Aku cukup lega rasanya setelah meminum es dawetnya tadi, karena rasanya enak dan mantap, tapi sedikit terlalu manis.
Beberapa menit setelah Pak es dawetnya berlalu, aku masih saja duduk dan melihat area sekitaran, sangatlah ramai dan penjual jamu pun juga masih ada.
"Ramai banget loh."
Ada yang sedang meminum jamu dan melamun seperti memikirkan sesuatu. Pacarku Seriana terkadang dapat membuatku termenung, mungkin karena aku telah suka kepadanya.
"Dapat membuatku termenung, terbayang dan melamun juga."
Sebelum aku berangkat menuju ke lapangan balap di jalan BalapOy, kutanyakan lagi pada karibku Riong yang tadinya aku kirimi chatting.
"CHATINGAN LAGI Dİ APLİKASİ TERKİNİ YANG BERNAMA 'CHATYUK'."
"Hey Riong, sedang dimana kamu sekarangnya,? jadi ga nontonnya,?" tanyaku padanya di aplikasi CHATYUK.
"Waduh Kor, aku lagi di jalanan nih, emangnya kau dimana sekarang,?" tanyanya dia yang malah balik tanya.
"Yaelah, aku masih dijalanan besar juga nih, lagi minum es dawet malah,!" Kataku padanya.
RİONG
Aku juga masih di jalanan, kok tiba-tiba saja si Kordi ngajakin nonton balap. Aku sih oke-oke saja kalau dia yang ngajak, soalnya orangnya baik dan asik gitu. Apalagi aku juga tidak punya begitu banyak kawan.
KORDİ
Kemudian aku hidupkan motorku dan menyusuri jalanan, yakni menuju ke acara balapan motornya, di jalanan banyak bendera dan spanduk logo-logo balap, dan aku lihat gambarnya seperti motor underbone.
"Ada acara balapan motor underbone sepertinya?."
Sewaktu di jalanan tiba-tiba aku tersentak dan terkejut. Aku melihat mobilnya Seriana berhenti di depan sebuah kafe mewah, tepatnya di jalan CEMBEYUT.
"Letaknya tak jauh dari jalanan besar tadinya, jaraknya mungkin hanya sekitar satu kilo saja."
Banyak motor dan mobil-mobil disananya, dan penglihatanku sepertinya benar bahwa itu adalah mobilnya Seriana.
"Wah, ada apa ya?."
Aku berhenti sebentar di jalanan dan parkir di dekat kafe mewahnya, nama Kafe itu sangatlah populer yakni SATIA GULAYA KAFE. Kafe itu pada saat ini sedang naik daun dan ramai dikunjungi oleh orang-orang.
Aku melihatnya Seriana dari luar jendela di kejauhan jalanan. Kemudian ada seorang kawannya yang aku lihat, dan aku berpikir tentu Seriana pun juga ada disini.
"Wah, ngapain ya mereka disini?."
Mereka berada di dalam ruangan kafenya yang tak jauh jadi tempatku berdiri pada saat ini. Mereka masih menggunakan pakaian dinas kerja yang begitu rapi. Aku sedikit curiga padanya Seriana, entah mengapa.
SERİANA
Rania!!!,? coba kau lihat-lihat di luaran deh, sepertinya tadi aku melihat si Kordi, lihatin deh,!!! kok aku merasa jadi cemas gini ya Ran.
RANİA
Oke, tenang-tenang Ser, Doviana juga mau kesini kok, nanti aku katakan kalau ada dianya Kordi. Kita fokus aja dulu ke kerjaan masing-masing. Katanya mereka dari dalam ruangan Kafe.
KORDİ
Kemudian aku melihat lagi dengan lebih jelas, lalu tiba-tiba ada seorang pemotor wanita yang memanggilku dan mengatakan.
"Halo Kak Kor, Kakak kok ngapain disini ya,?" tanyanya Doviana, teman akrabnya Seriana, dan tentu aku terkejut.
"Wah kamu ya Dov, ngagetin saja kamunya,! ga ada kok,! aku lagi jalan-jalan saja nih,!" Kataku yang sedang deg-degan padanya.
"Ya, Kak Kor kok ngapain berdiri-diri disini!, kakak ga kuliah ya,?" tanyanya Dovi namun ia tampak cemas.
"Kuliah kok nanti sore, lah, kalian ngapain juga disini, apa ada Seriana disana,?" tanyaku yang sedikit curiga.
Kemudian Dovi diam saja tidak menjawabku dan lalu berjalan ke dalam kafe. Dia memarkirkan motornya dan sepertinya, pertanyaanku tadinya tidak di dengarkan olehnya.
"Wah, aku tanya kok malah ga di jawab, gimana sih."
Dovi lalu melaju masuk ke dalam kafe dan memandangiku dengan cukup heran, tentu aku diam juga dan memperhatikannya.
Aku berpikir, mengapa mereka itu ada di Kafe pada saat jam-jam kerja seperti ini, memang sekarang sedang waktunya istirahat siang.
Tapi di sisi lain benakku mengatakan berbeda, mengapa Doviana tidak menjawab pertanyaanku tadinya, sehingga aku menjadi curiga. Aku beranikan diri saja mendekat ke depan area Kafe Satia Gulaya, dan lalu mencoba melihat-lihat dari luaran jendelanya.
Jendela kacanya pun cukup besar, sehingga orang-orang dari luaran bisa terlihat. Kemudian ada beberapa laki-laki juga disananya. Mereka menggunakan baju dinas kerja yang rapi dan khas pekerja kantoran.
"Berkompetisi namun aku juga ingin tahu."
Tiba-tiba ada beberapa wanita yang membawa kue ulang tahun dan ketika kulihat, ternyata itu adalah Seriana, Rania dan juga Doviana, tentu aku langsung syok dan terkejut.
Seriana sedang memegang kue ulang tahunnya pas ketika ia melihatku dari luar jendela kafe. Dia heran dan kemudian kue itu pun langsung di berikannya kepada Dovi dan Rania yang berada di sebelahnya.
Seriana berjalan ke arah luar kafe dan langsung menemuiku seperti tergesa-gesa. Dia berjalan begitu cepat lalu berkata dan tersenyum padaku, namun tentu aku tak mempercayainya.
"Aku tiba-tiba kaget dan syok, gimana ya.?"
"Siang Kak Kor, loh Kakak ngapain disini,? bikin kaget aja,! kok ga bilang-bilang kalau ada disini,!?" tanyanya Seriana padaku tampak seperti sedang cemas.
"Siang juga dek, oh, Kakak lagi jalan-jalan aja mau ke kampus nih, loh, kamunya yang ngapain disini sambil pegang kue ulang tahun, apa kamu ulang tahun hari ini ya dek,?" tanyaku padanya dan heran.
Seriana kemudian diam ketika aku menanyakan hal itu, lalu ia menundukkan matanya selama selama beberapa detik. Aku mencoba merasakannya.
Aku percaya pada intuisiku dan apa yang ku lihat, lalu Seriananya menjawab.
"Oh itu ya Kak. Mereka teman-teman kerjaku yang lagi ulang tahun Kak, yang lainnya juga ada di dalam kok, kan, ini lagi jamnya istirahat siang, gitu," Seriana menjelaskan padaku dan aku diam mendengarkannya.
"Oh...,teman kerjamu yang mana ya dek,? ramai berarti disana kalau begitu ya,?" tanyaku padanya yang sedang curiga.
SERİANA
Aku jadi deg-degan dan bingung nih, gimana aku harus menjawabnya Kak Kordi?. Waduh, malah tambah pusing kalau begini, mana besok skedul penerbanganku padat banget, gimana ya. Seriana berkata dalam benaknya.
"Teman kerja aja kok Kak Kor, lagi ngumpul-ngumpul gitu, kan, ada yang ulang tahun juga," Katanya ia dan tersenyum, namun aku telah merasakan adanya sesuatu yang berbeda.
Dia memanglah sering bertingkah seperti itu bila ditanyakan, senyumnya selalu tampak cerah. Aku tidak pernah tahu isinya ataupun kedalamannya, dan aku memperhatikan saja.
Bahkan ia pun terlihat seperti biasa saja, walaupun begitu intuisiku mengatakan bahwa hal itu tidaklah biasa, karena aku merasakan adanya sesuatu yang berbeda dan tak seperti biasanya.
"Hati dan pikiran seperti tidak menyatu pada saat ini."
Seolah-olah ada sesuatu yang Seriana tutupi, sehingga aku menjadi sulit membacanya dan mengenalinya. Aku memang belum lama kenal dengannya, baru beberapa Minggu saja, dan sekarang ini pun kami masih pendekatan, walaupun mereka mengatakan kami sudah berpacaran.
"Kak Kor, yah kok diam saja sih Kak, Kakak ga kuliah ya,? tumben kok ada disininya,?" tanyanya Seriana yang tampak bingung.
"Ya kuliah lah Dek, nanti sore, sekarang lagi tidak ada. Baiklah aku mau pergi sebentar ke acara balapan dulu ya, kamu lanjutkan saja acaranya, nanti Kakak hubungi lagi ya,!" Kataku yang datar dan seperti tanpa ekspresi.
"Aku pergi sebentar, dan Ingin tahu, sedang apa mereka disananya."
"Ya Kak, jangan gitu dong, mereka kan, teman-teman kerja aku,! oke,!" Katanya Seriana yang seperti ingin meyakinkan.
"Ya ga apa-apa kok, silakan, lakukan saja apa yang kamu senangi, aku juga mau nonton balap dan kuliah dulu ya,!" Kataku padanya dan kemudian aku mulai beranjak ke motorku.
"Berangkat nonton balap dan kuliah, rencananya gitu."
Aku berpikir bagaimana bisa marah kepadanya, karena kami pun masih dalam tahap pendekatan, bahkan bertemu pun juga jarang.
"Masih tahap perkenalan dan pendekatan."
Kawan-kawanku pun jugalah bingung melihat hubunganku dengannya Seriana, terkadang tampak seperti pacaran dan tidak.
Begitulah yang namanya mengambang dan tidak jelas. Tentunya status hubunganku kepadanya.
"Mengambang nih statusnya, tapi aku berharap."
Seriananya mungkin begitu egois bila kulihat, tentunya aku bisa mengimbangi apa yang ia lakukan.
"Wah egois nih sepertinya."
"Ga kok, aku ga apa-apa loh Ser,! kebetulan aja tadinya aku lewat sini, eh dan pas kulihat ada mobilnya kamu, jadinya aku berhenti sebentar, gitu" Aku menjelaskan padanya dan apa adanya.
"Aku menyukainya, dan tidak berpikir apapun. Apalagi aku juga masih dalam tahap perkenalan dan pendekatan kepadanya."
"Oh gitu, iya deh, nanti hubungin aku ya Kak Kor kalau kamu sudah pulang kuliahnya,!" Katanya Seriana, namun aku seperti sedikit tak bersemangat.
"Ya nanti aku hubungi, sekarang aku mau ke acara balapan dulu ya, kuliahnya juga masih nanti sore loh. Oke nanti aku telpon dan chat kamu ya,!" Kataku padanya.
Seriana berusaha meyakinkanku dengan senyumnya, namun hal itu telah membuatku menjadi bimbang dan ragu.
"Seketika saja aku menjadi khawatir bagaimana dengan hubungan ini selanjutnya."
Setelahnya akan seperti apa dan tentunya aku tak tahu. Rasa suka itu mungkin tidaklah seperti kue ulang tahun yang bisa dibagi.
"Mungkin ya."
Walau terkadang banyaknya sikut menyikut, namun aku tetap berkompetisi dan apa adanya. Aku berharapnya tak tersikut, dan tentu masih sewajarnya.
"İyalah, aku berangkat dulu ya kalau begitu. Aku tinggal sebentar ya," Kataku padanya Seriana.
Kamu tak usah khawatir, lakukan saja apa yang dirimu senangi, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, benakku berkata.