“Aydan,nenek mau bicara sebentar.” Aydan yang tadinya sibuk dengan lembaran kertas di hadapannya segera bergegas keluar kamar,menyusul neneknya yang sudah lebih dulu keluar setelah memanggilnya langsung tanpa perantara Yaksa ataupun Qeisya. Kemarin,setelah Aydan mengabarkan akan melamar Callisa secara resmi esok hari. Keduanya langsung ke Jakarta agar tidak terlambat,di ruang tamu ada kakeknya juga. Aydan tau ini adalah pembicaraan yang sangat serius. Nining menepuk kursi yang ada disampingnya sebagai kode meminta Aydan duduk disana,sebagai cucu yang baik Aydan menurutinya. Duduk dengan kaku,pasti kakek-neneknya akan ceramah Panjang lebar soal pernikahan. Padahal Aydan sudah kenyang sekali di ceramahi oleh adiknya semalam sampai-sampai Qabir harus ngambek dulu barulah Qeisya mau tidur.

