengajukan pertanyaan itu karena menganggap bahwa pertandingan football berlangsung. “Maaf aku tak bisa menonton, tapi aku pasti akan melihatnya dari rekaman.”
Velgard menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan. “Tak perlu repot-repot. Soalnya aku tidak pergi.”
Atas jawaban itu, Bevrlyne langsung menoleh pada Velgard dengan tatapan agak terkejut. “Apa?”
“Kau tidak mendapatkan izin? Penyihir itu benar-benar membuat tim sekolah hancur?” tanya Bevrlyne yang benar-benar tak percaya bahwa Velgard benar-benar tidak datang dalam pertandingan. Dugaannya jelas bahwa Mrs. Jordan adalah pelaku dari hal itu.
Velgard menggeleng menyangkal terkaan Bevrlyne.
“Hari ini aku menghabiskan waktu di ruangan detensi, aku mengerjakan tugas-tugas yang diberikan penyihir wanita itu.” Velgard segera menerangkan. Tapi bukan itu yang ingin Bevrlyne dengar.
“Dan kau tahu, tugas yang dia berikan adalah tugas yang bahkan belum pernah dipelajari, aku benar-benar harus mempelajari dulu sebelum mengisi soal. s**l, aku jadi benar-benar ingin membalasnya saat halloween nanti.” Velgard menjawab sambil memasang ekspresi kesal. Sementara Bevrlyne masih belum paham sepenuhnya, Velgard tidak mengatakan semuanya secara lengkap.
“Tunggu, bukannya kau datang untuk meminta maaf? Kenapa penyihir itu tetap memberimu hukuman meski kau harus bertanding? Bukannya kau penting dalam tim?” tanya Bevrlyne yang tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh guru matematika itu. Harusnya apabila sudah mengakui kesalahan, maka Velgard mendapatkan keringanan.
Velgard mengangguk, ia tak langsung buka suara untuk menjawab.
“Sebenarnya aku sudah meminta maaf, bahkan penyihir itu juga sudah memberiku keringanan, tapi kabar tiba-tiba datang, penyihir itu mengatakan bahwa tanding dengan sekolah lain akan diundur sampai minggu depan.” Velgard akhirnya menjelaskan alasan mengapa ia tidak bertanding sama sekali.
“Minggu depan?”
***