Ada Orang Lain yang Memiliki Kekuatan Juga?

1571 Kata
“Tunggu, bukannya kau datang untuk meminta maaf? Kenapa penyihir itu tetap memberimu hukuman meski kau harus bertanding? Bukannya kau penting dalam tim?” tanya Bevrlyne yang tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh guru matematika itu. Harusnya apabila sudah mengakui kesalahan, maka Velgard mendapatkan keringanan. Velgard mengangguk, ia tak langsung buka suara untuk menjawab. “Sebenarnya aku sudah meminta maaf, bahkan penyihir itu juga sudah memberiku keringanan, tapi kabar tiba-tiba datang, penyihir itu mengatakan bahwa tanding dengan sekolah lain akan diundur sampai minggu depan.” Velgard akhirnya menjelaskan alasan mengapa ia tidak bertanding sama sekali. Pertandingan tiba-tiba diundur menjadi seminggu kemudian. “Minggu depan?” ulang Bevrlyne. Velgard mengangguk pelan. “Ya, sepertinya terjadi sesuatu, maka dari itu mereka meminta pertandingan ditunda.” Velgard membalas. “Oh, jadi kau tetap mengerjakan tugas hukuman itu tadi sore?” balas Bevrlyne yang mengajukan pertanyaan untuk sekadar memastikan saja, tidak penasaran ingin mendapatkan jawaban. “Ya, daripada aku harus mendapatkan lebih banyak masalah, maka kuselesaikan lebih cepat.” “Bukannya itu kabar bagus?” “Mungkin.” Sejenak mereka tak berbicara lagi. Hal yang terjadi sepanjang tadi sore sudah selesai untuk dibicarakan, tidak sepenuhnya semua karena Velgard tiba-tiba saja teringat dengan percakapan antara Bevrlyne dan ibu mereka. Maka dari itu ia segera memutuskan untuk menyinggung hal itu lagi. “Lalu bagaimana dengan Mom? Apa yang dikatakannya setelah kau mengatakan semuanya?” sebelumnya Velgard sudah lebih dulu pergi karena ia harus menuju kantor Saran Jordan berada, terakhir yang ia tahu Bevrlyne hendak buka mulut untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia agak penasaran dengan apa yang terjadi setelahnya, seperti apa reaksi ibu mereka setelah mendengarnya. Tapi Velgard seketika lega karena mendengar apa yang ia dapat berikutnya. “Aku tak sempat mengatakan apa-apa padanya, ketika aku baru berbicara, tiba-tiba ada panggilan rapat mendadak.” Bevrlyne menyahut memberi tahu. “Seperti itu rupanya, syukurlah.” Velgard langsung menyampaikan rasa leganya, ia menarik napas lega. “Tapi aku yakin bahwa ketika ibu pulang, kita akan melanjutkan interogasi pada kita.” Bevrlyne melanjutkan, ia mengingatkan bahwa ibu mereka pastinya masih sangat penasaran dan tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban yang memuaskan. Apabila tadi sore tidak ada jawaban, maka malam ini pasti wanita itu akan menagih semuanya. “Kalau begitu aku akan memikirkan alibi terlebih dulu. Aku harus menyusun cerita yang meyakinkan agar kita bisa selamat.” Velgard akhirnya memutuskan. Mendapatkan kalimat itu, Bevrlyne merasa bahwa berbohong bukanlah hal yang tepat, ada baiknya mereka jujur saja apa adanya. Lagi pula wanita itu adalah ibu mereka, seharusnya tidak sulit untuk mengatakan segala yang terjadi pada ibu mereka. “Kenapa tidak berterus terang saja?” ujar Bevrlyne yang memberi usulan. “Maksudmu bicara jujur tentang kekuatan itu?” balas Velgard yang malah bertanya. Bevrlyne mengangguk. “Hum, aku pikir itu akan lebih baik daripada harus berbohong.” “Dan apa menurutmu ibu akan percaya dengan cerita yang terdengar seperti khayalan itu?” tanya Velgard yang secara tak langsung menegaskan bahwa cerita mereka sesungguhnya sama sekali tidak akan dipercayai oleh siapa pun, termasuk ibu mereka. Velgard sendiri tidak akan percaya apabila berada di posisi orang lain yang mendengar cerita itu tanpa bukti jelas. “Kita bisa meyakinkannya, ibu akan percaya karena selama ini kita tidak pernah berbohong padanya.” Bevrlyne masih optimis bahwa mereka bisa berkata jujur. Velgard menggeleng tidak setuju, soalnya kasus kali ini adalah sesuatu yang berbeda dari yang sudah-sudah. “Tanpa ada bukti tak terbantahkan, maka ibu tidak akan memercayai sedikit pun cerita kita. Yang ada ibu akan mengira bahwa kita sudah tak waras akibat mengonsumsi obat terlarang.” Ia membalas mengutarakan fakta, itulah kenyataannya karena orang-orang selalu bersikap realistis, harus ada suatu pembuktian dari sebuah cerita. Bevrlyne meresapi hal itu, ia sadar bahwa apa yang Velgard katakan memang benar. Sementara ia sendiri tidak bisa membuktikan bahwa dirinya memiliki sebuah kekuatan, ibunya jelas akan menganggap ia melakukan atau mengalami hal yang tidak-tidak. “Kau ada benarnya.” Bevrlyne bergumam. “Maka dari itu, aku akan memikirkan cerita yang cukup meyakinkan agar kita bisa selamat dari interogasi malam ini.” “Jika itu yang terbaik, maka aku ikut saja dengan apa yang kau lakukan.” Bevrlyne yang tidak memiliki gagasan lain memilih untuk mengikuti anjuran Velgard yang akan mengarang cerita bohong untuk menutupi rahasia kekuatan itu dari ibu mereka. “Tentu saja, kita harus kompak.” “Kuharap ceritamu bagus.” Velgard tak membalas lagi, ia tiduran di lantai sambil memandangi langit-langit kamar, ia tampak sedang bengong atau setidaknya berusaha berpikir. Bevrlyne sendiri kembali pada pekerjaannya, ia kembali menulis sesuatu, entah yang sedang dirinya tulis adalah tugas sekolah, tugas ekskul, catatan atau sekadar menulis untuk mengisi waktu luang. Selama waktu itu mereka tak berbicara lagi hingga keheningan itu membuat Bevrlyne kembali teringat dengan apa-apa saja yang telah dirinya alami, terutama kejadian hari ini yang menjadi puncak segala keanehan yang terjadi. “Vel, bagaimana dengan kita?” tanya Bevrlyne yang tiba-tiba buka suara. Velgard langsung tersadar dari lamunan atau pemikirannya, ia menoleh tepat ketika Bevrlyne memutar tubuh untuk bertatapan dengannya. “Apa?” tanyanya sambil beranjak duduk. “Kau tahu maksudku, ini tentang kekuatan kita, kupikir ... kita tidak bisa seperti ini, aku tak yakin bahwa aku bisa menahan kekuatan ini.” Bevrlyne berbicara begitu pelan, ia menunduk memandangi kedua telapak tangan yang ia taruh di atas paha. “Aku takut kalau kejadian tadi bukan apa-apa, aku takut kalau ini ... kekuatan ini bisa membunuh seseorang, terutama kau atau ibu kita.” Bevrlyne langsung mengutarakan rasa takutnya dengan mengatakan kalimat itu, ia agak gemetar seolah apa yang dirinya ucapkan malah terjadi sungguhan. Velgard tahu kalau ini adalah hal serius di mana Bevrlyne mulai merasa takut akan dirinya sendiri, akan kekuatan miliknya sendiri. “Jangan seperti itu, intinya kita harus berusaha mengendalikannya, dengan ini mungkin kita bisa menghentikan kemunculan kekuatan ini secara tiba-tiba.” Velgard sebisa mungkin coba menghibur. “Tapi bagaimana caranya? Aku bahkan tidak tahu apa-apa soal kekuatan ini.” Bevrlyne menuntut, ia mengangkat wajah memandang pada Velgard. Tentu saja mendapat pertanyaan itu, Velgard juga tak tahu jawabannya. Ia juga sama seperti Bevrlyne, sama-sama tidak tahu mengenai kekuatan itu, tak tahu bagaimana cara mengendalikannya atau setidaknya bisa menekan sampai bisa membuat kekuatan itu tidak muncul seenaknya. “Aku juga tidak tahu.” Velgard menggumam sambil menggeleng lemah. Tak ada yang berbicara lagi setelahnya. Keheningan kembali terjadi, tapi hal itu tidak berlangsung lama tatkala tiba-tiba saja ponsel Velgard yang tergeletak di atas ranjang berbunyi menandakan masuknya pemberitahuan. Velgard menoleh lalu meraih ponselnya, ia memeriksa apa yang membuat benda itu berbunyi. Ketika ia membuka layar, ternyata itu adalah pesan yang dikirimkan oleh Jace, itu adalah pesan video yang berdurasi beberapa detik. Tak lama pesan baru muncul yang bertuliskan, “Aku mendapatkan ini dari temanku yang kebetulan ada di jalan saat kejadian.” Setelah membaca pesan itu, Velgard tentu menjadi semakin penasaran saja, ia langsung memutar video yang seketika saja membuatnya terkejut. Video berdurasi kurang dari tiga puluh detik itu berhasil membuat Velgard mengubah ekspresinya. “Oh, astaga!” Matanya tertuju pada video itu, ia benar-benar tertegun. Bevrlyne yang melihat ekspresi Velgard tentu saja merasa sangat penasaran. “Ada apa?” tanya Bevrlyne yang merasa heran karena ekspresi wajah saudaranya tiba-tiba berubah. “Jace tahu kenapa tim sekolah Easterwod membatalkan tanding.” Velgard menjawab tanpa menoleh, pasang matanya masih memandang ponselnya. “Dan apa itu?” tanya Bevrlyne yang seketika beranjak dari duduknya. “Ini.” Velgard tidak memberikan jawaban, sebagai gantinya ia malah langsung memperlihatkan ponselnya, Bevrlyne berjalan mendekat lalu segera meraih benda itu lalu memutar video. Tampak, di dalam rekaman video itu menampakkan lalu lintas di sebuah jembatan tinggi, jalanan lalu lintas yang tidak terlalu baik, di sana terjadi sebuah kecelakaan yang melibatkan satu truk besar yang menabrak sebuah bus. Bus yang tertabrak itu hilang kendali lalu melaju terus menuju tembok pembatas jalan, ketika sebuah bus hendak menabrak pembatas jalan lalu terjun ke sungai tepat di bawah jembatan itu, semua penumpang tiba-tiba terlempar keluar melalui jendela yang seluruh kacanya hancur. “Ini ....” Bevrlyne tertegun tak bisa mengatakan apa-apa. Sudah jelas baginya untuk sadar bahwa kejadian itu melibatkan kekuatan tak kasat mata yang dilakukan oleh seseorang. “Ada seseorang yang sama seperti kita, punya kekuatan juga.” Velgard lanjut berbicara, ia menurunkan kepala menunduk. Bevrlyne sendiri langsung duduk di samping Velgard, keduanya sama-sama tertegun merasa syok dengan apa yang terjadi. “Aku yakin seperti itu.” Bevrlyne menjawab dengan ekspresi yang masih sama. Untuk beberapa detik lamanya, mereka berusaha menenangkan diri. Atas tayangan video itu, mereka akhirnya tahu bahwa yang mengalami hal ini bukan hanya mereka seorang, tapi ada orang lain yang juga memilikinya. Sayangnya, semua sangat misteri dan begitu dirahasiakan, bahkan apabila tidak melihat video itu secara langsung, maka tidak akan terlihat bahwa kejadian kecelakaan itu memiliki campur tangan atas kekuatan yang tidak diketahui. Tentu saja, Bevrlyne dan Velgard sebenarnya tidak memiliki penglihatan terlalu jeli, tapi mereka mengenali mengenai kejadian alami atau kejadian yang disebabkan oleh pengguna kekuatan. Saat melihat kejadian itu, mereka masih tidak tahu apakah orang yang merupakan pengguna kekuatan adalah orang yang bisa diajak untuk berbagai atau tidak. Mungkin saja untuk mendapatkan jawaban yang ini, mereka harus berusaha keras, mencari tahu sendiri mengenai pengguna kekuatan ini. Setidaknya, apabila mereka berhasil berkomunikasi bahkan sampai berhubungan langsung dengan pengguna kekuatan ini, mereka tidak akan terlalu buta dan tidak memiliki informasi apa-apa mengenai kekuatan yang mereka miliki. Ya, keduanya harus berusaha mencari informasi, mungkin saja ini adalah jalan bagi mereka untuk membuat kemajuan mengenai kekuatan yang mereka miliki.. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN