"Kok bisa, Mas? Sakit apa katanya?" tanyaku kaget. "Nggak tahu juga, tadi yang angkat teleponnya nggak kasih tahu apa-apa," jawab Mas Graha sambil meletakkan ponsel di meja. "Nanti Mas coba telepon lagi. Siapa tahu Diara yang angkat," lanjutnya. "Terus gimana dengan Bella ya, Mas?" "Seperti rencana awal, besok kita titipkan ke Ara. Nanti kalau Diara sudah bisa dihubungi, baru kita pikirkan lebih lanjut soal Bella." Beberapa saat aku dan Mas Graha terdiam, seperti sibuk dengan pikiran masing-masing. Rasanya ada yang tidak masuk akal dari semua ini. Diara yang mendadak pergi dan meninggalkan Bella kemudian tanpa alasan yang jelas meminta Mas Graha mengantarkan Bella padanya. Jelas-jelas semua ini sudah disusun oleh Diara. "May mikirin apa?" tanya Mas Graha tiba-tiba. Aku tersentak kag

