Matahari mulai bersinar, burung-burung pun berkicau dengan suara merdunya, tapi tak mengusik tidur lelap dari gadis tersebut.
"Alanaaaaaaa." Teriak wanita paruh baya dari ruang makan.
"Alanaaaaa." Teriaknya lagi, karna belum ada respon akhirnya wanita paruh baya tersebut berjalan kelantai 2 ke ruang kamar anak gadis nya.
Sesampainya di sana Maura Ibu dari Alana itu menggeleng-gelengkan kepalanya, sebab anak gadisnya belum bangun juga. Dengan kesal di sibak gorden itu hingga sinar matahari masuk menyeruak.
"Silauuuu." Racau Alana sambil menaikkan selimut menutupi wajahnya.
Dengan geram, ditarik selimut tersebut oleh Maura hingga membuat Orang yang di balik selimut kesal.
"Mama Alana masih ngantuk!" Gumam Alana dengan mata masih terpejam.
"Alana ini sudah mau jam 7 dan kamu masih enak-enakan tidur." Teriak Maura. "Sekarang cepat bangun, lalu mandi biar nanti Mma antar ke sekolah." Ucap Maura dengan suara yang lebih rendah.
Spontan Alana terbangun dan memandang ngeri ke Mamanya. "Oh no Mama, Alana bisa naik bus. Jdi Mama engak usah repot-repot anter Alana ke sekolah." Tolak Alana dengan halus, sebenernya si engak masalah bagi Alana di anter atau jemput, tapi kalo di anter sama Mamanya dia trauma karna dulu pernah Alana di anter Mama nya sampe depan gerbang sekolah dan di cium bertubi-tubi mukanya seperti anak TK, akhirnya dia jadi bahan olokan Teman-temannya saat itu.
"Yakin ni gak mau Mama anter?" tanya sang mama sambil menaik turunkan alisnya.
"Yakin seratus persen, udah deh Mama keluar dulu Alana mau mandi!" ucap Alana sambil mendorong Mamanya keluar kamar lalu ia masuk ke dalam kamar mandi.
•••
Sampai di halte sekolah Alana berlari karna mendengar suara bel sekolah. Sampai di depan gerbang ternyata sudah di gembok oleh Satpam. Saat Alana mau memanggil Satpam, dia di kagetkan dengan suara seseorang.
"Telat?" tanya Ardan dengan nada datar.
alana terkesiap saat melihat Ardan berdiri di belakangnya.
"Ikut gue!" Sambungnya lagi, sadar perkataan nya tak di gubris dia pun berdecak "Cepet!" perintahnya lagi. Dengan terpaksa Alana pun mengikuti langkah kakinya. "Kita mau kemana Ar? gue gak mau bolos ya." Tanya Alana memastikan.
"Ckk bawel." Decak Ardan pelan tapi masih bisa Alana dengar. Saat Alana amati seperti nya tempat yang Ardan tuju itu persis belakang ruang lab.
'Apa dia mau nyuruh gue manjat tembok juga.' Batin Alana berkata, karna Alana tahu tempat ini biasa di gunakan untuk Anak-anak yang bolos. Ardan tampak melihat-lihat tembok yang ada beberapa lubang untuk pijakan naik ke atas.
"Naik!" perintahnya. Alana hanya melongo, benerkan dugaannya "Gue gak bisa Ar, temboknya tinggi banget gue gak yakin bisa manjat. Kalo lo lupa gue pake rok."Kata Alana akhirnya pasrah.
"Cih belom coba aja udah nyerah."Cibirnya, tak lama dia naik ke tembok setinggi kurang lebih 2 meter tersebut, sampai di atas dia mengulurkan tangan kanannya ke bawah.
"Pegang tangan gue, nanti gue tarik." Kata Ardan, dengan ragu Alana menerima uluran tangan Ardan. Jantung Alana berdetak kencang saat Ardan menariknya keatas, 'Akh Mama, tolongin jantung Alana!' jerit Alana dalam hati.
Saat Alana sudah sampai di atas tak lama Ardan turun dengan melompat dan mendarat sempurna.
"Sampai kapan?" mendapat pertanyaan ambigu tersebut Alana mengernyitkan dahinya.
"Apanya?" jawab Alana karna gak tau perkataan Ardan.
"Lo mau sampai kapan di atas situ?" Tanya nya dengan ketus.
"Oh yang jelas dong kalo ngomong. tapi Ar, gue enggak berani lompatnya, ini tinggi banget gilaaa." Takut Alana sambil melihat ke bawahnya.
"Merepotkan, Lo gak akan jatuh gue tungguin lo disini, cepet turun kalo lo lama nanti yang ada Pak Jafar kesini." Kata ardan sambil menakuti Alana, ya pak Jafar atau guru BK di sekolah SMA Cakrawala yang terkenal sangat menakutkan untuk semua Murid terkecuali Ardan dan Teman-temannya. Katanya si karna adanya mereka Pak Jafar jadi punya kerjaan, hmm tapi bener juga si hehe.
"Tapi gue takut, kalo kaki gue patah gimana?" cicit Alana.
"Pegang tangan gue." Di ulurkan tangan panjangnya ke arahku, kuterima tangan
Ardan.
Bruukk
"Kyaaaa." Jerit Alana, dengan memejamkan mata dan kaki melemas seperti jeli, karna Ardan menarik tangan nya tanpa aba-aba.
"Lo berat." Gumam Ardan sarkas. Dengan sisa keberanian nya Alana membuka matanya.
Degg! jantung Alana berpacu dengan cepat, karna sekarang posisi Dia dan Ardan sangat dekat bahkan wajahnya hanya berjarak kurang lebih 10cm. 'what the fuck.' umpat Alana dalam hati. Segera dia bangun dan merapikan seragam nya lalu melirik kesal ke arah Ardan.
"Kenapa ga ngasih aba-aba si kalo mau narik gue, lo sengaja ya mau bikin gue jantungan, kalo tadi gue mati gimana." Gerutu Alana. dengan santai Ardan bangkit dan merapikan penampilannya.
"Bawel lo, udh di tolongin gak bilang makasih pula." Ketusnya sambil berjalan ke kelas.
"Ar tunggu.." Kejar Alana menyamakan langkah nya dengan Ardan, "Ar pelan-pelan dong jalan nya cape ni gue ngejarnya." Keluh Alana tak di gubris oleh Ardan tapi langkah nya di perlambat.
•••
Sepanjang jalan menuju kelas banyak murid yang menatap mereka dengan heran, pasalnya pentolan sekolah jalan dengan seorang perempuan. Jarang-jarang kan pentolan sekolah bawa Perempuan, eh bahkan belum pernah sama sekali dia dekat dengan perempuan apalagi jalan beriringan dengan perempuan.
"Duh hari ini pelajaran Guru killer lagi, pasti dia udah dateng dari tadi,"
"Pasti nanti kena hukum,"
"Arghh..baru masuk masa udah kena hukum,"
"Kira-kira hukumannya apa ya?"
"Gue harus cari alesan yang bagus ni." Gumam Alana sambil menunduk. Ardan yang mendengar hanya geleng-geleng kepala dia heran kenapa cewe mungil di sampingnya ini seperti Robot yang baterai nya tak pernah habis, sepanjang jalan berbicara sendiri apa mulut nya itu gak cape.
Sampai dikelas Qlana mengetuk pintu, benar kan dugaan Alana pasti Guru killer itu udah dateng.
Tok tok tok
"Masuk." Sahut si Guru kepada Orang diluar sana. Setelah membuka pintu muncullah Alana, dan Ardan yang di belakang Alana.
"Wow Romeo and Juliet." Celetuk randy melihat Alana dan Ardan datang bersama yang di balas tatapan malas dari Ardan.
"Duh sweet banget Bos gue pagi-pagi udah abis mojok aja ampe telat begini." Teriak Sammy.
"Dede Alana udah go official aja, padahal kan Abang Jay udah nungguin Dede Alana dari masih jadi kecebong." Ujar Jay yang disoraki teman-temannya.
"Ngarep lu Jay, Mana mau Alana di sandingin sama daki Gorila kaya lo Jay." Sarkas Toni teman sebangku Jay.
"Sekata-kata lo Ton kalo ngomong, gue tuh sebelas dua belas sama Zayn Malik pasti cocok lah Alana sama gue." Bangga Jay sambil menepuk d**a nya.
"Anjiiirrr muka kaya Patkay aja lu banggain." Cemooh bary.
"Sudah-sudah kalian ini bisanya cuma ribut aja," Lerai Bu Yuni si guru killer. "Alana dan Ardan kenapa kalian bisa masuk ke sekolah sedangkan bel masuk sudah lewat dari 20 menit yang lalu?" tanya bu yuni sambil melirik jam di pergelangan tangannya.
"Emm.. A-anu Bu tadi kita dateng sebelum bel bunyi ko, si Ardan tuh minta bantuan saya buat cari buku untuk tugas kemaren Bu." Bohong Alana sambil mengedipkan mata mengkode Ardan agar mengiyakan, tapi tak sesuai perkiraan Alana, Ardan justru diam bak patung tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
"Lalu kenapa gak masuk kelas ketika bel berbunyi?" Balas Bu Yuni dengan tatapan menyelidik.
"Ya mojok dulu lah bu." Jawab Bary yang di respon tawa Temen-temannya.
"Bary silahkan kamu keluar." Perintah Bu Yuni tegas. Bary pun mengikuti perintah Bu Yuni dengan senang hati tapi sebelum keluar dia berbisik ke Ardan saat melewati ketuanya itu. "Ar liat ke arah jendela, tuh bocah udah merhatiin lu sama Alana dari pas masuk kelas." Tak urung Ardan pun langsung melirik ke arah yang di katakan Bary tapi telat orang tersebut langsung bersembunyi.
"Jadi bagaimana Alana, Ardan?" Cecar Bu Yuni.
"Akh maaf Bu, saking fokusnya cari buku sampai gak denger suara bel." Bohong Alana, jangan tanya Ardan karna sampai kapan pun sepertinya dia gak akan bantu Alana untuk cari alasan.
"Ibu gak terima alasan apapun, jadi silahkan kalian simpan tas di meja kalian lalu kerjakan semua soal di papan tulis." Perintah Bu Yuni yang di balas anggukan pasrah dari Alana.
•••
"Selamat pagi menjelang siang, Amico radio balik lagi ni, seperti biasa Alana bakal nemenin kalian untuk 30 menit kedepan. untuk hari ini bagi kalian yang mau tilam (titip salam) secur (sesi curhat) atau request lagu lama atau yang terbaru bisa langsung sms atau telpon ke nomer 08127635**** atau telpon on air di 021 5791***."
"Oke udah masuk sms dari...Kaka Ucul dari kelas 12 IPA, mau titip salam untuk penyiar hits Alana liora gantari, kalo senyum jangan lebar-lebar nanti aku bisa kejang. haha bisa aja ya Ka Ucul, oke next ada tilam juga dari Dav kelas 11 IPS titip salam untuk kak Alana yang makin hari makin di hati. hmm, sepertinya si Alana ini banyak fansnya ya haha. next ya kali ini ada request lagu dari Weli 11 IPA, Ruri 12 IPS, Hendra 11 IPA, dan Galuh 10 MIPA, request lagunya Adera-lebih indah lagunya di persembahkan untuk Alana, wah bisa sama begini ya semuanya. kayanya hari ini bukan ultahnya Alana deh, oke gak pake lama langsung aja kita puterin lagunya selamat menikmati." Lagu pun di putar dan Alana beranjak dari tempatnya menghampiri Teman-temannya.
"Cit tadi bener yang sms minta tilam sama regu itu buat gue semua." Selidik Alana menatap Citra, gimana gak heran coba dari titip salam sampe request lagu semuanya buat Alana.
"Yakali gue buta huruf, orang jelas ko itu smsnya. Megan sama Fani juga baca, kalo gak percaya lu tanya aja mereka." Jawab Citra.
"Aneeeh." Gumam Alana yang langsung melanjutkan siaran nya karna lagu sudah berakhir.