"Akhirnya kamu menggunakan kartu yang aku berikan," ucap Sei. Dia yang menerima notifikasi tentang pengeluarannya tersenyum miring. Dengan digunakan kartu yang ia berikan maka Neira meruntuhkan statement yang mengatakan kalau dia hanya mencintainya bukan karena kekayaannya. Awalnya Sei percaya akan hal itu tapi semuanya menguap setelah ia melihat notifikasi yang ia terima.
Suara ketukan terdengar di pintu ruang kerjanya. Sei mempersilahkan Johan masuk, sebab ia ingin tahu apa yang dilakukan oleh Neira. Selama ini Sei menugaskan Johan menjadi manager Neira karena pria ini sangat kompeten.
"Apa saja yang terjadi pada Neira?" tanya Sei.
Johan memberi tahu tentang pertemuan Neira juga lagu baru yang siap ia luncurkan.
"Apa? dia bertemu dengan Sally di lift sebelum pulang ke apartemen?"
'Jadi itu yang membuatnya cemburu,' batin Sei.
"Yang lucu, dia mengira kami berhubungan," ucap Johan. Meski mengatakan sesuatu yang ia anggap konyol, tapi wajahnya tetap datar. Pria ini lebih seperti robot dari pada manusia.
"Itu bagus karena tujuanku memakai mobil mu memang untuk menyamarkan hubungan kami," kata Sei.
"Lalu kenapa ia tiba - tiba membeli perhiasan dalam jumlah besar?" tanya Sei lagi. Apapun yang Neira lakukan dan apapun alasannya, ia harus tahu.
Untuk kali ini Johan tidak menjawab dengan jujur. "Sepertinya ia ingin investasi. Atau mungkin karena melihat rekan-rekannya memakai perhiasan, ia jadi ikut- ikutan," jelas Johan.
Johan tahu kalau Sei mendengar rencana Neira maka ia akan mati- matian menghentikan keinginan simpanannya itu. Pria seperti Sei lebih suka Neira tergantung padanya dari pada ia memiliki kemandirian secara finansial. Sei pasti takut akan kehilangan Neira jika gadis itu bebas karena bosnya sama sekali tidak percaya jika cinta Neira tulus.
"Baiklah, sediakan apa yangia butuhkan," perintah Sei pada akhirnya.
"Baik."
***
Sementara itu, Sally yang sebenarnya tidak memiliki andil apapun dalam pergelatan ulang tahun perusahaannya masih saja datang ke studio. Hatinya mulai mencurigai kalau ada kekasih simpanan Sei di antara para artis yang tampil. Dan di antara para artis, ia justru mencoret Neira dari daftar kekasih Sei karena mengira gadis itu kekasih Johan.
Kedatangan Sally sedikit mengganggu para artis. Itu karena dia nampak mempersulit mereka tanpa alasan.
"Apa bajumu tidak kurang ketat? kamu di sini untuk tampil apa merayu pria?" sindir Sally pada Bella.
Syala dan Neira tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Mulut keduanya menganga tak percaya jika hal itu keluar dari mulut Sally.
"Oh My God. Dia pasti cemburu pada kita. Sejak tadi dia mengomel," bisik Syala.
"Kurasa kamu benar. Lihat saja tubuhnya yang tipis dan tidak memiliki lekukan apapun itu. Kurasa Mr Sei bahkan tidak bernafsu padanya, " jawab Neira. Dia tidak akan ragu menjelekkan Sally agar kesan gadis polos dan baik hati hilang darinya. Sebab yang ia lihat Sally hanya gadis posesif dan egois. Sebagai seorang wanita Neira yakin kalau Sei terpaksa bertunangan dengannya.
"Benar. Sama sekali tidak ada yang bisa dilihat. Seharusnya dia makan lebih banyak agar tidak terlihat terlalu kurus seperti itu," ucap Syala.
Neira mulai curiga jika Sally tidak sakit. Mungkin gadis itu memang ingin terlihat kurus agar dikira sakit dan mendapatkan simpati dari Sei. Tidak salah Neira berpikir demikian, kecemburuannya pada Sally memang membuatnya berpikir negatif dan curiga.
"Kamu benar. Kini aku yakin kalau Mr Sei bertunangan dengan Sally karena simpati dan kasihan," ucap Neira. Ada senyum puas di bibirnya karena ia yakin kalau Sei berbohong. Sei sama sekali tidak mencintai Sally.
"Kalian kenapa masih belum berlatih? Apa kami membayar kalian hanya untuk diam?!" hardik Sally.
Johan yang menyaksikan hal itu tidak tinggal diam. Dia menghubungi Sei karena tidak bisa membiarkan Sally berulah.
"Baik," jawab Neira. Dia ingin membakar rasa cemburu Sally lebih dari ini. Dia pun melepas kaos yang ia kenakan sehingga menampakkan sport bra yang membingkai tubuhnya. Sudah pasti apel besar miliknya terlihat menonjol. Lalu lekukan menyempit pinggang yang ia miliki disusul pinggul yang melebar membuat sosoknya menjadi lebih seksi. Sam dan Syala yang melihatnya bahkan bersiul karena takjub.
"Nice body, girl."
Syala juga tidak ingin kalah, meski ia tidak wah dalam ukuran apelnya tapi ia percaya diri dengan pinggul dan p****t yang ia miliki. Dia pun ikut mencopot atasnya dengan alasan panas. Semua itu untuk membuat Sally kebakaran jenggot.
"Aku juga merasa kepanasan karena berkeringat. Melepas atasan memang lebih baik."
Wajah Sally langsung memerah karena marah. Mereka nampak menyindirnya terang- terangan. Dirinya yang kurus karena diet ketat jelas tidak memiliki pinggul dan apel yang merekah seperti artis di agensinya.
"Kalian ini kenapa pamer tubuh?!" teriak Sally.
Bella dan Syala hampir meledak karena muak dengan tempramen Sally. Jika saja mereka tidak terikat kontrak maka ia akan dengan mudah membalas semua ucapan Sally. Namun karena kontrak sialan itu, mereka harus tahan agar mereka tidak dibiarkan tanpa job dan tanpa gaji, Sebab pekerjaan mereka tergantung dari agensi.
"Ada apa ini? kenapa kamu teriak - teriak?" tanya Sei yang akhirnya muncul di studio.
Sally segera mendekat pada Sei seolah ingin dibela.
"Lihat, mereka membuka baju saat latihan. Jelas- jelas kalau mereka tidak serius. "
Sei melihat kondisi Neira dan Syala. Begitu pula Bella. Dia tidak perduli kalau artis lainnya tidak memakai pakaian atas, tapi dia marah saat Neira melakukan hal serupa. Dia tidak suka tubuh Neira dilihat orang lain selain dirinya.
"Kami kepanasan," jawab Neira.
"Benar, apalagi kami harus mengulang gerakan berkali-kali tanpa istirahat, " dukung Bella.
Sally sangat marah. Dia hendak mengamuk tapi dihentikan oleh Sei.
"Kalian...!"
"Berhenti, kurasa aku tidak bisa mengijinkanmu datang ke studio lagi. Pulanglah, aku tidak ingin kesehatan mu memburuk," perintah Sei.
Sally tentu saja kesal. Dia merasa Sei mempermalukannya. Dengan marah ia berbalik keluar dari studio. Ada satu hal yang ingin ia lakukan agar Sei tidak lagi mengabaikannya dan mempermalukannya seperti sekarang.