PURNAMA JELANG PAGI
Suara jangkrik dan katak masih merdu menghiasi langit terang mengibas kelam. Tidak banyak yang bersedia menurunkan selimut kala itu, sebab memang udara dingin benar-benar tanpa hati menusuk kulit.
Tidak bagi Ryota, bocah miskin sebatang kara yang hidup bersama neneknya sejak lahir. Ibu nya pergi bersama saudagar kaya sedang ayahnya mati dalam pertempuran.
Saat ini bocah malang itu genap berumur 7 tahun. Baginya hari ini bukanlah hari lahirnya, akan tetapi hari dimana lahirnya pahlawan dalam sosok ayahnya yang tak dikenali wajah dan suaranya bagi Ryota.
"Tap..tap...tap..." langkah cepat menembus hening pagi buta. Di bawah purnama jelang pagi sesosok kecil melibas bayang-bayang tubuh yang remang.
Adalah kebiasaannya bangun pagi-pagi sekali untuk mengambil jaring perangkap burung dihutan yang di pasangnya sore hari.
"Hahahaha... pasti dapat banyak " ujarnya lirih terbalut sumringah.
Saat tiba di hutan. Matanya nanar, nafasnya terengah, jiwanya marah menggila. Ingin dalam hatinya begitu kuat untuk melempari sosok-sosok berzirah dan memakai ketopong (topi perang ala Jepang) dengan krikil dibawah kakinya.
"Untung ada pemburu yang memasang perangkap hewan disini!" Ujar salah seorang tentara yang tengah menegakkan panggangan didekat perapian.
"Ya benar sekali, paling tidak ini menghemat sedikit perbekalan kita " ujar yang lainnya sembari menenggak sake dalam kantung minumnya.
Ryota mengendap mendekati tenda perkemahan. Ada sudut gelap yang tidak diterangi purnama pikirnya.
"Bagus, ku ambil sake ini... ku berikan mereka hantu jelang pagi"
***
Garis pagi semakin dekat menyingsing. Di sela keheningan hutan terdengar teriak kepanikan, terlihat kobaran menerangi lebih dari cahaya bulan.
Ryota berlari senyap dibalik lindungan pepohonan yang menjadikannya samar. Dibakarnya tenda paling depan dan tenda utama, kemudian bergerak cepat berpindah dari luar perkemahan menuju kemah yang berisi perbekalan. Diraupnya sebagian makanan kemudian dibakarnya tenda tersebut.
Terlihat para prajurit rebah terduduk panik. "Kalian ambil buruan ku, aku buat kalian lapar !" ungkap hati Ryota sembari berlari berlomba dengan cahaya pagi.
***
Sudut pandang Matsuda, sang nenek yang sedari tadi resah lurus tajam menatap. Sedang Ryota merunduk dalam perasaan bersalah. Jangankan membela diri, memulai ucapan saja berat rasanya.
" Ryota !" Lirih Matsuda sembari mengikat kepala nya dengan kain putih yang biasa dipakainya saat hendak berkebun.
+
"Sering manusia itu sulit untuk membedakan hitam dan putih. Jiwa manusia kerap melekat pada belenggu dunia yang larut dalam khayalan dan keinginan."
Ryota semakin tertunduk, tangannya mengepal diatas pahanya, bahunya menegang seakan seluruh aliran darah mengalir ke kepala.
Matsuda kini duduk tepat didepan cucu tersayangnya. Mengelus kepala mungil yang biasanya selalu riang itu, kini terlihat ketakutan mempertanggung jawabkan kesalahannya.
"Kau itu jagoan kan Ryota ?" Hibur Matsuda menyungging senyum, menengadahkan dagu Ryota.
"Ketidak tahuan, amarah dan keinginan kuat yang tidak terbendung menyebabkan manusia bertindak bodoh (avidya), mereka membunuh, mencuri, berjinah, berbohong, memfitnah, berlidah dua, berkata kasar, jahat, kehilangan kesadaran diri dan mempunyai berbagai pikiran buruk/sesat." Matsuda mendekap Ryota kecil yang menahan bulir air mata nya.
"Perbuatan mu tadi adalah salah, perbuatan prajurit-prajurit itu juga salah. Ingat baik-baik Ryota, Kesatria tidak akan berbuat sehina itu. Jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Kau menyesalkan ?"
Ryota mengangguk, terlihat sesekali mengusap lelehan tangis dari hidung dan matanya.
"Nah berarti cucu nenek benar-benar jagoan, kesatria kecil dari Gifu (Matsuda menatap mata Ryota sambil tersenyum ramah). Mereka yang berbuat demikian itu tidak merasa menyesal dengan perbuatan buruk yang dilakukannya, kadang-kadang bahkan timbul rasa bangga dan gembira dalam melakuakan hal itu. Jika kau sudah paham, taruh barang curian itu di jalan didekat perkemahan lalu kembalilah dan bantu nenek!". Ryota mengangguk dengan sesunggukan dan senyum lebar berlinang tangis haru.