bc

Sweet Love Scandal

book_age16+
1.3K
IKUTI
9.5K
BACA
possessive
friends to lovers
playboy
scandal
goodgirl
drama
comedy
bxg
first love
like
intro-logo
Uraian

Zera tiba-tiba menghilang setelah masa berjuang untuk mendapatkan cinta Badu Admaja selesai. Ia juga lelah memberi maaf pada lelaki itu. Kelakuan Badu kali ini benar-benar sudah keterlaluan.

Jika sebelumnya Badu hanya menganggap Zera sebagai sahabat, kali ini ia berjanji di depan orangtua Zera untuk menikahinya. Namun, ternyata semua itu hanya demi membuat Anastasya Ruby cemburu. Badu rela memanfaatkan Zera yang tulus mencintainya. Karena Zera merasa perasaannya tidak berguna, ia memilih bersembunyi dari semua orang agar nanti ketika kembali, hatinya tidak lagi terluka.

Tetapi bagaimana jika Badu mulai menyadari perasaannya yang sesungguhnya setelah Zera tidak lagi mengusik hari-harinya?

Badu mencari Zera hingga menemukannya, tetapi akankah cinta Zera tetap utuh untuk Badu? Sementara ada Galen yang selalu menemaninya, menghiburnya, hingga sesekali membuat jantungnya berdebar.

.

.

Yuk simak cerita selengkapnya! Jangan lupa TAP LOVE untuk menambahkan cerita ?

chap-preview
Pratinjau gratis
Sweet Love Scandal ][ Tekat
** Kenangan itu seperti kutukan. Ia tersemat dalam memori, namun kita tidak bisa mengulangnya lagi. *** Alea Kazera, siapa sangka perempuan secantik aku terjebak cinta dalam diam. Yah, semua karena Badu Admaja terlalu fokus pada Anastasya Ruby. Ohh.. Astaga!! Bahkan disaat yang seperti ini pun Badu masih betah bilang cinta ke perempuan itu. It's okay, dia cantik. Aku akui itu. But hallo?? Dia terlalu liar. Setidaknya itu menurutku. "Sudah Gue bilang berapa kali sama Lo, Alea Kazera! Hubungan cinta Gue dan Ana nggak ada urusannya sama Lo! Paham?" Badu berteriak. Aku terkejut bukan main karenanya. Aku tau kenapa lelakk tampan itu marah. Apalagi alasannya selain karena kejadian hari itu. Di mana Ana dan Elang kepergok untuk yang kedua kalinya sampai mereka digiring oleh Badu ke ruangan Hiro. Aku sengaja ikut campur agar Badu sadar kalau si Ana tidak pernah mencintainya sama sekali. Tapi lihat! Badu bahkan masih sangat mencintai Ana, dia membela Ana sekuat tenaga. Ku gelengkan kepalaku dengan pasrah. Aku kesal setengah mati padanya. "Gue nggak tau kenapa Lo belain Ana sekeras ini?" aku pun ikut berteriak. "Dan Gue juga nggak tau kenapa Lo terus-terusan ikut campur urusan Gue!" balasnya. Badu mengangkat telapak tangannya, dia menunjukku dengan tidak sopan. "Stop! Pembelaan Lo yang bilang karena Lo sahabat Gue dari orok. Itu udah basi. Gue bosan dengarnya." Miris. Badu benar-benar manusia tidak peka sedunia. Bagaimana mungkin dia tidak paham juga bahwa aku sangat menyukainya? Padahal, Hiro yang tingkat kepekaannya minim saja mengerti perasaanku. "Terserah." Aku lelah. Baik. Kalau memang Badu inginnya begitu aku akan berhenti ikut campur urusannya, aku sendiri yang akan memastikan kali ini dia bukan prioritasku lagi. Tidak ada gunanya mencintai lelaki seperti Badu. Dia sungguh egois dan tidak tahu diri. Ingin sekali aku membencinya saat melihat punggung lelaki itu menjauhiku menuju mobilnya. Tak ingin larut, aku pun ikut berbalik, bermaksud masuk ke dalam mobilku sendiri. Tapi sebelum pintu terbuka, suara seseorang yang akhir-akhir ini ku kenal membuatku kembali menutup pintu mobilku. Adalah Litia yang tiba-tiba saja muncul diantara kami berdua. "Eh tunggu!!" teriak perempuan berperawakan mungil itu. Seperti halnya diriku yang kembali menutup pintu dan berbalik, Badu juga melakukan hal yang sama. Lelaki itu tampak mengerutkan dahi karena penasaran. "Kenapa?" tanyanya yang kelihatan kesal. "Kalian kenapa ada di sini?" tanya Litia tanpa peduli pada tatapan Badu yang berniat sekali mengintimidasinya. Sementara aku ingin sekali menegur Badu agar tidak bersikap seperti itu karena percuma saja. Seorang Litia tak mungkin bisa diintimidasi olehnya. "Nggak salah pertanyaan lo wahai kakak ipar yang ketahuan selingkuh sama si Adnan Laxavier?" Badu bertanya dengan nada yang sama sekali tidak enak didengar. Membuat Litia menghela napasnya dengan letih, "Karena kalian berdua bukan karyawan di sini!" jawabnya. Ku pikir Litia akan menjelaskan kenapa perempuan itu ada di sini. Namun ternyata jawabannya membuatku ingin tertawa. Pantas saja kedutan dibibir Hiro tampak sering terlihat sejak lelaki itu putus dengan Ana. Semua karena keluguan Litia yang mampu menggelitik hatinya. Perempuan itu tampak manyun. "Dan datang dari sana sambil berantem." tunjuknya ke arah loby. Aku bisa menyimpulkan bahwa Litia sangat kesal pada Badu. "Satu lagi! Aku sama sekali nggak selingkuh sama Adnan Laxavier. Aku kecewa banget sama kamu dan Hiro, kalian orang-orang yang cuma bisa nuduh tanpa sedikitpun ngasih waktu aku untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya." Napas Litia tersengal. Aku sempat melihat mata itu putus asa. Aku memandang iba. Sementara itu Badu terlihat gelagapan, "ta.. Tapi Hiro baru aja pergi sama Ana." ucapnya sedikit ragu, membuat aku yakin bahwa tak hanya hati Litia yang terluka mendengar jawabannya namun juga hatinya sendiri. Aku menghela napas dengan berat, mengalihkan tatap pada Litia yang mengangguk, "Aku tau!" jawabnya. "Tapi aku percaya sama Hiro, dia nggak mungkin tega balikan lagi sama Ana," lanjutnya berusaha untuk tegar. Aku tahu Litia mulai tak sanggup menahan air matanya sendiri. Mungkin saja saat ini dia tengah menahan perasaan sakit hatinya pada Hiro. "Sstttt Litia, aku juga yakin Hiro nggak mungkin balikan lagi sama Ana. Apalagi Ana sekarang udah punya gebetan baru." Ucapku menenangkan sambil memeluk Litia dnegan hangat. Demi apa aku sengaja mengatakan itu agar Badu sadar akan kebodohannya. Aku tahu Litia penasaran. Lihat aja matanya melirik Badu yang kesal karena ucapanku.  "Kalau gitu aku pulang dulu ya. Kamu juga Zera, wanita cantik kayak kamu nggak pantes nungguin laki-laki nggak peka yang perasaannya tertutup awan mendung plus kelabu." Ucap Litia. Aku terkejut. Apa iya Lita juga bisa membaca perasaanku? Sejelas itu ya? Aku melirik Badu. Tapi reaksinya hanya mengernyitkan kening. Aku menghela napas. Sudah. Tidak ada harapan lagi. Kali ini aku benar-benar akan berhenti mengharapkannya. Rasanya tidak adil kalau aku terus-terusan memikirkan Badu, sementara lelaki mengusahakan yang terbaik untuk mendapatkan Ana. Ku tatap dengan penuh luka mata Badu yang tajam setelah Litia menghilang dari pandanganku. Menghela napas, pada akhirnya aku kembali membuka pintu tanpa sedikitpun menoleh lagi ke arah Badu. Aku yang menyadari dirinya sedang mengamatiku pun berusaha untuk mengabaikannya. "Tunggu dulu!" ujarnya. Aku menghela napas lirih. "Apa lagi?" tanyaku tanpa berbalik. "Bisa Lo jelaskan apa yang Litia katakan? Jelas omongan itu tertuju buat Gue." perkataannya membuatku berbalik. Selit sekali memberinya pengertian bahwa aku mencintainya. Entah karena dia sungguh tidak mengerti atau hanya sedang berpura-pura tidak memahami. Sikapnya membuat aku berpikir dia sedang hilang ingatan. Padahal dulu, ketika kami masih berseragam putih abu-abu, aku pernah dengan nekat mengungkapkan rasaku dan ingin menjadi pacarnya meskipun dia sama sekali tidak peduli. Alhasil, aku ditertawakan tanpa diterima olehnya. Aku paham betul itu memalukan. Entah kenapa tak dari hari itu saja aku bertekat melupakan Badu, bukan malah berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan masih diam-diam cinta, menempel ke mana-mana serta menanamkan dalam hati bahwa cintaku ini sudah cukup hanya karena jika kami tertawa bersama. Astaga!!! Bodohnya aku. "Alea Kazera!" teriakan Badu menghempaskanku dari kenangan itu. "Jawab dengan jujur! Apa Lo masih cinta sama Gue seperti bertahun lalu?" itu bukan pertanyaan tapi pernyataan. Aku mengangguk. "Iya!" untuk apa aku bohong? Sekalian aja terungkap hari ini. Setelah itu jangan harap Badu kembali melihatku berada disekitarnya. Badu berdecak. Dari itu aku tahu kalau aku benar-benar sudah kalah. Ku anggukan kepala sambil menatapnya dengan penuh perasaan. Aku berbalik. Tanpa sempat mendengar apapun yang ingin Badu katakan, aku melajukan mobilku meninggalkan Badu yang masih terdiam di tempatnya. Dalam keadaan sejatuh ini, hanya satu tujuanku. Studio rahasiaku. Tempat itu adalah jalan satu-satunya bagiku untuk meluapkan emosi. Ditemani kuas dan kanfas putih, ku lukis wajah Badu untuk terakhir kalinya. Bayang-bayang kebersamaan kami satu demi satu memenuhi otakku. Sangat berarti. Namun saat ku pejamkan mata, bayangan Badu yang menyakitiku dengan begitu dalam, tanpa sadar membuat jatuh air mataku. Sejak Badu ketahuan memiliki hubungan bersama Ana hari itu, aku tahu duniaku hancur. Sebab salama ini yang ku tahu berbeda sekali dengan kenyataan. Badu yang diam-diam perhatian. Badu yang terlihat sayang. Badu yang selalu berusaha ada. Tapi, ayolah! Itu hanya menurutku. Aku yang kegeeran. Sudah tahu dia hanya menganggap sebatas sahabat tapi aku selalu berharap lebih. Sudah cukup! Ku hapus air mataku. Handphone yang tadinya berada di dalam tas kini beralihh dalam genggamanku. "Halo?" sapaku. Aku tahu keputusan ini sudah benar. "Alea? Whats wrong dear? Apa ini berita baik?" Aku terkekeh. "Ya, ini berita yang mau kamu dengar dari dulu, Galen." Jawabku. "Are you serious?" Galen Ankara bertanya seakan aku sedang berbohong. Ya, aku tahu dia pasti terkejut mendengar keputusan ini. Secara, dia sudah menawariku hal ini sejak dulu. "Iya. Aku mau gabung sama kamu. Aku pikir udah saatnya lukisanku mengikuti jejakmu." Jawabku tegas. Galen tergelak. "Itu yang dari dulu aku mau, Alea." Ucapnya. "Ngomong-ngomong apa yang bikin seorang Alea Kazera yang keras kepala ini berubah pikiran?" tanyanya. Ah, Galen tidak berubah dari pertama kali kami bertemu dulu. Dia masih saja memahamiku. Hal itu berhasil menarik kedua sudut bibirkh. "Sorry, kali ini pun aku nggak bisa cerita." Dan sama seperti dia, pun aku tidak berubah. Masih punya banyak rahasia darinya. Galen lagi-lagi tertawa. Kami bertukar candaan sampai akhirnya aku mengatakan ingin melanjutkan lukisan. Aku menutup telpon. Kembali ku ingat Badu. Tapi kali ini tekatku sudah bulat. Aku pergi... . . Bersambung. 

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Billionaire's Baby

read
279.8K
bc

Over Protective Doctor

read
474.5K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.4K
bc

A Secret Proposal

read
376.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook