10. Sampai kapan aku harus menunggu?

1307 Kata

Setelah beberapa saat suasana kamar diliputi keheningan, akhirnya Meylin berhasil menguasai diri. "Maaf, Mas. Aku bangun kesiangan. Mas Byan sudah sarapan? Kalau belum, biar aku cepat bersiap dan membuatkan sarapan yang sederhana," ucap Meylin dengan suara tenang. Ia kembali bertingkah biasa, karena merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia hanya terkejut saat mendapati Byantara muncul tanpa suara di kamarnya. Tidak ada sedikit pun kecurigaan di dalam benaknya. Namun berbeda dengan Byantara. Sejak awal ia sudah memandang Meylin dengan prasangka buruk. Maka, ketika melihat istrinya mampu menenangkan diri begitu cepat, kecurigaannya justru semakin menjadi. Begitulah, jika seseorang menilai orang lain dengan ukuran dirinya sendiri. Berbekal sikap tenangnya, Meylin pun mulai bangkit da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN