PART 3 - CINTA

1211 Kata
Ya Allah. Jika saya jatuh cinta, biarkan saya menyentuh hati seseorang yang hatinya melekat kepada-Mu. -mutiaraislam.net- *** Fatih masih bergeming di tempatnya. Sementara Aamina terlihat sibuk mengaduk-aduk tasnya mencari ponselnya yang berbunyi terus. Wajahnya mulai menunjukkan ekspresi kesal karena tak kunjung menemukan ponselnya. "Ya elllaah! Di mana sih tu handphone!!" Aamina terus menggerutu dengan keras. Fatih memperhatikan seraya menghela napasnya lagi. "Ya Allah bukan ya ellah," ujarnya ditujukan pada Aamina. Namun yang dikomentari tidak menyadari karena masih sibuk dengan ponselnya yang sudah ketemu tapi tidak lagi berbunyi. Wajahnya terlihat cemas. "Duh! Pasti Ega marah nih!" tukasnya seraya mencoba menelepon balik si penelepon tadi. Fatih berasumsi, itu pastilah yang dimaksud Aamina dengan pacarnya, Ega. Risa menjadi canggung dengan situasi sekarang. Namun Fatih terlihat sabar menunggu Aamina. Risa menyenggol sahabatnya itu berulang kali sampai Aamina akhirnya mematikan ponselnya dan memasukkannya lagi ke dalam tas. "Jadi tujuan kamu datang ke sini apa?" Tanya Fatih melihat ke arah Aamina. "Ya aku mau minta kamu menolak isi dari wasiat itu dan mengembalikan harta warisan nenekku" sahutnya. Fatih kembali menganggukkan kepalanya. Aamina gadis yang cantik dan menarik tentu saja. Semua pria pasti mengakuinya. Ia juga mengakui Aamina sangat menarik. Namun Aamina bukanlah tipe wanita idamannya. Ia jauh dari kriteria wanita yang harus menjadi istri Fatih. "Untuk masalah warisan, saya tidak tahu menahu sama sekali dan bahkan bukan keinginan saya memiliki harta kamu itu. Ini semua kan keinginan Nenek kamu. Intinya sebenarnya kita berdua menolak isi dari wasiat ini, begitu kan?" ujar Fatih. "Dan kita akan bicarakan mengenai hal ini dengan Radith nanti" Aamina membesarkan matanya, "Terus aku ngapain ke sini!?" tanyanya memandang Fatih dengan ekspresi marah. Fatih menghela napasnya tanpa menjawab pertanyaan Aamina. "Karena itu tadi saya bertanya, tujuan kamu ke sini apa? Saya rasa yang harusnya kamu datangi itu Pak Radith, pengacara Nenek kamu atau Pak Adin, Notaris" tutur Fatih malah membuat Aamina semakin kesal. Fatih melirik jam di tangannya dan merasa waktu shalat Ashar sudah semakin dekat, jadi ia harus menyudahi percakapan yang menurutnya kurang penting ini. "Aamina, untuk kamu tahu juga bahwa saya sama kagetnya dengan kamu. Tidak mengira dengan isi wasiat dari nenek kamu. Yang meminta kita harus menikah. Tapi saya tidak ada waktu sekarang. Kita akan bicarakan lain waktu ya. Saat ini saya harus shalat dulu" ujar Fatih bermaksud bangkit dari duduknya. "Kalau kamu mau shalat, minta tunjukkan tempatnya pada sekretaris saya" tambahnya sebelum benar-benar beranjak dari kursinya. "Saya shalatnya nanti saja" sahut Aamina. "Kalau begitu, saya tinggal dulu" ujar Fatih beranjak menuju mejanya untuk mengambil pecinya. "Aku tunggu kamu di sini aja" ujar Aamina santai seraya menghempaskan lagi punggungnya pada sandaran sofa di belakangnya. Risa tertegun memandang sahabatnya ini. Ia berbisik dengan mendekatkan mulutnya ke telinga Aamina. "Psst, lo enggak sadar apa kalau Mas Fatih itu ngusir kita secara halus" Aamina menghela napasnya. "Gue tahu! Tapi gue enggak mau pergi sebelum dia kasih konfirmasi kalau warisan nenek bisa gue dapetin tanpa gue harus menikah sama dia!" Aamina balas berbisik. "Tapi kan tadi Mas Fatih udah bilang, kalau elo itu salah orang. Datengnya bukan ke sini tapi ke pengacara nenek lo Mi! Pintu ruangan membuka sedikit setelah terdengar suara ketukan tiga kali. "Assalamualaikum" suara merdu seorang wanita mengalun indah di ruangan Fatih. Semua mata menoleh ke arah datangnya suara tersebut. Seorang wanita cantik berhijab memunculkan kepalanya dari balik pintu. "Waalaikumsalam" Fatih menjawab salam Visya. Disusul Risa dan Aamina juga ikut menjawab salam Visya. Dan Visya melemparkan senyum ke arah Aamina dan Risa. Busyet! Cantik banget! Jangan-jangan pacarnya Fatih? Batin Aamina. "Fatih, apa ada waktu sebentar? Saya perlu diskusi sesuatu" ujarnya memalingkan pandangannya ke arah Fatih. "Tentu saja" ----- "saya punya waktu lima menit sebelum masuk waktu Ashar, apakah cukup menurutmu?" "Ya, cukup" Kemudian Visya melangkahkan kakinya menuju ke meja Fatih. Ia duduk berseberangan dengan Fatih dan membuka berkas yang tadi dibawanya. "Untuk program umroh yang baru saja kita buka, peminatnya sudah melebih quota. Bagaimana menurutmu? Apa kita perlu membuka program yang sama lagi?" tanya Visya. "Sebaiknya jangan. Saya ingin setiap program tahunan yang kita luncurkan setiap tahun ini terlihat ekslusif. Kita tawarkan program baru lagi. Kamu buatlah meeting dengan tim. Sekiranya program menarik lainnya seperti apa. Secepatnya lebih baik" ujar Fatih sambil melirik lagi jam tangannya. "Lima menitmu sudah habis, saya permisi dulu" ujar Fatih. Visya mengangguk mengerti bila Fatih tidak pernah mau terlambat untuk shalat di masjid setiap masuk waktu shalat. Itulah kenapa Visya semakin tidak bisa menahan perasaannya pada Fatih. Ia menyukainya sejak pertama kali bekerja di perusahaan Fatih ini. Biro perjalanan Haji dan Umroh yang sudah ternama. Dan ia dipercaya menjadi manajer marketing and advertising setelah dua tahun bekerja. Langkah Fatih terhenti di depan Aamina dan Risa, kemudian berpaling lagi ke arah Visya. "Oiya, ini tamuku Aamina dan Risa. Bisa tolong temani dulu selama saya pergi, terima kasih Visya" ujar Fatih. Visya mengangguk dan mengarahkan pandangannya ke tamu Fatih yang berseragam SMA itu. Dalam hati Visya bertanya-tanya. Kenapa Fatih kedatangan tamu anak SMA? Setelah Fatih menghilang di balik pintu. Visya menghampiri Aamina dan Risa. Aamina memperhatikan Visya yang berjalan mendekati mereka. Entahlah ia merasa tersaingi oleh Visya. Sepertinya Fatih lebih tertarik dengan Visya daripada dirinya. Eh! Tapi kenapa dia pusing? Bukankah justru lebih baik begitu? Eh tidak lebih baik! Karena kalau Fatih menikah dengan orang lain, otomatis Aamina tidak akan mendapatkan harta warisannya. Tapi dia punya Ega yang sudah jadi pacarnya sejak enam bulan yang lalu. Ega sebaya dengannya, lebih tampan dan lebih asyik pastinya dibanding Fatih. "Hallo, saya Visya" uluran tangan Visya disambut Risa lebih dulu. "Saya Risa" jawabnya. Kemudian mata mereka berdua berpaling ke arah Aamina. Tangan Visya terabaikan, karena Aamina pura-pura sibuk dengan ponselnya. Ya ampun ini anak! Maki Risa dalam hati sambil memandang Aamina dengan kesal. "Saya wakilin aja! Temen saya lagi lepra, takutnya nularin" ujar Risa tengil. Tapi lagi-lagi komentar Risa menyebabkan dirinya terdorong ke samping akibat dipukul dengan kuat oleh Aamina. Dengan mata membesar, tangan Aamina spontan mendorong tubuh Risa menjauh. "Sialan! Lo tuh lepra!" Balas Aamina. Visya agak risih berhubungan dengan anak-anak alay macam dua orang remaja di depannya ini. "Maaf, saya diminta menemani kalian, kalian dari mana ya? Ada perlu apa dengan Mas Fatih?" tanya Visya. "Kamu siapanya Fatih? Kalo karyawannya kenapa manggilnya Mas Fatih, bukan Pak Fatih?" Aamina bertanya dengan ketus. Visya agak melonjak dengan sahutan Aamina yang ketus dan terkesan tidak sopan padanya. Ia memang diizinkan memanggil Mas Fatih saja. Karena Fatih sudah menganggap Visya sebagai sahabatnya. Walaupun Visya berharapnya lebih dari itu. Tapi Fatih tidak pernah membuka dirinya untuk wanita manapun juga sampai saat ini. Ia masih fokus bekerja dan belum berkeinginan menikah. Dan Visya masih terlalu takut untuk menyampaikan perasaannya. Dan sekarang ada anak alay di depannya ini yang menanyakannya siapa dirinya? Siapa dia buat Fatih?? Visya berusaha tenang dan tersenyum menanggapinya. "Saya hanya teman Fatih, dan iya, saya diizinkan untuk memanggil namanya dengan kata Mas di depannya" ujarnya dengan suara getir dan hanya dia yang tahu pedihnya menunggu gayungnya bersambut. "Kalian siapa?" Visya mengulang lagi pertanyaannya. "Gue calon istrinya Fatih!" sahut Aamina dan membuat kedua buah pasang mata yang ada di sana membelalak kaget ke arah Aamina. Ih si cumi kesambet apaan sih?? Tadi kekeuh enggak mau nikah sama Mas Fatih! Sekarang ngaku-ngaku jadi calon istrinya segala lagi! Gumam Risa dalam hati. Sementara Visya terbelalak kaget menahan napasnya saking terkejutnya. Calon istri? Anak SMA?? Fatih punya calon istri anak SMA?? Dada Visya bergemuruh dan bertanya-tanya seraya matanya memandangi Aamina dari kepala sampai kakinya. Gak mungkin! batin Visya menolak. ------------------------ Nah kan gak percaya dia Ya abis penampilan Aamina enggak banget sih...haha
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN