9. Terpenjara dalam kesalahpahaman

1833 Kata

Keesokan paginya, Meylin terbangun dan terkejut melihat jam dinding menunjukkan hampir pukul delapan. Semalam ia tidur begitu nyenyak, untuk pertama kalinya setelah berhari-hari kekurangan tidur. Tubuhnya terasa sedikit lebih segar, meski hati masih diliputi banyak kegundahan. Tiba-tiba, ponsel di atas nakas berbunyi. Nomor asing tertera di layar. Meylin sempat ragu, hendak mengabaikannya. Namun ada dorongan samar dalam dirinya yang membuatnya akhirnya menekan tombol hijau. “Meylin… maafkan aku. Jangan tutup dulu. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” suara itu terhubung. Suara yang sangat familiar. Suara yang dulu pernah begitu ia percaya. Meylin terdiam. Ia tidak menyangka Andi berani menghubunginya lagi, setelah semua yang terjadi, setelah pengkhianatan yang tanpa sengaja ia lihat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN